"Tasha dan Verdan akan menikah minggu depan" cetus Pandu.Semua terdiam, mereka tidak ada yang langsung angkat bicara. Hening sekali, mereka semua saling memedam ekperesi mereka. Tak ada yang mengungkapkannya. Termaksud juga Tasha, jika tanya, tentu ia akan berkata bahwa ia sangat shock. Tapi inilah yang pasti terjadi, ia dan Verdan akan menikah, mereka akan menjadi pasangan suami istri dalam kurun waktu yang begitu singkat.
"Bagaimana aku bisa membalas kebaikan kamu Veer" batin Tasha.
Icha menatap Tasha yang duduk disisinya. Icha memandang Tasha dengan lekat, lalu kemudian ia genggam tangan sang kakak tercintanya itu. Lantas, Tasha pun mengalihkan sorot matanya, kini ia tampak menatap wajah Icha. Dan kemudian, tatapan mereka pun saling bertemu.
"Tolong berikan aku keikhlasan ya Allah" batin Icha.
*************
"Sekali lagi keluarga ini akan dipermalukan!" Ucap mama Wilda.
Verdan pun menatapnya, ya mama berhak berkata seperti itu. Mama memang pantas kecewa, karena tidak ada satupun orang tua didunia ini yang tidak merasa kecewa saat mengetahui anaknya berbuat hal yang memalukan, Verdan memahami itu.
"Sudahlah mah, semuanya udah terjadi!" Ujar papa Harry.
"Kita baru saja bernafas lega karena masalah Vano selesai. Tapi kamu Veer, kamu membawa masalah baru! Bahkan ini jauh lebih hina! Kamu dan Tasha, kalian berdua! Kalian memalukan! Kalian benar-benar---"
"Mama cukup!! Sudah cukup mah!!" Tekan papa Harry yang nampak kesal.
Lantas, mama pun bungkam, sementara Verdan dan Vano kini nampak menatap sang papa. Ada kemarahan yang tergambar jelas dari wajah ayah mereka. Ya, papa Harry tidak hanya marah pada Verdan tapi juga ia marah pada sang istri yang terus menerus mengatakan hal yang kurang enak untuk didengar, karena kata-kata itu hanya akan semakin memhuatnya merasa pusing.
"Minggu depan pernikahan ini akan berlangsung. Sudahlah! Jangan dibahas lagi"
"Saat ini kita bisa menutupi semuanya. Tapi nanti, ketika anak itu lahir! Bom akan meledak! Semua akan tau kalau Tasha, hamil sebelum menikah!" Ungkap mama Wilda dengan nada bicara yang begitu ditekan.
Verdan geram, ia tidak tahan lagi berada disini. Lantas, ia pun berdiri, lalu kemudian ia meninggalkan ruang keluarga ini. Vano dan papa menatap kepergian Verdan. Mereka memahami kondisi Verdan saat ini, dia pasti sangat shock dan juga sangat tertekan.
***********
Beberapa Hari Berlalu...
Verdan dan Tasha duduk diatas sebuah kursi panjang, mereka berada didalam sebuah taman hijau. Ini adalah pertemuan pertama mereka usai pristiwa kemarin. Verdan yang memintanya, ia menghubungi Tasha, ia berkata bahwa dirinya ingin bertemu dengan Tasha. Lalu mereka bertemu disini, mereka pun bercerita, tidak banyak yang mereka ceritakan.
"Aku nggak akan ngelarang kamu kalo kamu mau mengubah keadaan ini. Kamu berhak untuk itu Veer, kamu berhak bicara bahwa kamu nggak bersalah. Aku nggak akan menghalangi kamu, aku nggak akan--"
"Aku udah berjanji sha, bahwa aku akan memberi perlindungan pada kamu. Dan inilah perlindungan yang aku maksud. Biarkan aku menanggung semua ini, aku juga bersalah! Aku mempercayai Alva dengan kepercayaan yang begitu besar. Aku bersalah juga bukan?"
"Nggak, kamu nggak bersalah. Ini mutlak kesalahan aku dan Alva. Kami--"
Tasha berhenti bicara, ia tak bisa melanjutkan kalimatnya lantaran dadanya mendadak sesak seusai ia menyebut nama Alva. Begitu juga dengan airmatanya, nama Alva seolah membawa duka yang sangat dalam, kini airmata itu semakin berderai. Alva telah membawa duka dan keburukan kedalam hidupnya Tasha. Hingga Tasha tak sanggup lagi untuk sekedar menyebut namanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fiksi Penggemar"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...