Aku tidak pernah melihat Topic sebahagia ini. Membuat ku semakin merasa bersalah atas apa yang aku lakukan 3 tahun terakhir ini, atau mungkin akan lanjut sampai tahun tahun berikutnya. Kurasa tekad ku untuk meninggalkan suruh perasaan ku pada Rian sudah tepat. Irma, Dea bahkan Bunda memuji hasil keputusan ku saat ini. Tapi sepertinya akan menyakitkan untuk hati ku.
Drrrtttt Drrrtttt Drrrtttttt nama Bunda tertulis dibalik handphone yang berdering.
"Iya Bunda?"
"Kamu dimana nak ? teman teman Topic sudah pada pulang ?" Tanya bunda.
"Ini udah dijalan kok bun, tadi abis makan langsung pada pamitan pulang."jelasku.
"Topic mana ?"
"Ada lagi nyetir, kenapa nanti Tiar sampaikan."
"Bilang dia mau pulang kapan ? Kalo mau pulang besok nanti Bunda masakin makan malam spesial ?"
"Iya Bunda. Nanti Tiar tanyain yaa." Kata ku menutup telpon dari bunda.
"Bunda nanyain kamu." Kata ku kembali menaruh handphone ketas kecil yang ku bawa dan melirik kearah Topic yang sedang menyetir.
"Apa kata Bunda ??"
"Mau jadi pulang nanti sore gak ?? Bunda mau masakin buat makan malam."
"Terserah kamu mau pulang kapan ?" Kata Topic balik bertanya.
"Lah kok terserah aku sih."
"Siapa tau kamu masih mau ketemu sahabat kamu." Kali ini nada suara Topic seperti orang cemburu.
Aku tau pasti yang dimaksud Topic adalah Rian. "Engakk !!! Kita pulang sore ini." Membalas ucapan Topic malas.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pura - pura !!
Pelajaran hidup ku bertambah satu.
Bagaimana mengikhlaskan menjadi kewajiban.
Berpura pura adalah temenanya.
Meyakinkan adalah sebuah kesakitan.
Hidup yang berawal dari kepura - puraan akan
selalu diakhiri dengan kesakitan.
Pura - pura tidak mencintai misalnya.Tiar Camela.
Waktu berjalan begitu cepat detik demi detiknya berlalu dengan rasa sakit. tepat seminggu sudah aku menjadi tunangan Topic. Tepat 1 minggu aku mulai belajar mengikhlaskan. Tepat 1 minggu aku merasa lebih sakit dibanding hari hari kemarin. Otak ku berpikir lebih keras dari biasanya. Seperti orang binggung yang kehilangan arahnya.
Entah dari kapan mba Ninda memperhatikan ku, beberapa hari ini juga dia sering complain tentang pekerjaanku. "Tiar lu kenapa?"
"Hah kenapa mba?" Kata ku agar mba Ninda mengulang ucapannya tadi .
"Ikut gua keruangan bentar ?"
Aku mengangguk dan berdiri dari meja tempat kerja ku, berjalan menuju ruangan mba Ninda. Dan duduk tepat didepannya.
"Lu lagi ada masalah kuliah?"
Aku menggelengkan kepala.
"Lagi ada masalah sama kerjaan yang lain mungkin? Biar nanti gua bisa bantu handle kerjaan lu ?"
Aku menggelengkan kepala.
"Ok yang terakhir lu lagi berantem sama Topic ? Gua mau lu ngomong yaa bukan geleng geleng kepala !!" Kali ini nada mba Ninda sedikit menekan ku agar aku menjawab pertanyaan.
Tumpah. Air mata ku tumpah saat ini juga semua perasaan yang ku pendam tumpah menjadi air mata, mengalir begitu saja dengan sendirinya. Bahkan diri ku sendiri tidak bisa untuk mengendalikannya.
Mba Ninda langsung memeluk ku mengelus pungungku tanda aku harus mengontrol tanggisanku, kurasa dia juga binggung kenapa aku menanggis.
"Mba aku, aku binggung dengan perasaan aku, aku gak tau harus gimana. Susah banget untuk ngilangin semuanya." Aku mulai bercerita dengan suara yang diiringgi dengan sesegukan tangisan. "Aku orang paling jahat !! Aku menyakiti orang yang selalu berusaha buat aku bahagia !! Tapi aku gak bisa kasih apa yang seharusnya dia dapetin dari aku. Aku capek bohongin diri aku sendiri !! Aku capek nyakitin hati aku sendiri, aku udah gak tau harus gimana lagi. Bodohnya lagi aku terima menjadi tunangan orang yang aku sendiri gak yakin sama hati aku. Aku akuuu capek pura pura mba." Isakan tanggis ku makin menjadi dipelukan mba Ninda. Bingung benar benar dibuat binggung sama perasaan ku.
"Tiiiaar, jujur gua gak tau apa yang udah lu alamin. Tapi gua ngerti gimana posisi lu sekarang. Lu udah memilih keputusan lu, lu harus jalanin. Berat memang tapi percaya sama gua berat itu hanya diawal aja."
Mba Ninda adalah orang yang selalu mengerti hati seseorang tanpa perlu menjelaskan apa yang sudah terjadi. Pendengar yang baik dan pemberi nasihat yang sanggat baik bikin orang dengar itu adem.
"Thanks mba Nin. Maaf gara gara gua kerjaan jadi ribet."
"Udah gakpapa." Mba Ninda menjawab sambil mengelus lengan ku kali ini. "Harus selalu lu inget yaa masalah apa pun itu waktu yang akan membereskannya. Dan diri lu yang tau kapan masalah itu harus lu akhiri."
Drama dikantor hari ini diakhiri dengan telponnya Topic yang bilang dia sudah ada diparkiran kantor ku untuk menjemput.
"Mba Nin thanks yaa." Kata ku yang melihat mba Ninda jalan menuju pintu keluar.
"Inget ucapan gua tadi yaa." Katanya sambil tersenyum.
Aku juga membereskan meja kerja ku mematikan komputer, merapihkan berkas berkas penting yang harus dikerjakan setelah long weekend . Setelah kurasa rapih aku berjalan menuju parkiran dimana tempat Topic menunggu.
"Selamat sore Tiar Camela." Sapa Topic yang membukakan pintu mobilnya. Dan berlari kecil untuk kembali duduk dikursinya.
"Sore kang somay." Jawab ku dengan senyuman.
"Mau ketemu dosen pembimbing gak hari ini ?"
"Engak minta diganti minggu depan katanya."
Aku memang lagi sibuk menyusun skripsi sekarang, Topic juga sering membantuku atau ikut mengerjakannya juga. Menjelaskan dengan baik bila aku tidak mengerti materinya.
"Kalo gitu nanti malam jadi dong ikut reuni kebandung?"
"Kalo kamu ikut aku ikut."
"Kok gitu ? Itu kan acara kamu Tiar ?"
"Tapi aku mau sama kamu."
Benar memang ucapan ku tadi, aku ingin bersama Topic, tapi karena ingin menghindar dari Rian. Tidak ingin tempok keihklasan ku runtuh begitu saja bila bersama dia.
#selamat malam happy reading 💋 siapa nih yang udah merasa kalo Tiar egois ????? jangggaannn lupa VOTE dan COMENT yaaa !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh dan cinta
Teen FictionJatuh itu sakit,cinta itu indah. maka jangan bermain cinta kalo tidak mau jatuh. . . . Aku masih disini masih menunggu kamu, kamu yang tak akan pernah kembali. . . . Kamu yang tak akan pernah tau bahwa ada seseorang yang mencintai mu lebih dari diri...