Tragedi Itu

2K 70 1
                                    


Tasha sudah banyak bercerita, bahkan ia telah menceritakan tentang keresahan yang kini tengah melanda perasaanya. Ia seolah tak ragu bercerita kepada Alva. Benar apa yang Alva katakan, bahwa minuman alkohol bisa membuat perasaan menjadi tenang, lalu tanpa disadari kita akan dengan mudahnya bicara tentang apa yang saat ini tengah kita alami. Dan itu Tasha lakukan! Ya, rupanya Tasha dan Alva minum bersama.

"Tasha cukup!"

Alva menyambar gelas berisikan minuman yang dipegang oleh Tasha.

"Hmm, ok!" Ucap Tasha yang terlihat mulai kehilangan kesadarannya.

"Kamu mabuk, sebaiknya kamu tidur, ini juga udah larut malam kan?" ujar Alva.

"Ya, kamu benar. Oh ya Al,  makasih atas waktunya"

Alva mengangguk.

"Kalo begitu aku kekamar ya, selamat malam dan--"

BRUKK!

Tubuh Tasha seketika jatuh sesaat setalah ia berdiri, dan untung saja Alva berhasil menangkap tubuhnya. Kini Alva tampak memeluk tubuh Tasha yang lemah karena telah terpengaruh oleh minuman tersebut. Lantas Alva tersenyum lirih.

"Harusnya aku ngelarang kamu minum sebanyak itu" ucapnya.

"Aku nggak mabuk kok, aku cuma--"

"Ya, ini memang salah aku, karena ternyata kamu belum terbiasa minum"

"Aduh, Kepala aku pusing banget" ucap Tasha dengan suara yang terdengar menggumam. Alkohol semakin mempengaruhinya.

"Ok, aku antar kamu ke kamar, ayoo.."

************

Alva membawa Tasha ke dalam kamar, ia menuntun Tasha. Sebenarnya Alva juga lumayan terpengaruh oleh minuman tadi, tapi karena ia sudah terbiasa, jadi ia tidak begitu mabuk seperti Tasha. Kini, mereka telah sampai, Alva pun mulai merebahkan tubuh Tasha diatas ranjang tidurnya.

Dan ketika ia merebahkan tubuh itu, tak sengaja tubuhnya sedikit tertarik, hingga kini posisi tubuhnya berada tepat diatas tubuh Tasha yang telah terbaring diatas ranjang. Tasha sudah tertidur, dan tidurnya sangat lelap sekali.

"Hhh.." Alva dapat merasakan hembusan lembut dari nafas Tasha.

Seketika keheningan pun terjadi, ia menatap lekat wajah Tasha yang berada tepat dihadapan wajahnya. Kira-kira jarak kedua wajah mereka hanya terpaut sejengkal saja. Dan tiba-tiba, Alva teringat sesuatu.

"Kamu punya banyak kemiripan dengan Sam. Aku takut, kalau nanti aku bakalan jatuh cinta sama kamu. Hahaha. Hmm, tapi mana mungkin, Sam jauh lebih ganteng daripada kamu" -Tasha-

Ya, Alva mengingat kalimat yang sempat Tasha katakan tadi saat mereka ngobrol disana. Alva pun masih terdiam seraya terus menatap lekat wajah Tasha. Dan hingga akhirnya, tatapan matanya mulai beralih, kini tatapan itu nampak tertuju pada bagian bibir Tasha. Alva kembali hening, ia merasakan sebuah perasaan yang mendadak muncul, entah kenapa, ia ingin sekali mengecup lembut bibir ini. Bibir yang terlihat begitu indah baginya.

Lantas, karena tidak bisa menahan hasratnya, Alva pun mulai mencoba mengecup bibir itu. Perlahan Alva mulai mendekatkan jarak wajahnya dengan wajah Tasha. Hingga kini, wajah mereka pun hanya terpaut oleh hidung mereka saja.

Namun tiba-tiba saja Alva sadar. Ia langsung beranjak dari posisinya.

"Astaga!" Batinnya.

Lantas Alva terdiam, ia menatap Tasha yang tidur disana.

"Selamat malam.." ucapnya seraya tersenyum.

Lalu Alva pun melangkah pergi, langkahnya nampak perlahan-lahan, ia seperti bingung. Ada yang tergambar dari rona wajah Alva, ia terlihat sedang menahan sesuatu, ia menahan perasaan yang tiba-tiba menggebu jiwanya. Entah mengapa perasaan itu timbul lalu langsung menyiksanya. Ia pun menghindar, ia berusaha untuk itu. Tapi rasanya sulit sekali.

Kasih Sayang (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang