B18 - Putus Asa? | Axe Pov

313 46 78
                                    

WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.

Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..

Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en

Axe Pov#

Enam lawan satu tentu saja kalah. Apalagi mereka bukan orang biasa. Selain itu posisiku saat itu tidak bisa apa-apa. Kekuatan sihirku hilang, dan mereka yang menghilangkannya. Fuck! Licik.

Setelah dibawa ke tempat mereka, aku dikurung di sel tahanan ini. Sudah berapa hari aku tidak tahu, karena di sini gelap. Matahari tidak bisa menembus dinding sel tahanan ini, jadi aku tidak bisa memperkirakan waktu. Namun mereka baru memberikan aku makan dua kali. Seperti halnya tahanan di tempat lain, mereka memberikan tahanan mereka makan.

Sepi, di sini sangat sepi melebihi apapun. Makam kuburan pun kalah sepinya. Tidak ada nyanyian serangga atau gemerisik dedaunan. Sepoi-sepoi angin juga tidak ada yang menari-nari di rambutku. Sepi yang membunuh. Sepertinya cocok untuk sel tahanan ini. Hal itu membuatku ingin berteriak keras.

"Kenapa gak gue lakukan aja? Bosan juga di sini gak ngapa-ngapain," gumamku.

Aku berteriak keras. Suaraku menggema dalam sel tahanan ini. Bahkan saat teriakanku berlangsung tidak ada siapapun yang memprotes terganggu.

Aku berteriak sekali lagi. Tidak hanya sekali, tetapi sampai berkali-kali. Mungkin jika ada yang melihatku, aku bisa disebut orang gila. Sepertinya benar. Aku mungkin sudah gila. Atau masih bisa ku sebut tingkat frustrasi akut? Entahlah.

Mataku masih terbuka. Aku tidak tahu kapan ia akan terpejam. Dari awal sampai di tempat ini, mataku masih saja terbuka dalam gelapnya sel tahanan ini. Ingin ku pejamkan, tetapi selalu saja tidak bisa.

Lelah, sungguh melelahkan. Sebenarnya lelah ini sangat terasa di berbagai tubuhku dan mataku. Namun apa daya, jika mereka menolak untuk diistirahatkan.

Dalam dudukku, aku terdiam dan bersandar pada dinding sel. Sendirian di sini terasa menyesakkan dan menyiksa. Apalagi di tempat yang tidak ku ketahui seperti apa sebenarnya.

Sesekali aku berdiri mondar-mandir memikirkan bagaimana caranya keluar dari sini. Berbagai mantra pun sudah ku coba. Tetapi tidak ada yang berfungsi.

Tiap menit selalu ku coba. Masih terus berharap kalau salah satu mantra mungkin saja bisa berfungsi. Tetapi sepertinya tetap saja tidak ada reaksi.

Aku mulai merasa putus asa. Hah ... putus asa....? Batinku diiringi embusan kasar yang keluar dari hidungku.

Tak lupa senyum miris menghias di bibirku. Mungkin kata 'putus asa' sudah pantas untuk ku sandang saat ini. Tubuhku seketika melorot. Aku terduduk dengan lutut menekuk.

"Putus asa, pu-tus---a-sa?" gumamku mengejek. Tawaku seketika pecah. Tawa yang menyedihkan.

Beberapa menit, bahkan mungkin hingga berjam-jam terlewat, otakku mulai merasa lelah. Dengan tidak melakukan apa-apa, tubuhku pun ikut terasa sakit semua.

Life But UnlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang