"Siapa kamu hah!!" Tanya Verdan sambil menatap asing kearah Tasha.Tentu istrinya itu pun merasa bingung. Air mata yang mengalir dipipinya seakan sempat terhenti sesaat setelah Verdan bertanya demikian terhadapnya. Sementara itu Verdan sendiri masih disana, masih dengan tatapan asingnya kepada Tasha, sang istri.
"Veer, ada apa sama kamu? Aku Tasha, aku istri kamu"
"Nggak! kamu bukan istri aku. Pembunuh!!"
DEG!!
Jantung Tasha seolah berhenti berdetak usai mendengar pernyataan yang langsung keluar dari mulut sang suami. Pembunuh? Ada apa ini? Apakah Verdan telah mengetahui segalanya, segala konflik yang tengah menimpanya.
"Veer---"
"Aku tau semuanya! SEMUANYA!!"
Tasha kembali menangis, ia menggelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa semua yang suaminya ketahui itu tidaklah benar. Namun ada satu pertanyaan yang kini terbesit dalam pikiran Tasha, bagaimana Verdan mengetahui semua itu?
"Tentang kamu dan Alva yang ada dalam pristiwa kecelakaan papa, lalu tentang kamu yang telah mencoba membunuh Icha. Siapa kamu hah!! Kamu bukan istri aku!! Bagaimana seorang wanita yang aku kenal penuh dengan cinta dan kasih sayang telah berani melakukan tindakan seperti itu! Aku bener-bener nggak nyangka Tasha!!" Ungkap Verdan dengan terus menghardik Tasha tanpa ampun.
"Aku bisa jelasin semuanya Veer. Mulai dari pristiwa kematian papa. Waktu itu, Alva datang, dia masuk kamar aku, dan dia, dia bicara tentang anak kita Veer. Pada saat itu papa datang dan mendengar semuanya. Papa marah sama aku, lalu--"
"LALU KAMU DAN ALVA MEMBUNUHNYA!!" Tuduh Verdan dengan suara lantang.
Tasha menangis perih ketika Verdan berkata seperti itu, "Nggak Veer. Aku nggak ngebunuh papa. Tapi Alva yang melakukan semua itu, Alva yang membunuh papa. Percaya sama aku Veer, aku bukan pembunuh, aku--"
"Bukan pembunuh? Lalu apa yang kamu lakuin ke Icha? Hah!! Apa?? Kamu nyuruh orang untuk nembak dia kan? Iyakan Tasha!! Aku punya rekaman suara kamu, kamu mengakui kalau memang kamulah orang yang mencoba membunuh Icha! Kamu ingin membunuh sahabat kamu sendiri bahkan dia itu adik kamu!!"
Tasha terdiam, untuk masalah Icha, ia memang mengakui bahwa ia telah bersalah karena melakukan hal itu. Sungguh, kini posisinya sangat sulit, sekuat apapun Tasha mengatakan kebenaran dan kejujuran, hasilnya akan tetap sama.
"Veer, ayo kita duduk bersama dan aku akan jelaskan semuanya. Semuanya Veer, semua kebenaran yang aku tau. Tolong, beri aku kesempatan. Aku mohon Veer, aku ingin menjelaskan semuanya" ungkap Tasha penuh permohonan dan sambil menangis.
Verdan tak berubah, rona wajahnya masih menyiratkan amarah yang begitu besar. Bahkan hatinya seolah tak bergerak iba saat ia melihat Tasha menangis seperti ini. Kemarahan yang menyelimuti hatinya seolah menutupi rasa cintanya kepada Tasha.
"Siapa pemilik gelang ini?"
Verdan menunjukan sebuah gelang tangan perak tepat dihadapan Tasha.
"Itu, punya aku, aku--"
"Aku temuin gelang tangan ini tepat disisi tubuh Vano yang tergeletak bersimbah darah!!"
DEG!!
Tasha terkejut dan tak percaya dengan semua ini. Bagaimana bisa keadaan ikut memojokannya. Seketika tangis Tasha makin pecah usai ia mendapati sorot mata Verdan yang begitu sangat membencinya dan bahkan muak kepadanya.
"KAMU JUGA YANG MEMBUNUH VANO!!"
"Nggak Veer!! Itu gak bener!! Aku bukan pembunuh!!"
"DIAM!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...