PROLOG

2.6K 276 290
                                    

WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.

Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en

⏯️

"Hiks, hiks. Mama ... Papa, ... sakit hiks...," rintihnya menahan kesakitan.

Seorang gadis kecil tergeletak tidak berdaya di bawah pohon beringin. Luka bakar yang masih baru dan hangat menghiasi sekujur tubuh gadis kecil itu. Leher, punggung, tangan dan kaki.

"Hu-huuhu ... tolongin Abil, Ma, sa-kit ... punggung Abil sa-kit...," ucapnya merintih sambil memegangi pundaknya yang sakit. Darah yang masih segar merembes dari sela-sela jari mungilnya.

Tangisannya semakin lemah. Gadis itu tidak tahu harus bagaimana, bergerak saja badannya sakit.

"Abil mohon ... siapa pun tolongin Abil. Abil sa-kit...," rintihnya terdengar lemah.

Tidak ada yang mendengar. Karena tidak ada siapapun yang melewati tempat dimana dia tergeletak, dan siapa yang akan tahu sedangkan dia berada di kegelapan yang hanya diterangi cahaya bulan.

Gadis kecil itu semakin lama semakin kehilangan kesadarannya. Dia memejamkan matanya seakan tidak mampu lagi membukanya. Tenaga yang dia miliki mulai terkuras. Untuk menggerakkan bibirnya meminta pertolongan saja hampir tidak mampu.

"Abil mohon...," ucap gadis kecil itu mencoba sekuat tenaga menggerakkan bibirnya.

Merasa lelah menunggu pertolongan yang tidak kunjung datang, Abil akhirnya putus harapan. Dia memejamkan matanya. "Siapa pun kamu ... kumohon tolong Abil...," gumamnya dalam hati. Tangan dia gunakan untuk memegangi punggungnya terlepas disamping tubuhnya. Tangannya melemas.

Sebelum menutup matanya untuk yang terakhir kalinya, gadis itu mendengar suara langkah pelan. Matanya sayup-sayup melihat sosok berbaju hitam menuju kearahnya.

Sosok bayangan manusia itu muncul dari kegelapan yang entah dari mana. Pakaian hoodie hitam menutupi tubuhnya. Bahkan kepala dan sebagian wajahnya hampir tertutup hoodie-nya.

Sosok itu mendekati tubuh yang tergeletak di tanah. Gadis yang tergeletak itu tersenyum tipis. Entah dia harus merasa senang atau sedih, dia tidak tahu. Bisa jadi sosok itu adalah malaikat yang akan mencabut nyawanya. Tetapi, dia tidak bisa membedakan itu apa, apalagi berpikiran negatif. Namun yang patut dia syukuri yaitu sudah ada yang menemukan tubuhnya saja dia merasa senang, apalagi sosok itu mau menolongnya, dia akan merasa senang sekali.

Saat memperhatikan lebih lama, gadis itu tahu sosok yang mendekat ke arahnya bukan orang dewasa, bahkan jauh dari kata dewasa.

Gadis itu masih berusaha membuat indra penglihatannya terbuka sedikit. Sosok yang berdiri itu berjongkok cukup dekat disamping tubuh gadis itu. Merasa tidak kuat lagi, gadis itu merapatkan matanya.

Sosok itu yang berjongkok mengangkat kedua tangan mungilnya mengudara di atas tubuh yang tergeletak.

Bibirnya mulai bergumam, "Ferresabiella Latanzana Quito Tolaifegen Rieoniataratta." Cahaya yang cukup terang muncul dari kedua telapak tangannya.

Luka bakar dan goresan pada pemilik tubuh yang tergeletak mulai mengering. Goresan di punggungnya mulai menutup sempurna.

Sosok berbaju hitam itu terus merapalkan mantranya. Hingga perapalan mantra untuk ketiga kalinya selesai, dia berhenti. Tubuh gadis itu mulai mulus tanpa luka bakar dan goresan. Lukanya mulai menghilang tanpa bekas. Namun sang pemilik tubuh tidak bergerak untuk memberikan reaksi.

"Requeladeina...." Dia mengucapkan mantra kembali yang lebih pendek. Merasa sudah selesai, dia menepuk tangannya sekali tanpa suara.

Sosok berbaju hitam itu membuka telapak tangannya, goresan hitam berbentuk sayap kecil tercipta di sana. Namun sedetik kemudian goresan itu menghilang.

Dia bergumam tidak jelas kepada gadis yang tergeletak. Meskipun gadis itu tidak mungkin tahu, sesuatu itu cukup penting hingga dia harus menyampaikannya. Setelah itu, dia memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu sendiri.

Kakinya terus melangkah menuju kegelapan. Dia mengabaikan gadis itu sendirian yang hanya ditemani pelindung tak kasat mata darinya. Dia sengaja memberikan perlindungan tersebut kepada gadis itu dari hewan buas dan orang yang mempunyai tujuan buruk kepada gadis itu.

** TBC **

Any typo?

Gimana menurut kalian?

Do You like it?

Setelah baca budayakan VOTMENT - Vote & Comment. Tinggalkan jejak kalian ya, biar De'en senang. Buat orang senang kan pahala..

Thanks a lot 😊

NEXT CHAPTER....
.......... EPISODE.....
.......... LONG STORY
NEXT PART... STAY TUNE.

Spam Next, kuy » » » B1

Life But UnlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang