Icha dan Vano berada di tengah-tengah kebun singkong, mereka sedang jalan-jalan disana. Kuda yang mereka tumpangi sengaja mereka ikat didekat ladang rumput, supaya kuda tersebut bisa beristirahat sembari memakan rumput disana. Sementara sambil menunggu kuda beristirahat, Vano dan Icha memilih jalan-jalan menyusuri kebun singkong yang terdapat tidak jauh dari ladang rumput tersebut."Cha, lo pernah naksir cowok gak?" Tanya Vano to the point.
Langkah Icha pun terhenti, ia langsung menatap bingung ke arah Vano. Sementara Vano nampak tak masalah jika Icha menatapnya seperti itu, karena apa? Karena Vano memang tipe orang yang santai.
"Jawab dong! Malah ngeliatin gue!" Protesnya.
"Kepo banget sih kamu" ucap Icha sewot.
"Ye, ditanya baik-baik malah jawabnya sewot!"
"Ya abisnya kamu kepo, emangnya kenapa kalo aku pernah naksir cowok ataupun gak pernah naksir cowok? Kamu mau ngeledek aku gitu?"
"Eh, kok malah balik nanya sih! Pertanyaan gue yang tadi aja belum lo jawab!"
"Kalo aku nggak mau jawab gimana?"
"Yaudah gak usah sewot!"
Icha diam, dan perdebatan pun terhenti. Kini suasana kembali hening, dan mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka mengitari kebun singkong yang lumayan luas ini.
Beberapa menit kemudian...
Lama mereka tak saling bicara, hingga akhirnya Vano menemukan sebatang pohon singkong yang kelihatannya sangat mudah untuk dicabut. Vano langsung memiliki ide, entah kenapa ia ingin sekali mencabut pohon tersebut.
"Lo suka makan singkong dibakar gak?" Tanya Vano.
"Nggak, aku nggak suka" jawab Icha.
"Dulu, kalo gue sama kak Verdan lagi maen ke kampung nenek, gue sama kak Verdan suka ngambil singkong dari kebunnya kakek. Terus singkong itu kita bakar, dan rasanya enak banget. Ngeliat pohon singkong gini, gue jadi pengen nyabut terus bawa singkongnya ke villa" ungkap Vano.
Icha terkejut!
"Hah? Jangan van! Sembarang kamu. Ini kebun orang, ntar kalo nyabut sembarangan, kita bakal dituduh maling!" Omel Icha. Vano terkekeh, maling? Siapa yang akan menuduh mereka, sementara disini sangat sepi, tidak ada yang melihat.
"Kan nggak ada yang liat"
"Iya sih, tapi--"
"Ah bodo!"
Vano yang usil itu memang menyebalkan. Ia tidak menggubris kata-kata Icha, lihatlah! Kini, ia berani mencabut salah satu pohon singkong yang ia incar itu dengan menggunakan kayu-kayu seadanya yang tergeletak di tanah. Vano mencongkel-congkel tanah yang ditanami singkong tersebut, sontak Icha pun menjadi panik.
"Vano! Jangan! Kamu apa-apaan sih hah! Ntar kita dimarahin sama pemilik kebun ini! Vano!!" Omel Icha bahkan Icha pun membentaknya, tapi Vano tidak perduli, ia terus berusaha mencongkel tanah supaya ia bisa mengambil buah singkong yang ada didalam tanah.
"Vano! Ih kamu ini bikin malu aja deh"
"Aduh cha, lo jangan banyak ngomel, udah diem aja!"
"Bodo ah, aku balik aja. Aku nggak mau dituduh maling"
"HEH!!"
Suara pria berteriak berhasil mengejutkan mereka berdua. Icha dan Vano melihat kearah asal suara, dan ternyata sang pemilik kebun ini memergoki mereka. Vano langsung berdiri, ia menyudahi aksinya. Sementara Icha panik sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...