"Tasha.." Verdan memeluk Tasha setibanya ia dirumah sakit. Tasha tampak menangis, rona wajahnya memperlihatkan ketakutan. Saat ini papa Harry sedang ditangani oleh pihak medis dan berada di instalasi gawat darurat.Tak berselang lama. Vano datang bersama mama Wilda dan Calista. Mereka menghampiri Tasha yang sedang dipeluk erat oleh Verdan. Ketagangan terjadi diantara mereka semua, mereka shock saat tau kalau papa Harry jatuh dari lantai atas.
"Kenapa ini bisa terjadi? Tasha! Kamu pasti tau sesuatu. Kenapa papa bisa jatuh hah?,kenapa!!" mama Wilda langsung mencecar berbagai pertanyaan kepada Tasha.
Verdan pun melepaskan pelukannya, "Ceritakan apa yang terjadi?" kata Verdan.
Tasha menyeka air matanya, lalu ia mulai bercerita.
Dengan tegesa-gesa dan penuh rasa takut, Tasha berusaha untuk menceritakan kronologi pristiwa yang menimpa papa Harry. Kebohongan terpaksa Tasha katakan, ini semua ia lakukan demi menyelamatkan dirinya. Ia tidak bersalah dalam hal ini, tapi siapa yang akan percaya jika ia bercerita tentang kebenaran yang ada? Pikirnya.
"Aku gak denger suara papa dateng, aku ada dikamar karena Nasya lagi nangis. Nasya nangis terus dan aku gak bisa nenangin dia. Lalu tiba-tiba aja aku mendengar papa berteriak, dan saat aku liat keadaan papa udah--"
Tangisan mama Wilda pun pecah. Lantas Calista memeluknya.
"Papa...." tangis mama Wilda.
Verdan dan Vano tampak panik, seperti halnya Vano, ia tidak henti-hentinya mondar mandir didepan pintu ruang IGD. Ia tidak sabar untuk melihat kondisi papanya. Namun tiba-tiba saja mama Wilda pingsan, tentu hal itu membuat keadaan disana semakin panik dan tegang. Verdan dan Vano langsung mendekati mama.
"Mah, mama bangun mah!"
***********
Alva duduk menyendiri didalam kamar. Ia terus teringat akan kejadian itu, dimana ia telah membunuh papa Harry. Bagaimana jika papa Harry selamat? Kalau itu sampai terjadi, tamatlah riwayatnya. Lantas Alva pun menjadi cemas.
"Semoga om Harry mati" batinnya.
"Untuk sementara, aku harus pergi" imbuhnya.
************
Verdan keluar dari ruangan papa. Wajah Verdan tampak dipenuhi air mata. Hati anak mana yang tidak bersedih dan menangis saat harus melihat papanya sendiri berada dalam kondisi kritis. Dokter telah mengatakan bahwa papa Harry terjatuh karena terkena serangan jantung, karena dari hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa sebelum papa Harry jatuh, papa sempat mengalami serangan jantung.
"Van, giliran lo" ucap Verdan dengan suara yang serak dan mata yang dipenuhi air mata. Duka terlihat jelas diwajah Verdan, Tasha bisa melihat kesedihan yang mendalam yang kini dirasakan oleh suaminya itu.
"Maafin aku Veer, aku gak bisa mencegah Alva membunuh papa kamu" batin Tasha.
Vano memasuki ruangan tersebut. Sebelum Verdan, mama sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan itu untuk melihat kondisi papa. Keadaan papa memprihatinkan, kritis dan koma. Dokter tidak membolehkan lebih dari satu orang berada di ruangan itu, sehingga mereka harus bergantian jika ingin melihat kondisi papa.
"Bagaimana nanti kalo papa sadar? Lalu papa akan cerita semuanya. Aku akan tamat! Aku tamat!!" batin Tasha penuh rasa takut.
***********
"V--van?" papa Harry bersuara.
Lantas Vano terkejut. Vano menatap wajah sang papa dengan mata yang tampak memerah karena menangis. Papa sadar, ya! Papa sadar! Vano bahagia melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Sayang (Ending)
Fanfiction"Dia bukan hanya berusaha melindungi aku dari air hujan, tapi dia pun berusaha melindungi aku dari segala keburukan. Entah siapa dia, manusia atau malaikat? Tapi aku janji, mulai hari ini aku akan mengabdikan seluruh kehidupanku hanya untuk dia. Jik...