Kembalinya Alva

1.9K 63 0
                                    


Beberapa Bulan Kemudian....

"Sorry, aku telat!" Ucap Icha seraya duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan Vano. Saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe bernuansa out door, cafe tersebut berada tidak jauh dari rumahnya Icha.

"Padahal rumah kamu lebih deket sama cafe ini, tapi kenapa kamu yang telat ya?" Sindir Vano sambil memperlihatkan tawa renyahnya. Icha terkekeh, ya itu memang kebiasaan Icha. Dia kan sering sekali tidak tepat waktu.

"Sorry van.."

"Iya iya, santai aja"

"Yaudah, buruan! kamu mau ngomong apa?" Icha langsung to the point.

Vano tersenyum, kemudian ia pun memegang lembut salah satu tangan Icha.

"Hm, gini, kita kan belum ngomong sama keluarga soal hubungan kita, kita tuh nunda-nunda mulu untuk bicara tentang hubungan kita dan juga tentang rencana pernikahan kita" ujar Vano dengan serius.

"...jadi aku tuh kepengen ngajak kamu untuk ngasih tau ke mereka soal hubungan dan juga rencana kita" jelasnya seraya menatap lekat wajah Icha.

Icha pun menyunggingkan senyuman manisnya, "Secepat ini?"

"Ya tunggu apa lagi coba? Sayang! Emangnya kamu gak mau kita cepet-cepet nikah gitu kaya kak Verdan dan Tasha, terus kaya kak Dafa dan kak Prita? Hmm, kamu nggak mau?" Tanya Vano bertubi-tubi.

"Hmm, gimana ya?" Icha tampak ragu-ragu.

Vano terdiam. Seketika ekperesinya berubah.

"Jadi kamu belum siap untuk nikah?" Tanya Vano dengan tegas.

Icha terdiam, ia ragu untuk menjawab pertanyaan Vano. Namun dari sorot matanya, Icha seolah mengatakan kalau ia memang belum siap jika harus menikah dalam waktu dekat ini. Dan ternyata Vano dapat membaca hal tersebut.

***********

Mama Wilda menghampiri Verdan yang sedang menemani Nasya putri kecilnya bermain di ruang tv. Kelihatannya mama tengah memendam amarah. Ya, karena tadi mama melihat Tasha sedang tertidur pulas dikamar, sementara Verdan malah mengasuh putrinya disini.

"Kamu tuh jadi suami bodoh banget sih Veer" protes mama.

Verdan pun terkejut dan bingung, "Kenapa lagi sih mah?" Ucapnya.

"Kamu ngasuh Nasya, sementara istri kamu malah tidur nyenyak dikamar. Hari ini kamu juga nggak kekantor kan? Mama nggak habis pikir sama kamu, kamu tuh--"

"Mah, Tasha lagi sakit, mangkanya aku nggak kerja, semalem dia demam. Mungkin dia kecapean, jadi untuk hari ini aku ngebiarin Tasha istirahat. Biar aku yang ngurus Nasya" jelas Verdan.

"Alasan! Istri kamu kan memang pemales!" Sindir mama.

"Mah, tolong---"

"Apa hmm? Kamu mau bilang, tolong jangan hina istri aku! Iya kan? Semenjak kamu punya istri, kamu tuh gak pernah dengerin mama. Kamu cuma dengerin kata-kata istri kamu! Kamu berubah, kamu bukan Verdan yang mama kenal!!"

"Mah, astaga! Kenapa mama selalu berpikiran seperti itu sama aku, aku ini anak mama, tentu aku sayang sama mama, dan juga menghormati mama"

Ketika Verdan dan mama sedang terlibat perdebatan. Tiba-tiba Calista datang, ia menghampiri keduanya yang terlihat tengah bermasalah. Lantas, kehadiran Calista membuat mama dan Verdan terdiam, ia memilih enggan melanjutkan perdebatan itu.

"Tante.." sapa Calista.

"Iya sayang? Wah, kamu rapih banget. Mau kemana?" Tanya mama.

"Aku mau ketemu sama temen aku. Aku izin keluar ya tante?"

Kasih Sayang (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang