Malam Hari....
Icha terbangun dari tidurnya, ia melihat kesekeliling tempat. Yang lain nampak masih tertidur pulas, termaksud juga Vano, Icha sadar bahwa semalam ia tidur didekat Vano, maklum, ia harus berbagi selimut dengan Vano.
"Udah pagi, tapi papa dan kak dafa belum pulang, apa mereka belum dapet kabar tentang keberadaan Tasha dan Verdan? Ya Allah dimana mereka sekarang? Aku takut banget, aku takut mereka kenapa-napa" ungkap Icha.
Kemudian, tak berselang lama Vano pun bangun.
"Cha.." sapanya.
"Hape gue mana? Kali aja dafa sms" ucapnya.
Icha langsung berdiri dan mengambil hapenya Vano. Ternyata benar, ketika Icha melihat layar ponsel Vano, ternyata ada sebuah pesan masuk dan tiga panggilan tak terjawab. Icha lekas memberikan hape itu ke Vano.
Vano pun lantas mengecek ponselnya.
"Sms dari Dafa" ucapnya.
"Apa isi pesannya?"
"Oh ya ampun! Syukurlah! Verdan dan Tasha udah ditemuin! Mereka baik-baik aja!" Ungkap Vano antusias dan bergembira. Sontak Icha langsung tersenyum riang, rasa lega dihatinya pun mulai terasa. Icha pun bergegas membangunkan mereka semua dan mengabarkan berita baik ini kepada mereka.
************
Verdan dan Tasha sudah kembali, papa Pandu dan Dafa yang membawa mereka kembali. Rupanya, pada subuh hari ada seorang warga desa yang melaporkan kalau Tasha dan Verdan berada di kebun karet, sontak papa dan Dafa langsung mengunjungi kebun karet tersebut dengan membawa mobil. Kebetulan semalaman, papa dan Dafa memilih menginap di kantor kepala desa yang ada dikawasan sana. Ketika sampai di kebun karet, tepatnya digubuk kecil itu, mereka menemukan Tasha dan Verdan yang sedang terlelap diatas amben.
"Ayo, dimakanin sup nya, biar suhu badan kalian kembali normal" ucap mama Diana ketika mereka semua sedang berada didepan meja makan untuk sarapan bersama. Saat ini, Tasha dan Verdan sedang dipinta untuk menghabiskan sup hangat guna menetralkan suhu tubuh mereka yang tadi sempat dingin dan tidak stabil.
"Kalian ini ceroboh banget, bisa-bisanya kuda kalian sampe lepas dan hilang" omel papa Pandu.
"Verdan tuh pah yang ngilangin" jawab Tasha.
"Maaf om, ini memang salah aku" ujar Verdan.
"Cukup! Bahas masalah ini nanti aja. Sekarang, selesaikan makan kalian, lalu setelah itu, kalian langsung masuk kamar, istirahat yang banyak, karena suhu badan kalian dingin banget. Kalian demam" ujar mama Wilda kepada Tasha dan Verdan.
"Kalian so sweet banget sih, nginep dihutan terus didalam gubuk, beduaan lagi" ledek Vano yang berhasil membuat Tasha dan Verdan seketika menatap evil kearahnya. Vano sadar, kalau ledekan Vano itu telah membuat mereka berdua kesal. Tapi itu tidak masalah, Vano tidak perduli dengan kemarahan mereka.
"Wih, biasa aja dong natapnya, serem amat" celetuk Vano lagi.
************
Sore Hari...
Icha sedang berada di kebun bunga yang ada dibelakang villa. Verdan melihat Icha ada disana, lantas Verdan mendekatinya. Hari ini Verdan terlihat pucat, sepertinya ia kurang sehat. Melihat kedatangan Verdan, Icha lantas menatapnya. Icha terkejut, tidak seharusnya Verdan keluar dari kamar, lihat saja! Wajah Verdan masih sangat pucat.
"Ver, kamu kan masih sakit"
"Udah lumayan membaik kok"
"Membaik gimana? Muka kamu tuh masih pucet" omel Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfic"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...