B3 - Lanjutan

530 66 188
                                    

WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.

Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..

Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en

Elle Pov #

Memangnya siapa yang berani melawan gadis itu? Gadis berwajah cantik dan populer, most wanted-nya kelas XII SHS Counvill. Setiap kata yang keluar dari mulutnya sebagai perintah adalah mutlak.

****

"Hei, Risa minggir lo. Gue gak ada waktu buat ladenin lo," kata laki-laki tadi yang dihadang memasang muka kalem yang tersirat menantang.

Gadis yang dipanggil Risa itu mengernyitkan alisnya. Dengan wajah garangnya yang masih tercipta, kecantikan Risa tidak dapat dipungkiri. Laki-laki yang meladeni adu mulut dengannya bahkan juga takjub dengan kecantikan Risa, tetapi laki-laki itu tidak menggubris. Karena keinginannya sekarang hanya pergi dari sini dan pulang.

Laki-laki itu mendengus karena Risa tidak merespons kata-katanya maupun pergi memberikan akses keluar.

"Telinga lo digadaiin di mana, Ris?" ejeknya mulai kesal.

Gadis itu hanya mendengus. Dia tetap mengabaikan laki-laki itu.

"Diane Abrelle maju sini lo!" ucapnya mulai membentak teman-temanku.

"Woi, Risa! Lo budek atau apa? Gue bilang minggir. Lo ingin gue main kekerasan, hah?" temanku itu sudah hilang kesabarannya.

"Woo, santai mas Bro! By the way gue juga gak ada maksud buat ganggu lo, Jibran Agni Malik. Tapi si Diane Abrelle masih ngumpet aja. Temen-temennya jadi kena getahnya karena dia." Risa menatap Jibran dengan senyum mautnya yang dipermanis.

Aku yang berdiri di belakang sedari tadi gemetaran mendengar pertengkaran mereka. Aina yang ada di sampingku memegang tanganku, menyalurkan ketenangan.

Aku memberanikan diri melangkah maju, salah satu temanku di sisi lain menahan lenganku. "El, tidak usah. Biarin saja," katanya. Teman-temanku yang lain juga mengangguk.

Mataku menelusuri wajah tegang teman-temanku. Kepalaku menggeleng pelan. Teman-teman satu kelasku memang jarang banget dekat denganku kecuali Aina, tetapi mereka loyal sama temen-temen satu kelas mereka.

Aku merasa trenyuh. Namun kakiku terus berjalan ke depan mereka, melihat teman-temanku terhenti di depan kelas aku nemantapkan diri untuk mengaku. "Hai, Risa! Aku yang namanya Diane Abrelle. Memang ada apa nyariin aku?" tanyaku kalem yang padahal asli gemetaran hebat.

Gadis itu, yang bernama Risa tersenyum miring. "Oh jadi ini si gebetan Naufal Reynald? Kumel, kutu buku, pengecut, sok polos dan, iuh ... ilfeel gue lihat lo...." Risa menatapku dengan jijik.

Tanpa basa basi lebih lama, dia dan dua temannya menarik tanganku. "Sini lo, ikut gue! Lo perlu dikasih pelajaran."

Aku mencoba menghempaskan tangan Risa, tetapi tetap saja kuat dia apalagi tanganku satunya dipegang dua temannya.

Life But UnlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang