"Saya terima nikah dan kawinnya Tasha Ramdanu binti Pandu Ramdanu dengan mas kawin seperangkat alat sholat serta emas seberat 25 gram dibayar tunai!""Bagaimana saksi?"
"Sah!"
"Alhamdulilahirobilalamin!"
Proses ijab kabul pun usai, dua insan ini telah resmi menjadi pasangan suami istri. Tasha dan Verdan, keduanya tidak akan pernah melupakan hari ini, hari dimana mereka dipersatukan dalam sebuah ikatan yang kuat dan sakral yaitu ikatan pernikahan.
Semua anggota keluarga terlihat bernafas lega, beban yang berhari-hari mereka rasakan sebelumnya kini seolah sedikit terangkat, Pandu misalnya, kini beliau terlihat mampu tersenyum tenang setelah sebelumnya ia tak bisa tersenyum seperti ini. Tashanya, putrinya, tuan putri dihatinya, ya, kini dia telah menjad milik orang lain.
"Silahkan pakaikan cincinnya!" Ucap penghulu.
Kini proses pemakaian cincin tengah berlangsung. Pertama, Tasha memakaikan cincin tepat pada jari manis Verdan, lalu kemudian kebalikannya, giliran Verdan yang memakaikan cincin perkawinan di jari manisnya Tasha. Keduanya terlihat menggunakan busana pengantin tradisional yaitu busana pengantin adat minang berwarna merah cerah. Ya, karena kebetulan pihak Tasha merupakan keturunan asli minang.
"Semoga kamu bahagia Veer! Aku mohon jaga Tashaku, jaga dia baik-baik, lindungi dia dan berikan dia seluruh cinta yang kamu miliki. Jangan biarkan satu titik luka dihatinya. Sekarang kebahagiaan Tasha seutuhnya berpangku pada tanggung jawab kamu Veer. Kamu memilikinya, kamu memiliki kakak aku!" Batin Icha seraya menatap Verdan dan Tasha yang sedang menandatangi surat nikah mereka.
Mata Icha terlihat berkaca-kaca, ya mata tersebut menunjukan bahwa Icha sedang berjuang mengukuhkan hatinya agar ia terus bertahan pada keikhlasan yang sedang ia tanamkan pada hati sanubarinya.
Vano menatap wajah Icha, ia langsung mendapati binar dikedua mata gadis itu. Ia pun tersadar, ia menyadari bahwa sebenarnya Icha sedang berjuang melawan rasa sakit dihatinya karena Verdan telah resmi menjadi suaminya Tasha. Itu wajar, melupakan Verdan tentu tidak semudah membalikan telapak tangan.
"Gue bisa liat betapa cintanya lo sama kakak gue cha. Gue bisa liat dari mata lo saat ini, tapi kenapa? Kenapa lo pergi ninggalin kakak gue? Lo putusin gitu aja rencana pertunangan itu. Sekarang gue sadar, pendidikan dan karir bukan alasan utama lo. Gue yakin, lo punya alasan lain, tapi apa? Gue pengen tau cha!" Batin Vano.
"Mereka pasangan yang serasi" ucap Prita yang duduk bersebelahan dengan Dafa.
Dafa meliriknya lalu kemudian ia pun tersenyum getir, "Entah sampai kapan kebencian aku ke Verdan bisa berubah, yang aku lihat saat ini adalah dia! Dia menghancurkan hidup adik aku. Harusnya Tasha bahagia, tapi coba lihat matanya, dia seperti menompang beban. Tasha nggak bahagia! Adik aku nggak bahagia" ungkap Dafa. Prita pun bungkam seraya menatap wajah Dafa.
"Kita nggak tau apa yang akan terjadi di hari esok kan? Kebahagiaan Tappu akan dimulai, percayalah, Tuhan pasti telah merencanakan kebahagiaan untuk adik kamu, untuk sahabat aku, Tappu" ungkap Prita dengan senyum penuh ketulusan.
************
Beberapa Hari Kemudian...
Seluruh keluarga Ramdanu sedang menyantap sarapan pagi bersama, tapi pagi ini terasa sangat berbeda dari pagi sebelumnya. Jika kemarin, Tasha masih ada di tengah mereka, dan Verdan pula ikut bergabung sebagai anggota keluarga. Tapi sekarang berbeda, karena semalam Verdan membawa Tasha pulang ke rumahnya.
Setelah menikah Verdan dan Tasha sempat tinggal di rumah keluarga Ramdanu untuk beberapa hari saja, tapi setelah itu, Verdan menuruti keinginan sang mama, mama Wilda menginginkan Verdan dan Tasha tinggal di rumahnya saja. Itu sebabnya, semalam Verdan membawa Tasha pulang, dan Tasha menuruti keinginan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...