"ran,kantin yuk" ucap silvia.
"ayo."
Di perjalanan menuju kantin,mereka berdua terus saja bercanda gurau. Hingga di suatu belokan silvia berpapasan dengan aldi,entah mengapa hatinya begitu sakit.
'kok sakit ya?' batin silvia.
"aldi?" tanya silvia.
Aldi mengangangkat alisnya.
"makasih ya,kemarin lo udah nganterin gue" ucap silvia sambil tersenyum kikuk.
"hem" jawab aldi.
Silvia dengan cepat melangkahkan kakinya ke kantin dan diikuti rani.
Silvia melihat kondisi kantin.
"cukup ramai" ucap silvia.
"disana aja sil,di pojokan sana!" ucap rani sambil menunjuk tempat itu.
Silvia dengan cepat menduduki tempat itu.
"sil,lo mau pesen apa?" tanya rani.
"samain aja"
"oke".
Rani langsung melengos pergi meninggalkan silvia sendirian.
Silvia melihat ke arah pintu kantin,3 orang pria tengah masuk,ya itu Aldi DKK. Silvia terus melihatnya,entah mengapa hatinya begitu sakit.
'tenang sil,lo harus bisa cuek sama aldi. Lo harus bisa jalanin semua rencana lo dengan matang' batin silvia.
"sil?"
"..."
"sil?"
"..."
"Silvia Anatasya" ucap rani dengan suara toanya membuat semua pasang mata mengarah padanya.
"e-ehh iya ran" jawab silvia.
"lo kenapa sih kok bengong mulu? Ditanya gak dijawab,berasa ngomong sama mayat hidup nih gue" ucap rani. Rani mengikuti arah kemana silvia memandang,silvia menganggukan kepalanya tanda ia paham.
"sil?"
"iya"
"makan tuh siomay sama teh anget nya,keburu dingin tau" ucap rani yang sudah terlebih dahulu memakannya.
"iya" silvia langsung mengambil siomay dan tehnya,kemudian memakannya.
"sil? Lo kenal Aldi?"
"gak" jawab silvia.
"lo dari tadi liatin dia mulu. Lo suka ya sama dia?"
"uhuk.. Uhukk. Lo apaan sih nanyanya kayak gitu" silvia hampir saja tersedak jika rani tidak segera memberinya minum.
"ya habisnya lo liatin dia mulu. Jawab jujur deh,lo suka sama dia?"
"gak ada yang lebih bermutu apa pertanyaannya? Gak penting,tau gak?"
"hemm iya deh iya" serah rani.
Silvia sudah menghabiskan makanannya,ia kemudian berdiri membuat rani mengerutkan keningnya.
"kemana lo sil?" tanya rani.
"kelas"
"lah kan belom bayar"
"lo aja yang bayar,males gue disini mulu"
"yaaaa kan lo yang ngajak,kok jadi gue yang bayarin sih"
Silvia sudah pergi,membuat rani kesal.
"kebiasaan ya tu anak,lagi-lagi gue yang harus bayar. Dasar oon" gerutu rani kemudian pergi untuk membayar makanannya.
***
Aldi berjalan menuju kantin dengan kedua temannya berada di belakang,seolah ia seperti pemimpinnya dan mereka pengawalnya.
Aldi menuju bangku yang berada di pojok kantin.
"di?" tanya reno.
"..."
"yah,gak dijawab bro! Sabar... Orang wajah lo kayak bebek nungging gitu,gak mau lah dia ngomong sama lo!" ucap kevin.
Pletak
"anjir,lo suka banget ya ngejitak pala orang" geram kevin.
"iyalah...apalagi pala lu pengen deh gue bedah pake pisau." kevin melotot mendengar jawaban reno.
"terus gue pengen copotin tuh mata,terus gue ganti pake mata baru biar lo nyadar kalo gue itu ganteng!" ucap reno dengan bangganya.
"kepedean lu" ucap kevin.
"bodo vin bodo,yang penting gue bahagia,dari pada lu" ucap reno.
"emang gue kenapa hah?" tanya kevin.
"STRES!" ucap reno dengan santainya, tidak peduli dengan kevin yang sudah seperti mau memakannya hidup-hidup.
"dasar MUKA BEBEK NUNGGING!" teriak kevin.
Sontak saja semua pasang mata terarah padanya,membuat reno menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"maafin temen gue ya" ucapan reno membuat kevin semakin memelototkan matanya.
"ini jam berapa ya?" reno melihat arlojinya "pantes,udah pukul 10.30 dia belum minum obatnya makanya jadi gini. Biasa.... Orang STRES!" dengan cepat kevin menjitak kepala reno dengan kesal.
"dasar gila lo!" ucap kevin.
"lo bahkan lebih stres!"
"gila"
"stresssss" ucapan mereka berdua membuat orang-orang dikantin tertawa.
"apa lo ketawa-ketiwi hah? Mau lo pada gue bunuh satu persatu?" ucap kevin dengan sinis dan penuh penekanan. Membuat semua orang kembali ke aktivitas masing-masing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia
Ficção Adolescente[TAMAT] Hati seseorang bisa berubah seiring berjalannya waktu (: Jadi,jangan pernah takut bahwa seseorang yang kau kagumi tidak pernah melihatmu. Dia hanya belum sadar,tidak semua pengagum tidak bisa memiliki seseorang yang ia kagumi (sukai) . Jika...