"Aku harus dapetin kaset itu" ucap Tasha saat ia berada didalam kamar Vano.Dengan memanfaatkan kondisi rumah yang sepi serta Vano juga sedang tidak ada dirumah, Tasha langsung saja bertindak. Ia ingin mengambil kaset yang akan menjadi bukti kuat bahwa papa meninggal bukan karena kecelakaan tapi karena dibunuh oleh Alva.
"Memang bukan aku yang ngebunuh, tapi aku pasti akan menjadi tertuduh!" Ucapnya dengan nada suara yang terdengar bergetar karena takut dan tegang. Tasha terus mencari kesegala tempat, ia ingin mendapatkan kaset itu dan menghancurkannya.
"Cari apa lo?"
DEG!!
Tasha terkejut saat ia mendengar suara Vano. Lantas ia langsung melihat kearah pintu kamar, dan benar saja disana terlihat sosok Vano yang sedang berdiri dengan sorot matanya yang tajam dan tertuju pada Tasha.
"Lo nyari ini?" Tanya Vano seraya menunjukan sebuah kaset.
Tasha terdiam, sial! Ternyata Vano tidak sebodoh yang ia pikirkan. Vano pun tersenyum licik, ia melangkah mendekati Tasha, namun sebelumnya, ia menutup pintu kamarnya terlebih dahulu. Tasha masih membisu, ia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Jika ditanya, apa yang sedang dipikirkannya? Jawaban Tasha adalah tegang dan takut. Ya, ia sangat merasa ketakutan.
"Jadi lo mau ngilangin bukti ini?" Tanya Vano sambil melangkah memutari Tasha yang sedang terdiam dan membisu. Vano seperti mempermainkan rasa takut yang kini melanda Tasha, namun hebatnya, Tasha mampu untuk tak menunjukan perasaan takutnya itu, ia bersikap diam dan tenang, tak terlihat rona takut diwajahnya.
"Lo tau gak kenapa sampe sekarang gue belum juga ngebongkar video ini? Alasannya adalah karena gue menunggu moment, moment dimana semua orang berkumpul! Keluarga, saudara dan teman. Dan disaat semuanya berkumpul, DARR!! Lo tamat!"
"Vano, aku gak ngebunuh papa. Itu kenyataanya. Kejadian yang---"
"Udahlah! Lo gak bisa ngelak lagi. Oh iya! Dulu lo pernah masukin gue ke dalam penjara kan?" Ujar Vano yang langsung saja membuat Tasha terkejut dan tidak percaya. Bagaimana Vano bisa mengetahui rahasianya itu? Siapa yang memberitahu Vano?
"Pen,penjara?" Tasha mulai kaku lantaran kemelut ketegangan terus mengusai jiwanya.
"Iya! Lo masukin gue ke dalam penjara. Jangan tanya darimana gue tau tentang hal ini. Yang pasti, saat ini gue makin benci sama lo!!" Tegas Vano penuh kebencian.
"Aku gak ngerti sama omongan kamu. Soal penjara itu, aku gak tau apapun"
Vano menarik lengan Tasha dengan kasar, seketika itu Vano juga menunjukan kemarahannya yang luar biasa. Tasha meringis kesakitan, tapi Vano tidak memperdulikannya sama sekali, ia terus meremas dan mencengkram lengan kakak iparnya itu.
"Entah apa alasan lo masukin gue ke penjara! Apa salah gue sama lo hah!! Apa!! Lo itu emang licik Tasha! Lo gak pantes untuk kakak gue. Kakak gue terlalu baik untuk orang hina kaya lo. Lo pernah masukin gue ke dalam sel kan? Dan nanti, sebentar lagi! Gue bakal masukin lo ke dalam penjara bersama selingkuhan lo itu!!!"
"LEPAS!!" Tasha memberontak. Dan Vano pun melepaskannya.
Lantas keduanya terdiam, mereka saling menatap dan saling menunjukan tatapan kemarahan. Tasha merasa sangat terancam, dan baginya Vano adalah ancaman besar. Jika dengan berbicara halus ia tidak bisa mengendalikan Vano, baiklah! Tasha memiliki cara yang lain. Cara yang akan membuat Vano tercengang, karena Tasha bisa melakukan apapun.
"Kamu nguji kesabaran aku van. Tapi gak apa-apa, aku akan tunjukin siapa TASHA SEBENARNYA!!" tegas Tasha seraya menatap tajam kearah Vano. Vano terdiam, namun sorot matanya masih sama, masih menunjukan kebencian dan dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...