Vano sampai di rumah, ia langsung masuk ke kamar dan dengan penuh amarah ia membanting tas yang ia bawa. Vano terlihat marah sekali, ia tidak bisa menerima kenyataan ini, kenyataan bahwa Icha dan Verdan saling mencintai."Arrgh!!"
PRANG!!
Vano pun membanting fotonya yang sedang bersama Verdan. Ia marah pada kakaknya itu, tidak pernah ia bayangkan kalau pada akhirnya ia harus menerima kekalahan dari kakaknya sendiri, ia marah sekali lantaran telah dikalahkan dalam memikat hati satu gadis yang sama-sama mereka idamkan.
"Lo selalu menang! Lo selalu menang dari gue!!" Batinnya penuh kemarahan.
***********
Villa...
Malam Hari....
Icha dan Verdan duduk dikursi taman, mereka sengaja bertemu ditaman ini untuk membicarakan hal penting, yaitu membicarakan tentang apa yang sudah mereka ketahui. Sebelum bicara, Verdan terlebih dulu menatap wajah Icha, sementara Icha tampaknya agak sedikit bingung, seolah ada rasa canggung yang menarwai pertemuan ini.
"Lo pasti udah tau tentang rencana orang tua kita" Verdan memulai pembicaraan agar keheningan tak kunjung berlangsung. Icha mengangguk, sesekali ia menatap Verdan tapi sedetik kemudian ia memalingkan tatapannya.
"Apa jawaban Lo ?" Tanya Verdan.
Icha terdiam, ia bingung harus memulai jawaban ini darimana?
"Semoga Lo nggak nolak!"
DEG!!
Mendengar harapan itu keluar dari mulut Verdan, lantas Icha terkejut dan langsung merasa bahagia. Rupanya Verdan mengharapkan agar ia tidak menolak perjodohan yang rencananya akan terjadi pada mereka berdua.
"Karena gua suka sama lo" imbuhnya
Icha semakin dibuat bungkam. Oh tidak! Ini seperti mimpi.
"Veer--"
Icha bahkan tidak bisa menutupi kebahagiaannya. Ia tersenyum seraya menatap wajah Verdan dengan sangat lekat. Lantas Verdan tertawa, ia menyukai malam ini. Malam yang menurutnya sangat spesial, karena apa? Karena malam ini, Verdan berhasil membuat Icha mengerti bahwa ia telah jatuh cinta kepadanya.
*************
Beberapa Minggu Kemudian....
Keluarga Ramdanu sedang berkumpul di ruang keluarga. Papa Pandu sengaja mengumpulkan mereka, ada yang ingin beliau bicarakan disini, beliau ingin menyampaikan sesuatu yang penting kepada mereka semua. Mereka, terutama Dafa, Tasha, dan eyang tampaknya mulai merasa penasaran, hal apa yang akan papa Pandu sampaikan.
"Ada sih pah?" Tanya Dafa.
"Kalo menurut aku sih, hal penting yang papa maksud pasti gak jauh-jauh dari Icha. Ya, Icha kan yang terpenting bagi papa" sindir Tasha. Sontak tatapan papa Pandu langsung tertuju kepadanya. Pandu semakin tidak mengerti dengan Tasha, kenapa putrinya itu semakin hari malah semakin tidak sopan kepadanya.
"Apa kamu sudah kehilangan sikap sopan santun jika bicara dengan papa Tasha?" Tanya papa Pandu yang nampak marah kepada Tasha. Lantas Tasha diam saja, ia enggan menjawab pertanyaan itu, jika ia teruskan, ujungnya hanya perdebatan yang akan terjadi.
"Ada apa ini Pandu? Kamu mau nyampaikan apa?" Eyang mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Papa memang sengaja mengumpulkan kalian disini. Papa ingin merundingkan sesuatu, mungkin diantara kalian belum ada yang tau tentang rencana ini. Jadi begini, papa dan om Harry sudah berencana untuk tetap melanjutkan perjodohan itu" jelas papa Pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...