46. Jatuh dan Cinta

2.9K 97 17
                                    


"Heeiii" katanya membuyarkan lamunanku.

"Rian". Kataku yang langsung membuka mata
lebar lebar memastikan ini bukan mimpi.

"Kok ngelamun neng ?"

"Dari mana ? Kok gak bilang ?"

Rian menatapku aneh mungkin karena sikapku yang terlalu posesif padanya.

"Abis lari tadi".

"Bajunya pada kemana ?" Tanyaku lagi.

"Dilemari, lu sehat kan ti ?" Sambil memengang keningku dengan telapak tanggannya.

"Apaan sih, dasar cowok gak peka" kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Apa ? Makan ?" Jawab Rian setengah berteriak dari dalam kamar mandi.

"Bukan, itu loh Nangka mau makan buah nangka gak ?" Jawabku berbohong.

"Oh egak."

Aku tersenyum didepan cermin mensyukuri hari yang indah ini "terimakasih tuhan atas nikmatmu pagi ini". Hari ini membuat pagi ku jauh lebih indah. Aku tak tau cara menghentikan rasa ini sekarang, tapi ijinkan aku menikmatinya lebih lama lagi.

Rian sudah kembali dengan pakain yang bisa dibilang rapih dan menghampiriku yang sedang duduk didepan TeVe.

"Mau kemana kita hari ini ?" Kataku yang melihat Rian jalan mendekat.

"Emang kerjanya libur ?"

"Bisa libur kok"

"Itu mah namanya bolos" jawabnya.

"Yan, sampe kapan disini ?" Tanyaku memotong omongannya yang tadi.

"Sampe uang tabungan modal nikah abis". Jawabnya sambil yang diringi tawa.

"Rian serius"

"Sampe puas liat Tiar".

"Riaa...." ucapan ku terpotong saat tiba tiba Rian mencium keningku pipi kanan dan kiriku lalu berhenti tepat didepan bibirku mata ku spontan tertutup saat wajah Rian berada kurang dari 5cm didepan ku.

"Melek kali kaya mau diapain aja". Katanya yang sudah menjauh dari hadapanku.

"Apaan sih". Jawabku gugup sambil berdiri melipat kedua tanganku didepan dada.

"Ngambek".

"Egak".

"Iyaudah kita jalan kemana hari ini ?"

"Ditraktir sama mantan Polisi ?" Kataku yang diiringi tertawa kecil.

"Iya tenang aja". Jawabnya sambil menarik tangganku keluar ruangan.

Setelah memakai sepatu aku mengambil handphoneku yang dari semalam dibiarkan begitu saja disamping TeVe, 3 pangilan tidak terjawab dari nomor tidak dikenal.

"Kenapa ?" Tanya Rian yang mengintip handphoneku dari atas.

"Ada yang nelpon. Tapi gak ada namanya".

"Telpon balik aja".

"Gak usah orang iseng mungkin. Yuk berangkat". Ajakku dengan wajah super duper senang.

Aku meminta agar Rian menyewa satu mobil yang memang disedian oleh shalter untuk pengujung yang datang. Dan tanpa berfikir panjang dia meng-iyakan. Waktu masih menunjukan pukul setengah 8 pagi sudah jelas karyawan dikantor ini belum ada yang datang dan beruntunglah aku karena tidak harus bersembunyi untuk keluar dari shalter. Sebenarnya aku sudah mengirimkan pesan pada Johan jika hari ini aku tidak dikantor aku tugas diluar menemani tamu yang ingin berjalan jalan ke kota padang tapi tidak dibalas, mungkin Johan masih berada di alam mimpinya secara dalam sebulan dia bisa sampai 2 kali dipangil HRD hanya Karena absen kedatangan yang buruk.

Jatuh dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang