23. Iya atau Gak?

3.3K 160 0
                                    

Happy Reading :)

"aldi?" silvia terkejut melihat aldi di atas panggung dengan sebuah gitar di tangannya. Aldi duduk di bangku panggung cafe,ia tersenyum manis pada silvia,silvia pun membalasnya.

Silvia duduk di bangku tadi melihat apa yang akan selanjutnya aldi lakukan. Aldi mulai memetik gitarnya.

Kau adalah puisi hati...

Dikala rindu tak bertepi...

Kuingin kau ada,saat ku membuka mata..

Hingga ku menutupnya kembali...

Kau sirnakan kabut kelabu..

Di sabana pencarianku..

Bagai embun pagi... Kau lepaskan dahaga kemarau... Hati....

Kau lah lukisan pagi.. Yang ku gambar untuk senjaku..

Kaulah selaksa bunga.. Yang warnai musim semiku...

Dikala hati ini gundah...

Kau membuatnya menjadi cerah...

Kaulah matahariku dan kaulah samudera...

Tempat hatiku bermuara...

Kau jawaban dari doaku...

Yang akhiri penantianku...

Bagai bintang jatuh.. Kau hadirkan harapan di dalam... Hati...

Kaulah deburan ombak... Yang pecahkan batu karangku...

Kaulah gugusan bintang yang hiasi malam gelapku...

Dikala hati ini gundah...

Kau membuatnya menjadi cerahh...

Kaulah matahariku dan kaulah samudera..

Tempat hatiku bermuara...

Aldi menghentikan lagunya,silvia melihat aldi berjalan ke arahnya. Silvia hanya diam,dengan wajah yang sulit diartikan begitupun aldi.

Aldi melangkahkan kakinya ke arah silvia yang sedang duduk. Ia mengambil tangan silvia dan silvia berdiri menghadap aldi.

Aldi menepikan rambut silvia ke belakang untuk melihat wajah cantiknya silvia. Ia tersenyum melihat silvia. Ia menatap mata silvia dengan tatapan yang sulit diartikan,ia menarik tengkuk silvia untuk melihat ke arahnya.

"lo tau?" silvia menunggu lanjutan ucapan aldi.

"gue gak tau entah kenapa saat di dekat lo,gue suka ngerasa nyaman".

'gue juga di' batin silvia.

"dan lo tau?" aldi menarik tangan silvia untuk memegang dadanya.

"gue suka deg-degan kalo liat lo natap gue".

'lo aja deg-degan,apalagi gue'

"dan satu hal lagi,gue gak suka liat lo deket sama cowo lain. Orang lain bilang itu cemburu. Gue pengen jauhin cowok yang suka deketin lo. Tapi gue bisa apa? Gue cuma bisa diem,karena gue gak bisa apa-apa"

"lo cemburu?" aldi mengangguk. Aldi memegang tangan silvia erat,silvia bingung melihat aldi yang terus menarik napas,buang,tarik napas,buang.

"lo kenapa di?" aldi menggeleng.

"gue... Gue... Emm gue.. "

"apa di?"

"gue mau.. Emm gue mau lo.." silvia mengangkat alisnya menunggu lanjutan ucapan aldi.

"gue mau lo jadi pacar gue!" silvia melongo. Entah apa yang silvia rasakan,ia tidak menyangka perasaannya yang sudah lama ia pendam,kini terbalaskan.

"lo mau kan? Gue cuma ngasih lo 2 jawaban. Iya atau Gak". Ucap aldi. Aldi menunggu jawaban silvia. Silvia merasakan aldi memegang tangannya dengan erat,tangan aldi dingin dan berkeringat.

"sorry di,gue gak bisa" aldi menatap silvia tak percaya.

"sil,lo pernah bilang kan kalo lo suka sama gue? Lo juga cemburu kan liat gue sama tasya? Jawab sil!" aldi menggoyang-goyangkan pundak silvia dengan matanya yang seperti mencari kebohongan dalam diri silvia.

"gue bilang gak bisa ya gak bisa di!" aldi menurunkan tangannya dari pundak silvia. Ia melangkahkan kakinya menjauhi silvia.

"GUE GAK BISA KALAU HARUS NOLAK LO ALDINO SYAHREZA!" teriak silvia membuat aldi menghentikan langkahnya dan mendekati silvia.

"gue gak salah denger kan?" silvia menggeleng dan tersenyum.

"nggak,lo gak salah denger di" aldi membawa silvia ke dalam pelukannya,silvia membalas pelukan aldi.

'gue bahagia di,ternyata penantian gue selama ini gak sia-sia. Makasih' batin silvia.

Aldi melepaskan pelukannya,ia menatap silvia dengan tersenyum.

"mulai detik ini,jam ini,hari ini,esok dan selamanya. Lo Silvia Anatasya pacar Aldino Syahreza. Gue gak mau liat lo deket sama cowok lain,begitupun sebaliknya" silvia tersenyum bahagia mendengar penuturan aldi.

Lampu cafe menyala dengan beberapa orang disekelilingnya memberikan tepukan untuk keduanya. Disana juga ada kevin dan reno. Mereka mendekati aldi dan silvia.

"selamat ya di. Lo ternyata bisa milikin juga nih cewek" ucap kevin sambil menepuk pundak aldi.

"yahh si aldi udah taken,si kevin lagi PDKtan sama si rani. Terus gue?"

"JOMBLO!" ucap aldi dan kevin.

"dasar teman laknat lo berdua! Gue gantung lo berdua di pohon toge!" kesal reno.

"kekecilan bego!" ucap kevin.

"yaudah gue gantung lo berdua di pohon beringin!"

Aldi,kevin dan silvia membiarkan reno terus mengoceh.

"lo lagi PDKT sama rani?" tanya silvia pada kevin.

"yups"

"rani yang mana? Temen gue?" kevin menggaruk tengkuknya yang tak gatal,kemudian menganggukan kepalanya. Silvia melotot tak percaya.
"yang bener? Sejak kapan? Kok rani gak pernah cerita sih" kesal silvia.

"udah 2 minggu" silvia mengangguk mengerti.

Aldi menarik tangan silvia untuk menjauh dari mereka. Aldi menatap silvia.

"makasih" ucap aldi.

"untuk?"

"semuanya. Gue gak nyangka lo bisa jadi pacar gue. Gue bahagia sil,makasih" aldi memeluk silvia,silvia menaruh kepalanya di dada bidang aldi. Silvia memejamkan matanya saat merasakan aldi mencium puncak kepalanya.

***

Maaf ya,cerita ini bukan kategori RANDOM,tapi Teen Fiction.

❤❤

Pengagum Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang