Beberapa hari kemudian...-Kampus-
Langkah Verdan terhenti, ia nampak mendengar sesuatu. Tadinya ia ingin pergi ke ruang TU, ada administrasi yang perlu ia selesaikan disana. Namun, seketika langkahnya berhenti saat ia mendengar suara nyanyian seseorang. Suara merdu itu berasal dari ruang musik. Siapa yang bernyanyi? Kenapa ia mendadak tertarik mendengar suaranya. Pikir Verdan.
Lantas, Verdan pun mencoba melihat kedalam ruang musik kampus ini. Dengan perlahan ia mencoba membuka pintu ruangan tersebut. Dan akhirnya, rasa penasaran itu terjawab. Ia mengetahui siapa pemilik suara merdu itu, ternyata Tasha orangnya. Ya, lihatlah! Saat ini Tasha nampak duduk disebuah kursi, ia nampak memainkan alat musik gitar. Ya, Verdan baru tau kalau Tasha punya kemampuan bermain gitar, sebelumnya ia tidak mengetahui hal ini.
Beradu dalam jiwa lena dalam rindu
Hanya kasih dan sayang membuai khayalanku
Izin ku meyelami segenap penjuru
Agar tak mungkin cinta terus membekuKini berlalu semua kenangan
Sepi berlagu membelai perasaan
Tanpa ku sedari kau menghilang
Bersama bayangan
Airmata ku menjadi saksi kerinduanCinta amat mendalam tidak kesampaian
Dikau kini di awangan tak tercapai tangan
Detik-detik yang manis kekal di ingatan
Sebagai manisan bunga
Bersemi di dalam impianPROK! PROK! PROK!
Verdan bertepuk tangan, lantas Tasha terkejut. Verdan pun menunjukan dirinya dan ketika Tasha tau bahwa Verdan lah yang memberikan tepukan tangan tersebut, lantas senyum di bibir Tasha pun terukir.
"Veer?"
"Suara kamu bagus loh" pujinya seraya mendekati Tasha.
"Thanks" jawab Tasha sambil menaruh gitar yang tadi dipangku olehnya.
"Tapi tunggu? Lo bilang apa tadi? 'kamu' hahaha. Kaku amat"
Verdan terkekeh, "Kenapa? Gak boleh?"
"Ya boleh aja sih. Cuma kedengarannya kaku gimana gitu"
"Oh iyaa, coba liat!" Verdan meraih kertas yang berada diatas meja.
"Lagu kamu? Hm, maksud aku karangan kamu?"
"Iyaa, beberapa bulan yang lalu gue ngarang lagu ini"
"Oh iya? Apa judulnya?"
"Beradu di khayalan" jawab Tasha seraya sedikit merendahkan nada suaranya.
Verdan lantas menatap Tasha, dan ia pun mendapati rona kesedihan diwajah gadis itu. Kemudian ia mencoba kembali melihat lirik lagu ciptaan Tasha. Ia membaca setiap bait yang terdapat dalam lagu tersebut, dan setelah itu ia berhasil memahaminya.
"Lagu yang gue ciptain, setelah Sam meninggal!" Cetus Tasha.
Verdan bungkam, ia memahami kesedihan Tasha, kemudian ia pun duduk disisi Tasha. Jarak mereka dekat sekali. Verdan mencoba fokus pada wajah Tasha yang sejak tadi tertunduk penuh kesedihan.
"Maaf.." ucap Verdan.
Tasha lantas menatapnya dan tersenyum, kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Semua udah terjadi"
Ternyata, tanpa Verdan dan Tasha tau, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan mereka. Kebetulan, saat Verdan masuk, Verdan lupa menutup pintu ruangan tersebut, sehingga seseorang yang tak sengaja melewati depan ruang musik ini pasti akan melihat kebersamaan Tasha dan Verdan disana.
"Icha!" Tegur seseorang.
Icha terkejut, ia langsung berbalik ke belakang.
"Hm, kak Dafa?" Icha mendadak cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...