33. Jatuh dan Cinta

3.9K 105 2
                                    

Jalanan menuju bandung sudah rengang. Aku dan Topic memang memilih pergi kebandung jam 12 malam. Long weekend seperti sekarang ini pasti akan rapat merayap. Teman teman ku yang lain sebagian sudah ada dipenginapan dan sebagiannya lagi masih belum sampai. Entah sudah berapa kali irma menelpon ku memastikan aku hadir diacara reuni ini. Dia juga sudah ada dipenginapan sejak tadi Sore. Naik pesawat terus naik kereta menuju bandung.

Sampai ke penginapan jam 3 subuh kurasa mereka sudah tertidur. Aku juga tertidur disepanjang perjalanan tadi. Tebak kan ku salah masih ada ALDI , EZA , RIAN dan cowok cowok lainnya yang bermain kartu diteras depan penginapan. Muka mereka sudah tidak beraturan coretan lipstik ada di muka mereka.

"Yang lain mana ?" Tanya ku yang baru turun dari mobil dan langsung menghampiri mereka.

"Didalem tuh udah pada molor. Wanita wanita lemah." Kata Eza sambil tertawa.

"Woy pic sini gabung. Kenalin juga ini temen temen Tiar yang lain." Kata Aldi yang langsung berjalan kearah Topic dan memperkenalkan keteman teman yang lain.

Topic hanya menurut pada Aldi memperkenalkan namanya.

Rian hanya tersenyum. Aku tidak mau memperhatikannya terlalu lama. Mengertilah apa maksudku.

"Lu tidur dikamar atas Tii, ada Irma sama Lisa." Kata Eza .

Mata ku melalak kanget mendengar nama Lisa.

"Emang yang dibawah udah abis kamarnya?"

"Yang dibawah udah diisi istinya Roni sama anak nya, terus Bela sama anaknya , istri Ilham istriii."

"Stoppp iyaudah gua keatas." Kataku memotong ucapan Eza tadi.

Aku berjalan kelantai atas mengetuk pintu yang sudah diberi tau Eza tadi. Lisa yang terbangun membukakan pintunya.

"Hey Lis maaf ya ganggu tadi suruh Eza naik keatas soalnya." Jelas ku saat berjalan masuk kedalam kamar.

"Iya gakpapa kok, dari Jam berapa berangkat?" Tanya Lisa.

"Jam 12 tadi. Gak macet." Balasku.

"Irma mau dibangunin ?"

"Egak usah biarin aja. Kebo memang dia." Kata ku sambil tertawa kecil.

Lisa juga tertawa. Manis. Cantik . Pintar. Baik. Pantas saja Rian Cinta padanya.

Malam ini aku tidak bisa tidur perasaan yang tak tentu arah. Sedikit menyesal bergabung disini. Takut pertahanku runtuh lebih tepatnya.

"Tiar belum tidur?" Kata Lisa dari arah toilet.

"Belum ngantuk sa tadi dimobil udah tidur."

"Suara anak laki laki udah sepi" lagi lagi Lisa memulai pembicaran.

"Iya udah pada tidur kayanya. Udah jam 5 juga kan?"

Lisa hanya mengangukan kepalanya.

"Kamu ada selimut lagi gak sa ? Kasian Topic tidur dibawah dinggin."

Lalu Lisa berjalan kearah lemari , memberikan 1 selimut yang tadi ku pinta. "Ini Tiar." Katanya.

Aku tersenyum dan langsung menerima selimut yang dibawakan Lisa "Makasih sa. Aku kebawah dulu yaa."

aku mencari Topic keruangan tenggah tidak ada, keruang Teve tidak ada, kekamar Eza malah tidak ada orang. "Pasti mereka tidur diteras depan" tebakku dalam hati.

Aku melihat Topic tidur melingkuk kedinginan berbantal tas yang dibawa tadi malam, masih ada coretan lipstik dipipinya. Sepertinya dia kalah main kartu tadi malam. Aku berjalan pelan agar tidak membagunkan siapa pun disini. Kuselimuti Topic dengan hati hati, ku pandangi sebentar wajah damainya. "Entah terbuat dari apa hati manusia ini" kataku dalam hati. Aldi tertidur tepat berhadapan dengan Topic. Tapi aku tidak menemukan Rian disini.

