Trauma

1.9K 71 1
                                    


Keesokan Hari....

"Ayo katakan sesuatu, dimana keluarga kamu? Setidaknya kamu kasih tau aku dimana alamat rumah kamu, aku akan mengabari keluarga kamu" ucap Shakti kepada Tasha yang sedang duduk diatas tempat tidur.

Keadaan Tasha sangat memprihatinkan, usai mengetahui bahwa dirinya mengalami keguguran, Tasha seolah didera shock yang begitu berat, sampai-sampai kini sorot kedua matanya seolah hampa. Tasha terlihat layaknya seseorang yang tengah mengalami depresi yang amat sangat berat. Ia diam, sorot matanya kosong dan terfokus pada satu titik, dia juga enggan bicara, ataupun menatap seseorang yang berusaha untuk bicara padanya. Ya, berkali-kali Shakti berusaha bertanya mengenai keluarganya, namun Tasha tidak menjawab, ia hanya diam dalam jiwa yang hancur.

"Baiklah, kalo gitu siapa nama kamu? Tolong untuk kali ini jawab pertanyaan aku!" Ucap Shakti setelah beberapa pertanyaanya masih saja tak direspon oleh Tasha. Namun apa daya, ternyata hasilnya sama saja. Tasha masih tidak mau bicara.

"Astaga!! Apa yang harus aku lakukan?" Batin Shakti.

**************

Verdan menangis tepat disisi Vano, air matanya berlinangan seiring dengan rasa penyesalan yang teramat dalam dan kini tengah dirinya rasakan. Vano menatap sang kakak yang sedang berduka, rasa bersalah itu semakin berkecambuk dihatinya, semua telah terjadi, kesalahpahaman ini seakan makin melebar dan semuanya terlambat! Ya, telah terlambat.

Icha menatap Verdan yang tengah menangis, hatinya ikut larut dalam rasa sedih yang kini membalut mereka, Verdan dan juga Vano. Tidak pernah Icha bayangkan kalau ternyata selama ini, Vano dan Tasha memiliki masalah yang cukup serius. Bahkan masalah itu pada akhirnya telah berhasil menghancurkan hubungan antara Tasha dengan suaminya yaitu Verdan.

"Kak, tolong maafin gue kak" ucap Vano dengan nada suara yang masih terdengar lemah.

Verdan diam saja, ia seolah masih terisak dalam tangisannya.

"Tasha ngelakuin kesalahan itu karena gue. Gue yang nekan dia sampe-sampe dia ketakutan dan tertekan. Dia ngelukain Icha cuma untuk menghentikan tekanan dan ancaman yang gue lakuin ke dia"

"...Gue yang nyebabin kehancuran rumah tangga lo, gue mohon maafin gue kak!" Imbuh Vano yang masih terus berusaha untuk bicara meski keadaannya masih sangat lemah, bahkan ia pun belum bisa duduk, dirinya hanya mampu berbaring ditempat tidur. Ya, memang perlu waktu yang lama untuk menyembuhkan kondisi Vano.

"Gue gak tau dimana Tasha sekarang" ucap Verdan dengan nada suara yang terdengar serak lantaran habis menangis. Bahkan kedua mata Verdan pun nampak memerah dan dipenuhi oleh air mata.

CEKLEK!!

Tiba-tiba pintu terbuka dan munculah Radhika.

"Tasha pasti di culik Alva" ucap Radhika dengan memperlihatkan wajah paniknya.

Sontak mereka semua terkejut, apa maksud perkataan Radhika? Mengapa Radhika tiba-tiba muncul lalu berkata seperti itu? Dan bagaimana bisa dia berkata seyakin itu bahwa Tasha telah diculik oleh Alva? Pikir mereka.

"Radhika?"

************

Eyang menatap papa Pandu dan mama Diana yang tengah memasuki mobil. Mereka ingin pergi ke rumah sakit untuk menengok Vano, setelah mereka mendengar Vano telah siuman dan sadar. Mereka langsung bahagia dan sangat antusias. Kini mobil sedan putih itu pun melaju pergi meninggalkan perkarangan rumah, eyang masih disana, dibalik jendela ruang utama rumah mewah ini.

"Mereka hanya memikirkan sesuatu yang berkaitan dengan Icha. Sementara Tasha? Mereka gak mikirin dimana dia. Tasha, eyang kangen sama kamu sayang. Kamu dimana, tolong telpon eyang, eyang mohon!" Batin eyang seraya menitihkan air mata.

Kasih Sayang (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang