BUKKK!!!"Cepet bilang, dimana Tasha hah!! Lo nyulik dia kan?" Teriak Verdan setelah dirinya menendang wajah Alva sekuatnya. Kemarahan Verdan seolah mendorongnya untuk bertindak keji seperti ini, lihat saja, wajah Alva dipenuhi darah segar. Ya, sejak tadi Verdan menyiksanya tanpa ampun.
"Gue nggak nyulik dia, gue gak tau dimana dia! Gue--"
BUKKKK!!!
Verdan kembali menendang wajah Alva dengan sangat kuat.
"Argh..."
"Sekali lagi gue tanya, dimana Tasha! Dimana dia hah!!" Teriak Verdan penuh amarah.
"Gue gak nyulik Tasha, gue gak tau dimana dia! Tapi yang gue tau, Tasha pernah mengalami kecelakaan. Dia kecelakaan di dekat rumah sakit, dia ketabrak mobil dan--"
Perkataan Alva terhenti usai Verdan menarik kerah bajunya dan kemudian mencekiknya dengan sangat kuat. Ia tampak kesakitan, wajahnya sudah babak belur, ditambah darah segar makin bercucuran. Alva kini tak berdaya, ia tidak bisa melakukan perlawanan dikarenakan kini tangannya telah diborgol oleh sekawanan polisi gadungan itu.
"Dia kecelakaan? Dan itu penyebabnya adalah elo. Iya kan?" Tekan Verdan.
Alva tak menjawab, ia diam saja.
Verdan pun lekas mengambil ponselnya dan tampak menelpon seseorang. Rupanya Verdan menelpon orang suruhannya untuk mencari tau tentang kecelakaan itu. Sementara Alva sendiri terlihat semakin memprihatinkan, wajahnya babak belur dan dipenuhi darah segar.
*************
Shakti telah membawa Tasha ke rumahnya, kedatangannya bersama Tasha tentu disambut hangat oleh ibunda Shakti. Beliau sudah mengetahui perihal masalah yang kini Shakti hadapi, itu sebabnya ia tidak keberatan jika putranya itu membawa Tasha kemari.
"Selamat datang dirumah kami, hm, ayo biar tante anter kamu ke kamar" ucap mama Suhani ibundanya Shakti. Mereka hanya tinggal berdua saja dirumah ini, tentu bagi mama sangat membahagiakan jika Tasha datang dan tinggal dirumah ini. Ia tidak akan kesepian lagi.
Kini Tasha dan mama Suhani sudah pergi, tinggalah Shakti disana, di ruang tamu, ia tampak sibuk memainkan ponselnya. Dan kemudian ia pun terlihat menelpon seseorang, entah siapa yang ditelpon olehnya.
"Jika ada yang bertanya tentang pristiwa kecelakaan itu, saya mohon jangan katakan apapun. Karena saya gak mau ada wartawan yang sampai tau kasus ini lalu kasus kecelakaan ini dijadikan bahan berita" ucapnya.
"...."
"Iya, baiklah. Terima Kasih..."
*************
"Lo tau va, apa yang ada dipikiran gue saat gue tau lo adalah pembunuh bokap gue? Hm! Yang ada dipikiran gue adalah gimana caranya gue bisa ngabisin nyawa lo sama seperti lo ngabisin nyawa bokap gue!!" Tegas Verdan sambil menatap Alva yang berada dihadapannya dengan keadaan tubuh yang lemah dan berlumuran darah.
Alva sudah tak berdaya lagi, Verdan telah memperlakukannya dengan sangat keji.
"Lo bukan cuma ngabisin nyawan bokap gue, tapi lo juga udah bikin Vano celaka bahkan hampir mati! Itu sebabnya gue ngerasa hukuman di negara ini gak cukup untuk nebus semua kesalahan lo!!" Imbuhnya.
"Jadi lo mau ngebunuh gue?" Tanya Alva dengan nada suara yang lemah.
Verdan tak menjawab, lalu kemudian Alva tersenyum licik.
"Silahkan Veer, bunuh gue sekarang juga! Gue gak takut!" Ucap Alva sambil menunjukan senyuman liciknya.
Verdan pun mengeluarkan pistol, lalu ia langsung mengarahkan pistol itu pada bagian kepala Alva. Amarahnya yang membara itu seakan telah mendorong jiwa Verdan untuk melenyapkan nyawa seseorang yang ada dihadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Hayran Kurgu"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...