Sekadar mengingatkan, tekan bintangnya * 🌟 *
Happy reading
--------------
Hari telah berganti hari. Dalam duduknya, Elle menghitung jarinya. Tiga jari kirinya masih berdiri kokoh, sedangkan tujuh lainnya tertekuk. Melihat itu, Elle mengembuskan napas berat.
"Seminggu terhitung hari ini aku gak pulang?" ibanya.
"Baru juga seminggu. Seperti gak pernah pergi dari rumah aja," ejek laki-laki di sampingnya.
"Emang i--ya! Kenapa kamu selalu seenaknya masuk! Ada pintu buat apa kalau gak dipakai." Elle melotot kesal.
"Buat pelengkap aja. Lagian ini juga kamar gue," ujarnya.
Elle mendengus. "Apa katamulah," balasnya malas. Malas memperpanjang percakapan dengan laki-laki itu, maksudnya.
"Hm, ikut gue. Kita sudah ditunggu." Laki-laki itu langsung menarik tangan Elle untuk berdiri. Ia menariknya mengarah ke pintu tanpa membukanya.
"Buka pintunya dulu, Ax!" teriak Elle. Ia takut mereka akan segera terbentur pintu. Tetapi Axe mengabaikannya. Ia membalas dengan senyuman.
Rasanya Elle ingin memakinya. Alih-alih ingin memaki, ia jadi terdiam dengan senyuman Axe. Ia sampai tak sadar, tubuhnya sudah berbenturan dengan pintu atau belum. Ah, tapi mereka kan bisa ngilang.
"Kita udah sampai. Tatapan lo kode berapa?" sindir Axe menyadarkannya.
Elle cepat-cepat menggelengkan kepala. Tuh, benar. "Sshh! Apaan, gak ada kode-kodean." Elle mengibas-kibaskan tangannya.
"Ada. Kode 1, minta ditinggal sendiri. Kode 2, minta dipeluk ..." terangnya menjeda.
Elle memutar bola matanya malas. "Terus?" tanya Elle tak acuh. Kakinya sudah melangkah maju. Matanya meneliti tempat itu. Luas, lapang dan asri. Lapangan rumput yang luas itu terpampang di depannya.
"Kode 3, minta dicium. Kode 4 dan seterusnya tergantung. Terus lo tadi kode berapa?" tanya Axe mengikuti langkah Elle.
Elle menoleh ke arahnya. Ia memiringkan kepalanya. "Kode 00," balas Elle asal.
"Itu kode apa?" tanya Axe mengangkat satu alisnya.
"Mana aku tahu."
Elle mempercepat langkahnya menuju mereka yang sudah berkumpul di sana. Para tetua klan Sagmancher, dan para pemudanya. Sebelum menyapa, Elle menelan ludahnya terlebih dahulu. Mendadak ia gugup.
Semua mata yang tadinya fokus latihan kini mengarah ke dirinya. Meskipun sudah sering bertemu dan berlatih bersama, tetap saja ia belum terbiasa.
Elle menarik ujung bibirnya, tersenyum kikuk. "Halloha ... hee, maaf mengganggu, lanjutkan semuanya," ujarnya diiringi anggukan kepalanya.
"Ax, ajak dia ke lainnya," seru Nolan.
"Terus seperti biasa kalian buat kelompok dua-dua. Latihan dalam waktu satu jam. Nanti kami akan menguji kalian," imbuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/147786884-288-k190612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasyRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...