WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..
Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en
⏯️
Gadis kecil berumur 9 tahun yang tengah duduk di bangku taman itu memakan permen bungkus yang ada ditangan mungilnya. Dalam duduknya, dia asyik bermain sendiri menyusun berjajar permennya di bangku panjang itu.
"Satu, dua, tiga, empat, ... ya!" jeritnya memekakkan telinga, saat permennya hilang satu.
Gadis itu mendongakkan wajahnya. Dia melihat ada orang yang berdiri di depannya. Siapa lagi kalau bukan orang yang pastinya dalang pencuri permennya, gadis itu seketika berdiri dan memukul pencuri itu dengan tangan mungilnya. Pencuri itu mengelak dari pukulan gadis kecil di depannya.
"Pencuri! Itu permen punya El!" marahnya. Gadis itu terus memukuli laki-laki yang mencuri permennya. Tetapi laki-laki itu malah semakin gencar melakukan aksinya. Dia nembuka bungkus permen.
"Kak Angga! Huwa, aku aduin tante Elin sama om Haris. Kak Angga nyuri permen El!" Tangisnya meledak saat laki-laki itu memasukkan permen punyanya di mulut laki-laki itu.
Laki-laki itu mencebik. "Cengeng! Minta permen satu aja nangis. Gimana kalau minta semua," usilnya mengulurkan tangannya ingin meraup permen gadis itu.
"Huwa ... punya El. Semuanya punya El. Tidak boleh ambil. Kak Angga jahat...," racaunya menyentak tangan laki-laki di depannya yang masih usil.
Pasangan suami istri yang keluar dari kantor sipil kota Kagya melenggang mendekati dua anaknya di taman depan kantor sipil. Mereka mengernyitkan alis saat melihat anak gadisnya menangis.
Sampai didekat anak-anaknya, sang istri menarik telinga remaja laki-laki berumur 13 tahun yang menjadi biang anak gadisnya menangis. "Kakak nakal ya sama adik. Disuruh jagain malah dibuat nangis," omelnya.
"Ampun, Mi. Dianya aja yang cengeng, Mi. Kakak cuma minta permen kok. Salahnya gak mau berbagi, Mi. Kakak suka permen itu Mi, jadi kakak ambil deh," belanya sambil memegangi telinganya yang habis ditarik maminya.
"Bohong! Kak Angga nyuri, dia tidak bilang dulu, tante Elin. Hiks," adu gadis itu dengan sesenggukan.
"Sayang, panggil Mami sama Papi ya," pintanya. Gadis itu mengangguk.
"Aduduh, sudah ya nangisnya? Cantiknya Mami sama Papi jangan nangis lagi, nanti Kakak yang nakal ini Mami buang deh," imbuhnya mencoba menenangkan gadis kecilnya.
"Mami jahat. Pi, masak Rangga mau dibuang," rengek laki-laki itu meminta bantuan papinya.
Melihat kelakuan mereka, papinya terkekeh. "Makanya Kakak jangan nakal. Katanya pengen punya adik perempuan, nah sudah punya masak ditangis terus, Kak?"
"Iya, iya. Rangga yang salah!" dengus laki-laki itu.
Rangga mengulurkan tangannya. "Kakak minta maaf ya, Dek? Kakak minta permennya tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasyRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...