Setelah menyelimuti Topic aku berjalan menuju luar pagar penginapan udara yang sejuk menuntunku berjalan mencari kedamaian.

"Udah bangun?"

Dengan cepat aku membalikan badan ku mencari sumber suara itu. Dan benar Rian sudah ada dibelakang ku, tak tau dari kapan.

Aku hanya membalas dengan senyuman.

"Perhatian banget sih sama Topic, sampe diselimutin gitu." Kata Rian sambil tertawa kecil.

"Tadi aku mau selimutin Aldi juga tapi selimutnya gak muat."

"Tiar Caramel sudah pintar ngeles sekarang." Tertawa melihat kearah ku.

Aku juga ikut tertawa.

"Tiar boleh minta waktunya 30 menit, untuk kita. Cuma 30 menit gak lebih. Rian kangen Tiar."

Duaaaarrrrr mendengar kata "Rian kangen Tiar" membuat pertahanan yang ku buat benar benar runtuh bagai kerkena BOM, tidak ada sisa. otakku menolak tapi hati dan perasaanku mengiginkannya.

Aku melihat wajah Rian tulus, dia tetap sama. Tetap Rian dimasa SD, yang selalu bilang Rian kangen Tiar. "Janji cuma 30 menit."

"Iya. Tunggu 5 menit disini." Katanya yang bergegas pergi entah kemana.

Aku menunggunya sambil berjalan pelan, menuju kebun teh yang masih berkabut. Aku mendenggar suara motor mendekat. Tepat disampingku sekarang, dan betapa terkejutnya aku melihat Rian diatas motor CB 100 dengan jaket jeans nya.

"Tiar aku ramal 2 menit lagi kamu pasti naik kemotor ini." Katanya sambil menahan tawa.

"Sumpah demi apa !! Ini motor kaya dilan kan? Kok bisa sih ???" Kata ku tak percaya.

"Ayok cepet naik."

Dengan tertawa aku naik kemotor yang dibawa oleh Rian itu. Egak tau motor siapa. Yang penting aku sedang menduduki motor dilan. Lelaki impian wanita.

"Pengangan dong biar kaya Dilan."

Aku menurut. Ini benar benar dari hati.

"Kok bisa gini sih?" Tanya ku pada Rian yang sudah mengendarai motornya.

"Katanya suka sama Dilan ? Eeeh tapi Dilannya gak ada, adanya Rian gakpapa ya?"

"Gakpapa disini juga gak ada milea. Adanya Tiar."

"Tapi Rian suka." Kata Rian sambil tertawa. Manis. Menampilkan lesung pipinya.

"Tiar juga suka. Makasih Riannya Tiar." Balas ku mempererat pelukkan ku meletakan kepalaku dipungungnya, sambil tertawa juga.

"Jangan ada yang menyakitimu, nanti orang itu aku tembak."

"Tembak. Aku cinta kamu maksudnya?" Kata ku sambil tertawa.

Motor ini mengelilingi kebun teh. Kabut yang masih menempel membuat suasana disini semakin menyatu pada aku dan Rian. Apakah salah kalo Tiar dan Rian bersama 30 menit saja ?? hanya untuk melepas rindu. Nanti juga sisanya dihabiskan untuk berpura pura lagi.

"Udah abis 30 menitnya. Kita pulang yaa jadi Tiar dan Rian lagi." Kata Rian sambil memegang tanggan ku yang memeluknya.

"Makasih ya Dilan 30 menitnya."

Matahari sudah memunculkan sedikit cahayanya. Jam sudah menunjukan hampir 6 pagi, pasti mereka sudah pada bangun. Aku turun dari motor didepan pagar berharap tidak ada yang melihat aku dan Rian. Rian lanjut untuk mengembalikan motornya.

"Dari mana?" Tanya Topic yang sedang berdiri diambang pintu masuk rumah.

"Keluar. Udaranya enak." Jawabku sebisa mungkin berbohong. "Aku mandi dulu ya."






#jangan lupa VOTE and COMENT guys

Jatuh dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang