"Gue kangen sama lo" ungkap Verdan seraya memeluk sang adik.Vano tersenyum didalam pelukan sang kakak, rasanya mengharukan sekali berada disuasana ini. Vano yang telah kembali dari kota London itu seolah membawa kebahagiaan didalam rumah keluarga Pahlevi, seakan kebahagiaan itu mekar diantara hati mereka terutama mama, papa dan Verdan.
"Lo jahat kak! Lo jarang banget ngubungin gue" ujar Vano usai melepaskan pelukan kerinduannya itu. Verdan menggeleng sambil terus menyunggingkan senyuman, "Gue? Jarang ngubungin lo? Eh, adanya lo itu yang selalu sibuk kalo gue ngubungin. Malah nyalahin orang lagi lo!" Omel Verdan.
Keakraban pembicaraan Verdan dan Vano lantas membuat mama dan papa tersenyum.
"Sudah, bukan waktunya untuk berdebat" sahut papa.
"Oh iya kak? Mana Tasha?" Tanya Vano.
Verdan terdiam, sementara mama langsung saja melontarkan rona wajah yang tak mengenakan saat Vano menanyakan sosok Tasha yang merupakan istri dari sang kakak, itu berarti Tasha adalah kakak iparnya.
"Ada dikamar, lagi nemenin Nasya tidur" jawab Verdan.
"Selamat datang Vano!" Suara Tasha terdengar.
Vano langsung melihat kearah asal suara, disana tepatnya didekat tangga, terlihat Tasha yang tampak berdiri seraya menggendong putrinya. Verdan tersenyum saat melihat kehadiran Tasha, begitu juga dengan papa, tapi tidak dengan mama, mama terlalu over dalam menunjukan kebenciannya pada sang menantu satu-satunya itu.
Vano masih terdiam, tapi ada senyuman kecil yang menghiasi wajah tampannya. Kini, Tasha pun mulai melangkah mendekati Vano, adik iparnya. Ada sesuatu yang tiba-tiba membuat perhatian Vano teralihkan, Ya! Nasya. Vano tampak menatap Nasya yang tengah melambai-lambaikan tangan mungilnya seraya tersenyum lucu kepadanya.
**************
"Ayo dimakan lagi"
"Mama! Udah dong, Icha tuh udah kenyang"
Papa Pandu tertawa, begitu juga dengan Dafa dan sang istri. Mereka semua berkumpul di ruang makan, karena siang ini, putri cantik dirumah besar ini telah kembali dari kota London. Ya, Icha telah kembali, semua pun berbahagia menyambut kedatangannya.
"Katanya kamu kangen sama makanan buatan mama. Kenapa makannya cuma sedikit? Ayo makan lagi! Mama pengen puas-puasin nyuapin anak mama yang paling cantik ini" cerocos mama dengan sangat antusias.
"Tapi aku kenyang! Aku tuh sebelum pulang ke rumah ini, aku udah makan diluar bareng Vano. Jadi perut aku kenyang banget" jelas Icha yang sudah tidak mau makan lagi.
"Jadi kamu dan Vano pulang bareng?" Tanya Dafa.
"Iya kak. Kita tuh--"
"Terus kenapa kamu gak bilang kalo hari ini kamu bakalan pulang hmm?" Tegur papa setelah memotong perkataan Icha. Lantas Icha menatap sang papa seraya tersenyum agar papa tidak marah padanya karena ia tidak memberitahu siapapun tentang kepulangannya.
"Tau nih kamu, kalo kita tau kamu bakalan pulang, kita kan bisa jemput kamu dibandara. Ini mah tau-tau nongol didepan rumah, hampir aja kakak kira ini cuma mimpi. Abis kamu kan bilang kalo kamu bakal disana enam bulan lagi. Nih anak mulai pinter bohong nih" cerocos Dafa dan berhasil membuat Icha tertawa lirih.
"Aku kan mau ngasih surprise ke kalian semua" jawab Icha.
"Ohw ohw! Tuan putri sudah pulang rupanya!!" Ucap seseorang yang langsung berhasil membuat suasana bahagia ini berubah menjadi tegang. Ya, eyang Rita. Dia datang seraya mengatakan kalimat sindiran. Eyang belum berubah juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...