Hari pertunangan semakin dekat, segala sesuatu yang diperlukan untuk acara pertunangan Verdan dan Icha telah disiapkan. Semuanya sudah tersedia, undangan pun sudah tersebar merata. Kini mereka hanya tinggal menunggu hari. Tepatnya tiga hari lagi, pertunangan ini agak digelar.Tasha nampak menutup telpon, ia baru saja menelpon seseorang. Entah siapa yang ia telpon, tapi sepertinya Tasha terlihat senang sekali. Ia nampak begitu tersenyum lebar, seolah ia baru saja melakukan sesuatu yang sangat membuatnya bahagia.
"Acara pertunangan yang menyedihkan" ucapnya enteng seraya tersenyum evil.
Tiba-tiba eyang datang ke kamarnya Tasha, kedatangan eyang lantas membuat Tasha menatap kearah sang eyang yang terlihat kesal sekali. Ada apa? Kenapa eyang terlihat sangat kesal seperti itu?
"Rumah ini seperti neraka! Disana disini disitu, dimana-mana sibuk! Mereka semua lagi sibuk menyiapkan hari pertunangan tuan putri dirumah ini. Oh ya ampun! Eyang bener-bener gak abis pikir. Anak kampungan itu selalu mendapatkan keberuntungan!" Omel eyang.
Tasha tersenyum, "Ya ampun eyang, kenapa harus marah-marah gitu sih? Eyang kan bisa ikutan sibuk, ya bantu-bantu gitu! Hari bahagia untuk Icha kan akan segera datang, tuan putri itu akan menjadi ratu dimalam pertunangannya" ucap Tasha yang bermaksud untuk menyindir.
"Daripada eyang bantuin mereka, lebih baik eyang tidur. Kamu ini gimana sih Tasha, kenapa kamu gak ngegagalin pertunangan ini hah? Kamu malah nyantai-nyantai aja. Kamu emang gak bisa bertindak, kamu gak secerdik eyang! Harusnya--"
"Hussst!! Jangan remehin aku eyang. Kita liat aja nanti"
Eyang terdiam, ia menatap lekat wajah cucu kesayangannya itu. Jika Tasha bersikap seperti ini, biasanya dia memiliki sesuatu yang sengaja di rahasiakan. Apa itu? Tapi jika eyang bertanya, Tasha pasti tidak akan memberitahunya.
************
Mama Wilda shock, segerombolan pihak badan narkotika nasional mendatangi kediamannya pada siang hari ini. Bagaimana tidak shock? Mereka meminta izin kepada mama Wilda untuk menggeledah rumah ini. Tentu sebagai warga negara yang baik, mama Wilda pun langsung mempersilahkan mereka masuk lalu menggeledah rumahnya.
"Usahakan jangan sampai ada keributan" ucap sang komandan memberi peringatan.
Mama Wilda nampak tegang sekali, "Ya Allah, semoga gak terjadi apa-apa" batinnya.
"Dimana kamar anak nyonya yang bernama Vano Pahlevi?"
"Van,vano? Ada dengan anak saya? Kenapa bapak-bapak ini--"
"Maaf nyonya sebelumnya, kami mendapat laporan mengenai tindakan melanggar hukum yang dilakukan putra nyonya yang bernama Vano, kami harus menggeledah kamarnya"
"Anak saya nggak mungkin terlibat kasus seperti ini pak, siapa yang melapor?"
"Maaf nyonya, sebelum kami melakukan penggeledahan, kami ini sudah mencoba mendalami laporan terlebih dahulu, tolong izinkan pihak kami bekerja. Kami memohon sikap koperatif nyonya"
"Hm, baiklah, mari silahkan, biar saya tunjukan"
Mama Wilda sangat takut, ia merasa tidak sanggup menghadapi pihak BNN yang sedang menggeledah rumahnya. Ia sedang sendiri, Verdan kebetulan tidak ada di rumah, ia masih berada dikampus. Sementara Vano nampaknya masih tidur didalam kamar.
TOK...TOK...TOK...
"Vano!!" Mama mengetuk pintu kamar Vano.
"Van, tolong buka pintunya!" Pinta mama.
"Ada apa mah?" Tanya Vano yang kedengerannya baru saja bangun dari tidur.
"Buka pintunya sayang, mama mau bicara" ucap mama Wilda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...