16. Malaikat Juga Tahu

1.6K 191 22
                                    

• H U N K A I•
Song by: Dewi Lestari - Malaikat Juga Tahu

Sehun berlari terburu-buru menuju rumah Jongin. Rumah mereka berhadapan, hanya terpisahkan jalan saja. Tapi Sehun langsung berlari dari kamarnya di lantai 2, begitu melihat sebuah mobil berhenti didepan rumah tetangganya itu. Jongin hari ini pulang dari Rumah Sakit.

"Tante, Jongin dimana?" Tanya Sehun dengan nafas masih menderu sehabis berlari.

"Sudah dikamarnya, Sehun-ah."

"Boleh Sehun bertemu, tante?"

"Sepertinya Jongin masih belum mau menemui siapapun." Jawab nyonya Kim sedikit lesu.

Sehun cuma menunduk. Bukan salah Jongin tidak ingin bertemu siapapun. Sehun pun sudah berusaha dengan berbagai cara, sejak di RS. Sehun merasa sedih ketika sahabatnya sejak bayi menolak bertemu dengannya.

Sehun dan Jongin sejak kecil memang selalu bersama. Rumah mereka dekat, usia mereka hanya terpaut 3 bulan saja. Sehun dan Jongin juga memiliki hobby yang sama, menari. Mereka terbiasa bersama-sama sejak kecil.

Tapi kecelakaan menimpa Jongin seminggu lalu. Kakinya di vonis dokter, lumpuh. Jongin tidak akan bisa berjalan lagi. Jongin belum siap menerima kenyataan itu. Karenanya, dia tidak menerima siapapun untuk mengunjunginya. Dia malu orang melihatnya dalam keadaan lumpuh.

*******

Sudah 5 hari Jongin masih mengurung diri di kamarnya. Oemma Jongin pun hanya mengantarkan makanan ke kamar Jongin, —yang tentu saja sangat jarang dihabiskan Jongin. Sehun sedikit khawatir, setiap hari dia berkunjung, pasti dia mendapatkan keadaan yang sama.

Malam ini Sehun tidak bisa menahan diri lagi. Dia ke kamar Jongin walaupun waktu menunjukkan pukul 00.00. Dia memanjat pagar rumah Jongin, dan berjalan dengan mengendap-endap ke depan jendela kamar Jongin.

Tok! Tok! Tok!

"Jongin-ah..."

"Kai-ah..."

"Kau sudah tidur?" Sehun mencoba membuka jendela, terkunci dari dalam.

"Jongin..."

"Kim Jongin..."

"Nini... Aku tau kau belum tidur. Apakah kau mau membukakan jendela ini untuk sahabatmu? Sehun sangat merindukan Nini..." Sehun menghela nafasnya karena tidak ada jawaban.

"Baiklah, kalau kau tidak mau membukanya. Aku tadi mengirimkan video yang bisa kau tonton ke ponselmu. Apa kau sudah menontonnya?"

"Aku juga membawa beberapa buku. Aku meletakkan didepan jendela. Nanti baca ya..." Lanjut Sehun lagi saat tidak ada jawaban dari dalam.

"Kau tau? Aku latihan dance seperti biasa. Aku ingin meraih impian kita bersama, —mengadakan konser tunggal. Bersama denganmu. Tapi aku menjadi sangat tidak bersemangat sekarang. Kau tidak bisa meraih mimpimu, aku pun tak ingin."

"Hhh... Sepertinya aku terlalu cerewet. Besok aku akan datang lagi, semoga kau besok membukakan jendelamu. Good night Nini..." Sehun pun beranjak meninggalkan jendela Jongin. Yang Sehun tidak sadari, Jongin sudah menangis didalam sana hanya mendengar cerita Sehun.

ꜱᴏɴɢ ꜰɪᴄᴛɪᴏɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang