Pagi yang cerah, suasana di ruang makan belum begitu ramai lantaran dua gadis cantik yang merupakan tuan putri di rumah ini belum juga mendatangi meja makan untuk sarapan bersama. Hanya ada papa, mama dan eyang disana, mereka nampak memulai sarapan lebih dulu."Pandu, gimana kelanjutan rencana kamu dengan keluarga Pahlevi?" Tanya eyang Rita kepada putranya yang bernama Pandu. Mendengar pertanyaan itu, mendadak Pandu sekilas melepas senyuman riangnya.
"Kami sudah membahasnya, dan kami sepakat untuk menjodohkan Tasha dengan Verdan putra pertama mereka" jelas Pandu. Eyang Rita tersenyum gembira, kabar ini merupakan kabar yang sangat membahagiakan. Tasha, sang cucu kesayangan yang selalu dimanja olehnya itu akan dijodohkan dengan seorang pemuda tampan putra pertama dari keluarga terhormat. Suatu yang sesuai dengan harapannya.
"Syukurlah kalau begitu, mama sangat setuju dengan perjodohan ini. Tasha dan Verdan akan jadi pasangan yang serasi. Mereka sangat cocok" ungkap eyang Rita, dan Pandu ayahnya Tasha itu pun nampak mengangguk setuju.
"Tapi mas, Tasha kan udah pernah bilang kalo dia gak mau dijodohin, dan dia juga bilang kalau dia sudah punya pacar. Sebaiknya jangan sampai memaksa Tasha mas, aku takut Tasha bakalan berontak, karena kita tau sendiri kalo Tasha itu gak bisa dikekang" ujar Diana selaku istrinya Pandu dan ibu tirinya Tasha. Diana terpaksa angkat bicara, karena ia pikir Tasha akan bersedih kalau dia mengetahui perjodohan ini tetap dilangsungkan.
"Apa maksud penolakan kamu itu Diana?" Tanya eyang seolah menyindir.
"Bu, Tasha kan pernah bilang kalau--"
"Bilang aja kalo kamu lebih setuju Icha yang dijodohkan dengan Verdan, bukan Tasha. Iya kan?" Cetus eyang dengan nada sinisnya. Sontak Diana terkejut, ibu mertuanya ini selalu saja berpikiran buruk terhadapnya.
"Bukan itu maksud aku bu. Ibu jangan mengartikan penolakan aku ini sebagai--"
"Halah! Ibu tau pikiran kamu! Kamu hanya memikirkan anak kamu, kamu nggak pernah perduli dengan Tasha. Ibu tiri selalu nggak adil. Bahkan Pandu pun sampai bersikap tidak adil juga dengan anaknya sendiri"
"Ibu! Apa maksud ucapan ibu?" Pandu sepertinya marah dengan perkataan eyang barusan.
Tiba-tiba suara hentakan langkah kaki terdengar, perdebatan mereka berhenti. Tak lama, sosok pria muda muncul, ia datang seraya mengumbar senyuman hangatnya kepada orang tua dan eyang tercintanya.
"Pagi semua..."
"Hmm ada apa ini? Kok mukanya pada tegang gitu?"
"Nggak ada apa-apa kok. Oh ya Daf, adik-adik kamu udah pada bangun belum?" Tanya Diana yang berusaha mengalihkan pembicaraan. Dafa adalah putra pertama Pandu, sekaligus anak tirinya Diana.
"Bentar lagi mereka turun kok" jawab Dafa seraya mengambil sarapannya.
"KAK DAFAAAA!!!"
Teriakan Tasha dan Icha menggema. Mereka semua terkejut, kecuali Dafa. Dia malah cengengesan, sepertinya Dafa baru saja berbuat jahil kepada kedua adiknya itu. Pandu lantas menatap tajam kearah Dafa, dan Dafa mengerti.
"Cuma iseng pah!" Celetuknya.
Tasha dan Icha berlari ke ruang makan, sampai disana mereka langsung memukul Dafa berbarengan. Keributan pun terjadi, Tasha memukul Dafa dengan tasnya sementara Icha dengan buku tulis yang ia bawa. Tawa Pandu dan Diana pun pecah melihat serunya kelakuan anak-anak mereka. Begitu pun dengan Eyang Rita, suasana tegang telah berubah menjadi penuh tawa riang.
"Hey, udah-udah! Cukup cukup! Ada apa ini hm?" Tanya Diana.
Keseketika keributan pun terhenti. Tasha dan Icha lantas mengambil posisi tempat duduk mereka. Tasha duduk disisi eyang sementara Icha duduk disisi sang mama. Dafa terlihat meprihatinkan, ia nampak mengiris kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...