Kabur Lagi

1.6K 70 0
                                    


Pagi Hari....

"Pandu!!" Teriak eyang memanggil Pandu.

Eyang berlari dari kamar Tasha, beliau nampak panik sekali, bahkan eyang pun terlihat menangis histeris. Sontak tangisan eyang berhasil membuat seluruh anggota keluarga menghampirinya.

"Ada apa mah?" Tanya Pandu kepada eyang.

"Mama, ada apa ini?" Imbuh Diana.

"Tasha, dia, dia nggak ada dikamarnya. Dia pergi dari rumah, baju-bajunya juga banyak yang gak ada didalam lemari. Tasha pasti kabur! Dia pergi dari rumah ini!" Ungkap Eyang sambil menangis histeris.

Semua pun terkejut, Dafa langsung berlari menuju ke kamar Tasha, Icha pun mengikutinya. Kepanikan tergambar jelas dari wajah keduanya. Lalu, Pandu dan Diana ikut berlari menuju kamar Tasha. Dan ketika mereka semua sampai disana, mereka melihat lemari pakaian Tasha terbuka dan ternyata benar, Tasha membawa beberapa pakaiannya.

"Astaga Tasha, apa yang dia lakukan? Dia mau pergi kemana? Mas Pandu, mas, ayo cari dia mas, cari Tasha!" Ucap mama Diana yang nampak panik dan sedih. Pandu seolah dibuat bungkam, tindakan Tasha telah membuatnya benar-benar kehabisan rasa sabar. Bukannya sadar, Tasha malah semakin menjadi-jadi. Itulah yang sedang Pandu pikirkan.

"Ini semua gara-gara kamu Pandu! Kamu yang bikin Tasha seperti ini, kamu--"

"Mama cukup!!" Sentak Pandu kepada eyang.

"Semakin hari anak itu semakin tidak bisa dikendalikan. Sekarang, biarkan dia berbuat sesuka hatinya! Jangan ada yang mencari dia! Biarkan dia pergi kemana pun yang dia mau, kita liat aja! sampai mana kemampuannya untuk menentang aku!" Tegas Pandu.

Semua pun terkejut!

"Papa? Pah, papa nggak bisa gitu, bagaimana kalo terjadi sesuatu sama Tasha?" Protes Dafa. Ia tidak setuju dengan tindakan papanya, bagi Dafa, biar bagaimana pun juga Tasha tetaplah adik yang ia sayangi, ia harus tetap melindungi dan menjaganya.

"Dia bisa menjaga dirinya Dafa! Biarkan dia berbuat sesukanya!" Imbuh Pandu.

"Nggak pah, kita harus nyari Tasha, aku takut dan cemas. Tasha itu orang yang nekad pah, papa harus nyari dia. Papa jangan keras seperti ini, Tasha nggak bisa dikerasin, semakin kita keras dia akan semakin menjadi-jadi" ujar Icha.

"Benar mas, kita gak bisa ngadepin Tasha dengan cara yang keras. Tasha tidak bisa dikerasin. Sebaiknya kita cari" imbuh mama Diana.

"Pandu, kenapa kamu tega banget sama Tasha. Dia anak kamu Pandu, anak kandung kamu! Kamu itu aneh! Anak kandung kamu sia-siain, anak tiri kamu banggain! Mama nggak ngerti sama sikap kamu!" Ungkap eyang.

"Mama, tolong jangan bicara seperti itu, karena--"

"Diam kamu Diana! Semua ini gara-gara kamu dan anak kamu. Kalian yang membuat Tasha seperti ini. Sekarang Tasha pergi! Dia pasti ngerasa nggak nyaman dirumah ini! Karena rumahnya sendiri, dikuasain oleh orang-orang seperti kamu dan anak kamu!"

Mama Diana terkejut, ia nampak tidak bisa menahan amarahnya.

"Mama! Harusnya mama intropeksi diri! Apakah hanya kami yang bersalah? Aku mau tanya sama mama, Selama ini siapa yang memanjakan Tasha? Hah! Selama ini siapa yang ada didekat Tasha lalu menghasutnya? Aku dan Icha, kami menyayangi Tasha, kami tidak ingin hal seperti ini terjadi dengan Tasha!" Ungkap mama Diana.

"Mah, udah mah, kalian jangan berantem" pinta Icha kepada mama Diana.

"Eyang, tolong jangan bersikap seperti ini" pinta Dafa pada eyangnya.

Pandu geram dengan semua yang terjadi. Saat ini ia tidak berkomentar apapun, ia tidak perduli, ia pun lebih baik memilih pergi meninggalkan mereka semua. Mereka lantas mentap penuh rasa tak percaya ke arah papa Pandu, teganya Pandu bersikap seperti ini kepada Tasha, biar bagaimana pun Tasha adalah putrinya.

Kasih Sayang (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang