Hei, siap baca?
Jangan lupa salurkan semangat untukku, lewat voment kalian🌟
--------------
Elle terus melangkahkan kakinya melewati batas rumah mewah itu. Iya, mewah. Rumah berlantai dua dengan gaya modern itu pasti mahal. Ditambah satu bangunan lain, berlantai satu yang juga modern terletak tepat di depan Elle. Hal itu membuat Elle tercengang. Ia tak menyangka tadi ia terbangun di salah satu bangunan mewah itu. Sungguh, dan Elle tak menyangka kalau laki-laki itu mempunyai keluarga besar nan kaya.
Gelengan kepalanya menyadarkan pikirannya. "Aku harus pulang," gumamnya tetap melangkah menjauh dari dua bangunan mewah itu.
Hingga sampai di pinggir hutan, kakinya terhenti. Ia mengedarkan matanya.
"Ini di mana? Seperti di tengah-tengah hutan, huh?" tanyanya seorang diri.
"Iya. Ini jauh di dalam hutan," balas suara dari sampingnya.
Elle menoleh sebentar. Laki-laki itu, Axe sudah berdiri tepat di sampingnya. Aneh, telinga Elle sedari tadi tak mendengar suara kaki yang mengikutinya.
"A-apa? Kenapa bisa di dalam hutan?" tanya Elle sedikit bergidik.
"Because this is small world of my family, Sagmancher. Dan lo sekarang bagian dari kami," ujar Axe.
Elle terdiam. Dia tak mengerti alasannya. Namun saat ini ia hanya ingin pulang. "Tapi aku gak bisa. Aku harus pulang," tolak Elle.
"Gue pikir lo gak akan suka pulang setelah lo tau kenyataannya. Lebih baik lo tinggal di sini aja, untuk keamanan kalian juga," ucapnya.
"Maksudnya?" Kali ini Elle menghadap Axe. Dia menautkan kedua alisnya. "Ngomong-ngomong kamu juga gak memberitahuku. Soal apa yang Millee singgung tadi, hm?" desak Elle meminta penjelasan.
"Baiklah akan gue jelasin. Ikut gue," ujarnya.
Elle mengernyit. "Ikut ke ...," ucapan Elle terputus, "mana....?" lanjutannya tertelan keterkejutannya, saat Axe memegang tangannya tanpa aba-aba. Lalu ditambah saat ini mereka sudah berada di atas pegunungan batu yang ada di belakang rumah modern itu.
"Yaa!" seru Elle panik saat mengetahui posisi mereka yang berada di ketinggian. Dengan refleks Elle meraih pegangan yang dapat menyangganya.
Aku gak takut ketinggian. Aku cuma kaget! elak batinnya.
Tak ada benda lain yang dapat dijadikan pegangan, maka Elle berpegangan ke laki-laki yang bersamanya. Tangannya dengan terpaksa melilit lengan laki-laki di sampingnya itu.
Elle masih shock. Sebenarnya apa yang baru saja dilakukan laki-laki itu? Kenapa mereka bisa sampai ke sini?
Sudah lama ia menorehkan pertanyaan itu. Mengingat dia yang tiba-tiba sudah ada di kamar Elle, tiba-tiba dia cepat pergi dari hadapan Elle dan dia sering kali bergumam tidak jelas di depan Elle. Bahkan cahaya yang keluar dari telapak tangannya seperti pertama kali Elle bertemu dengan laki-laki itu, Elle melihatnya jelas. Elle semakin bingung dengan laki-laki itu.
Buktinya seperti sekarang ini, laki-laki itu dan dirinya berpindah ke tempat ini. Lalu laki-laki itu juga, di tangannya memancarkan cahaya kuning menyilaukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasíaRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...