B12 - Need

440 39 183
                                    

WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.

Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..

Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en

⏯️

Dalam kamar tidurnya yang gelap, Elle ingin mengganti posisi tidurnya miring ke kiri. Karena tangan kanannya mulai terasa kebas ia pakai untuk bantalan kepalanya. Namun Elle mengurungkan niatnya, saat salah satu tangannya tak sengaja menyentuh sebuah benda yang bertengger di pinggangnya.

Masih dengan terpejam, Elle merasakan napas hangat yang berasal dari belakang menggelitik tengkuk lehernya. Elle mengusap kedua matanya yang terpejam, agar segera terbuka. Namun nihil, matanya masih erat tertutup.

Apa aku sedang berhalusinasi? Dalam kamarku kan hanya ada aku saja. Pintu sudah di kunci, jendala pun sama. Batinnya mulai bekerja.

Dengan sangat hati-hati, Elle menelusurkan tangannya pada benda yang bertengger di pinggangnya.

Halus.... pikirnya saat menelusurkan tangannya. Pasti selimutku, batinnya mencoba berpikir positif.

Semakin lama menelusurkan tangannya, Elle menemukan ruas-ruas yang cukup dia kenali. Tepatnya di depan perutnya, di mana benda yang bertengger di pinggangnya itu berujung.

Apa ini? Tidak-- tidak. Tidak mungkin ini tangan orang lain. Pasti tanganku. Batinnya.

Dia mencoba meyakinkan perasaannya yang mulai takut. Mungkin saja itu tangannya yang lain. Baru saja dia ingin menghilangkan ketakutannya, benda itu mulai bergerak tak sesuai otaknya.

No! Benda ini-- ini selimutku. Bukan. Bukan tangan. Tetapi, argh! I-ini tangan ... ada jari-jari yang beruas. Tetapi tangan milik siapa? Apa jangan-jangan hantu? Batin Elle mulai meracau tak jelas.

Ketakutannya semakin bertambah saat tangan itu menelusup dalam piyamanya. Bukan hanya menelusup, tangan itu mulai mengelus perut ratanya.

"Kyaa--mh!" Elle menjerit tertahan. Mulutnya ia bekap dengan tangannya sendiri.

Seketika matanya juga ikut terbuka lebar. Gelap. Ruangannya gelap. Tentu saja, Elle mematikan lampunya saat tidur tadi. Elle tidak dapat melihat apa-apa.

Tetapi dia yakin, sesuatu, pemilik tangan ini ada di belakangnya. Tidak mungkin hantu. Mana ada hantu bernapas, dan napasnya hangat lagi. Dia pasti penyusup. Atau bahkan makhluk jadi-jadian? Banyak pertanyaan yang terlontar dalam hatinya. Namun harus bertanya kepada siapa? Dia?

Elle menggeleng pelan. Tanpa menunggu lebih lama lagi, sebelum tangan itu merayap lebih jauh, Elle segera menyingkirkan tangan itu dari dalam piyamanya. Berhasil. Pemilik tangan itu tidak ada pergerakan.

"Fyuh! Aman aman," gumamnya sepelan mungkin.

Dengan cepat dan hati-hati, Elle beringsut menjauh dari napas yang terus menggelitiknya sedari tadi dan dari tangan setan itu. Tetapi harus ia akui, ruang geraknya sangat terbatas. Bahkan Elle hanya dapat bergerak beberapa centi saja dari-nya. Posisinya yang miring membuat Elle kesulitan bergerak. Apalagi jika menggerakkan kakinya, pasti akan membangunkan dia yang ada di belakangnya.

Ketakutan masih merasukinya. Elle takut membangunkan dia, kalau-kalau dia membawa senjata atau benda tajam dan melakukan hal yang tak diinginkannya.

Life But UnlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang