Tasha melangkah meninggalkan rumah sakit, ia masih memakai kerudung hitam dan wajahnya pun sedikit ditutupi oleh kerundung yang dikenakannya. Tasha sedang menyembuyikan diri dari banyak orang. Ia tidak mau kalau ada orang yang mengenalnya lalu orang itu melihat keberadaannya disini. Apalagi kalau yang melihatnya adalah Verdan dan keluarganya sendiri.TAP!!
Tiba-tiba langkah Tasha berhenti sesaat setelah ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Sontak ia merasa kaget bukan main, lantas ia pun mencoba menoleh untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya tadi. Seraya terus menutupi sebagian wajahnya, Tasha pun menoleh kebelakang.
"Tasha!" Ucap Alva sambil tersenyum evil.
Tasha pun terkejut, rupanya Alva ada disini dan dia berhasil mengenalinya.
"Meskipun kamu nutupin seluruh wajah kamu, aku bisa merasakan kehadiran kamu. Karena hati aku bisa mengenali setiap detak jantung kamu." Ucapnya dengan penuh percaya diri.
"Kamu pasti pelakunya kan?" Tanya Tasha dengan nada suara yang pelan namun terdengar tegas. Alva pun tersenyum, ia juga mencoba untuk membuka bagian selendang yang sengaja menutupi sebagian wajah Tasha.
"Jangan sentuh aku!!" Tegas Tasha sambil menepis tangan Alva.
"Kenapa kamu gak dateng ke aku? Setelah Verdan ngusir kamu harusnya kamu datang ke aku dan aku akan menjamin segalanya untuk kamu, cinta, kasih sayang, harta, kebahagiaan, semuanya! Kenapa Tasha? Kenapa kamu masih nolak aku hmm?" Ungkap Alva yang terlihat seperti seorang psikopat.
"Lebih baik aku mati dari pada aku harus hidup dengan orang gila seperti kamu!"
"Oh iya? Tapi hari ini aku nggak akan ngelepasin kamu"
DEG!!
Tasha terkejut, perasaan takutnya pun muncul. Bagaimana kalau Alva melakukan sesuatu padanya. Oh tidak! Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Namun apa yang bisa Tasha lakukan? Berteriak? Tidak! Kalau ia berteriak, akan ada keributan dirumah sakit ini, jika itu terjadi, kemungkinan besar Verdan dan yang lain akan mengetahui keberadaan dirinya disini. Jika berteriak bukanlah solusi, kini hanya ada satu cara untuk menghindari Alva, yaitu melarikan diri.
Dan dengan cekatan, Tasha pun melakukannya.
"Tasha!" Teriak Alva sesaat setelah Tasha berlari menghindarinya.
"...Mau lari kemana kamu?" Batin Alva, lalu kemudian mengejarnya.
************
Tasha terus berlari menghindari Alva, sekuat apapun ia berusaha namun rasanya usaha itu akan berakhir sia-sia karena kini bukan hanya Alva yang mengejarnya, tetapi juga beberapa pria yang merupakan suruhan Alva untuk menangkapnya.
Tetapi meskipun begitu, Tasha bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Ia terus saja berlari, hanya saja dia salah memilih jalan. Karena panik, ia berlari saja tanpa berpikir untuk mengambil jalur yang aman.
Namun sayangnya, Tasha malah berlari menuju ke sebuah tempat yang sepi lantaran kanan dan kiri jalan tersebut hanya dipenuhi oleh pepohonan hijau ditambah saat ini waktu sedang larut malam.
"Hhh, hh,hhh..." Nafas Tasha terdengar tak beraturan.
Dan tiba-tiba saja....
BRAAAKK!!!!
Sesuatu menghantam tubuhnya. Hingga tubuh itu terpental beberapa meter lalu ambruk seketika. Dan tubuh Tasha pun tergeletak disana sesaat setelah sebuah mobil sedan hitam yang melaju kencang itu menghantam tubuh kecilnya lalu membuat tubuh itu terpental lumayan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...