Vano Tertembak

1.8K 66 0
                                    


Daerah pinggiran hutan...

Tasha melangkah perlahan seraya menatap lekat sosok yang tergeletak disana, kedua bola matanya menyiratkan rasa tak percaya, air mata seakan ingin jatuh saat kedua mata itu mendapati cairan merah segar yang terus mengalir pada bagian kepala sosok pria tersebut.

Dan kini langkah Tasha terhenti pada jarak yang sangat dekat dengan pria yang tak berdaya itu. Tasha terus menatapnya, sementara pria itu tampak melambaikan tangan, meminta agar Tasha membantunya yang kini makin tak berdaya.

"Taa, ta, tasha.." suaranya terdengar lemah.

BRUK!!

Tasha menjatuhkan tubuhnya, ia memegang tangan itu, tangan yang meminta uluran darinya. Darah segar terus saja mengalir dari kepala pria tersebut, jiwanya semakin melemah, namun kedua matanya masih terbuka.

"Vano?"

"Sha, aku, a, a, aku--"

Dan kedua mata itu pun akhirnya tertutup rapat.

"Van, vano bangun!!" Teriak Tasha.

Namun daya itu telah menghilang, Tasha bisa merasakannya, karena kini tangan yang menggenggamnya tersebut mulai kehilangan kekuatan, hingga pada akhirnya tangan yang berlumuran darah itu pun terlepas dari genggaman Tasha.

"Vano?" Ucap Tasha panik.

Ia terus mengguncangkan tubuh yang telah kaku dihadapannya itu. Lantas kemudian Tasha pun menangis, ia tidak mau Vano meninggal, karena ia sangat menyayangi Vano, meskipun saat ini dirinya dan Vano sedang berseteru.

"Van, buka mata kamu van. Vano!! Vano!!"

Lalu, tiba-tiba saja Tasha mendengar suara langkah kaki yang makin mendekatinya. Ia menoleh, namun sedetik kemudian, seseorang yang mendekatinya itu langsung membekap mulut Tasha dan membawa Tasha pergi secara paksa.

************

Verdan menghentikan mobilnya tepat dibelakang mobil Vano terparkir. Rasa heran pun timbul, mau apa Vano pergi ke tempat pinggiran hutan seperti ini? Tempat yang sepi dan jauh dari hiruk pikuk kota. Lantas, ia pun bergegas memasuki bagian depan hutan tersebut, sesuai dengan pesan yang Vano kirim melalui pesan singkat, Vano memintanya agar datang kemari.

"Van! Vano?" Teriak Verdan sambil melihat kesana kemari.

"Dimana dia? Kenapa dia ngajak ketemuan disini?" Batin Verdan.

Setelah mencari serta melangkah agak jauh dari tempat mobilnya terparkir. Verdan pun menemukan sesuatu, seketika kedua bola matanya membulat sempurna saat ia mendapati sosok tubuh manusia yang tergelatak disana. Verdan langsung berlari menuju dimana adiknya itu sedang terluka parah dan tergeletak tak berdaya.

DEG!!

Seketika jantung Verdan seperti berhenti berdetak.

"VANOO!!!" teriaknya histeris.

Lalu Verdan pun menjatuhkan tubuhnya disisi tubuh Vano yang telah tak berdaya itu. Ia mengangkat kepala sang adik, kemudian menaruhnya diatas pangkuan. Air mata Verdan mengalir deras. Ia menangiisi keadaan sang adik yang terlihat sangat mengerikan. Vano terbujur kaku dengan keadaan kepala yang dipenuhi darah segar, entah apa yang terjadi dan siapa yang telah melakukan perbuatan keji ini?

"Vano, vaaan!!!!" Teriakan Verdan terdengar makin histeris.

************

PRAK!!!

Icha menjatuhkan ponselnya usai menerima telpon dari seseorang. Mama Diana yang sedang menemani Icha dikamar itu pun lantas terkejut. Apalagi setelah ia melihat rona wajah Icha yang mendadak panik, kemudian menangis dan--

Kasih Sayang (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang