16. kenyamanan

4K 176 1
                                    

Silvia masih mematung di tempatnya. Hanya satu di pikirannya.

'rumah siapa ini? Besar banget' batin silvia.

"masuk" lamunan silvia terbuyarkan dengan aldi yang tiba-tiba menarik tangannya.

Silvia menatap tangannya yang di pegang aldi,bibirnya membentuk lekukan sabit. Entahlah,rasanya silvia ingin terus seperti ini. Aldi melepaskan tangan silvia.

"duduk" perintah aldi dengan dengan mata melotot. Singkat, jelas, padat. Tubuh aldi menghilang di balik pintu kamar. Silvia mengusap dadanya.

"untung gue paham. Coba kalau gak paham,bisa pecah otak gue mikirin kata-kata aldi" silvia langsung duduk di sofa ruang tamu.

Sudah 15 menit silvia menunggu aldi,hingga akhirnya aldi keluar dari kamarnya. Rambut aldi terlihat basah sepertinya ia habis mandi,dan bajunya juga tidak pakai baju sekolah,tapi memakai pakaian santai.
Silvia melongo melihat tampilan aldi saat ini.

'oh tidak,aldi cakep banget. Makin kagum deh guenya' batin silvia.

"puas liatinnya?" ucapan aldi membuyarkan lamunan silvia.

"e-e-eh ng-nggak kok" ucap silvia terbata-bata.

"yaudah yuk"

"kemana?" tanya silvia.

"ikut aja!" ucap aldi.

Silvia mengekori aldi di belakang,ia masih bingung kemana aldi akan membawanya?

"masuk" perintah aldi.

"kenapa gak pake motor?"

"bukan urusan lo! Cepet masuk"

Silvia langsung memasuki mobil aldi,setelahnya mobil itu pun melaju.
Di perjalanan silvia hanya diam,hingga akhirnya mobil itu berhenti di sebuah tempat,dan silvia pikir ini adalah bukit. Kenapa aldi membawanya kesini?

Silvia turun dari mobil mengikuti aldi.

"kenapa kita kesini?" tanya silvia.

"lo tau?" alis silvia terangkat menunggu lanjutan ucapan aldi.

"gue selalu kesini setiap gue punya masalah. Dan gue nyaman jika berada disini. Satu lagi,lo adalah cewek pertama yang gue bawa ke tempat ini" aldi menatap silvia penuh arti.

Silvia tersenyum simpul mendengar penuturan aldi barusan.

"sejak kapan lo kagum sama gue?" tanya aldi.

Silvia diam tidak menjawab. Entahlah silvia bingung harus menjawab apa,pertanyaan aldi kali ini membuat silvia bungkam seribu bahasa.

"gue gak maksa lo kok" silvia kembali mendongak menatap mata indah aldi. Rasanya silvia nyaman jika aldi menatapnya seperti itu.

Aldi juga bingung,ia merasa ini baru kali pertama mengucapkan kalimat lembut pada perempuan. Aldi nyaman berada di dekat silvia.

                             ***

Aldi dan silvia duduk di bawah pohon dengan kaki yang di selonjorkan. Silvia takjub melihat keindahan kota dari atas bukit ini.

"indah ya" ucap silvia dengan mata yang masih memandang kota.

"iya,kaya lo yang indah di pandang" ucapan aldi membuat silvia mengalihkan pandangannya menghadap aldi. Silvia tersenyum begitupun dengan aldi.

"kenapa? Emang bener kan?" ucap aldi sambil mengacak puncak kepala silvia. Silvia tertunduk malu,hingga ia merasakan sebuah tangan memegang pundak kirinya. Silvia melihat pundaknyanya dan ternyata aldi merangkulnya.

Silvia menatap aldi, aldi menatap silvia sebentar dan tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya menghadap ke depan lagi.

Silvia menyenderkan kepalanya di pundak aldi,silvia tidak merasakan aldi menggeser tubuhnya membuat silvia nyaman dengan posisinya.

Aldi membiarkan silvia bersandar di pundaknya,toh dia juga nyaman. Aldi mengangkat ke dua sudut bibirnya,entahlah aldi merasa senang hari ini.

'entah mengapa gue nyaman ketika lo disisi gue. Dan gue gak tau kenapa gue suka deg-degan ketika mata gue dan lo bertemu,gue belum tau perasaan apa ini. Yang gue tau,gue nyaman deket lo!' batin aldi.

'gue harap gue bisa kayak gini terus sama lo. Dan lo tau di? Bahu lo adalah tempat ternyaman gue bersandar' batin silvia.

                             ***

Silvia bersekolah seperti biasa. Di kelas,sikap silvia membuat rani heran,entah apa yang membuat silvia girang seperti ini.

"sil?"

"iya? Kenapa ran?"

"lo gak kesurupan kan?"

"apaan sih lo,tega lo sama temen sendiri" ucap silvia sambil mengerucutkan bibirnya.

"abisnya lo dari tadi senyam senyum sendiri"

"tega lo ran! Seneng salah,sedih apalagi! Kecewa gue"

"nggak gitu sil. Lo itu hari ini beda banget tau. Kayak lagi ada sesuatu yang bikin lo seneng banget gitu"

"hemmm kasih tau gak ya" ucap silvia sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.

"kasih tau dong sil"

"nanti deh gue ceritanya,mending sekarang kita ke kantin"

"janji ya! Lo harus cerita sama gue! Titik gak pake koma!"

"iya-iya mending sekarang kita ke kantin,laper gue! Gue yang traktir deh"

"udah masuk sil! Mau lo dihukum kayak waktu itu lagi?"

"ya enggaklah. Gurunya lagi rapat juga. Yuk kantin"

"yaudah yuk"

Keduanya berjalan menuju kantin,namun saat silvia berada di belokkan koridor,langkahnya berhenti ketika melihat seseorang yang bersamanya kemarin sedang mengobrol dekat UKS. Ya itu Aldi dan Tasya.

Silvia melanjutkan langkahnya diikuti rani di belakangnya,sungguh hari ini moodnya rusak drastis setelah melihat kejadian barusan.

'apa lo gak ngerti bagaimana perasaan gue?' batin silvia.

                             ***

Pengagum Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang