B8 - That's Right

436 50 165
                                    

WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.

Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..

Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en

⏯️

"Lo gak salah, dia pacarnya Rey?" tanya murid perempuan berbisik kepada temannya.

"Iya, gak salah. Emang gadis itu," jawabnya pelan pula.

"Gak mungkin. Pasti lo salah. Rey pacaran sama cewek kayak gitu? Gak mungkin banget," elak murid perempuan lainnya.

"But, that's right. Dia pacar Rey sekarang."

"Terus mau di kemanain si Risa?" tanya yang lainnya ikut nimbrung.

"Lo gak tau?" tanya salah satu dari mereka dengan kernyitan di keningnya. Temannya yang bertanya menggeleng pelan. Dia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan temannya, "mereka kan emang udah putus," imbuhnya.

"Oh ... tapi Risa kayaknya masih dekat dengan Rey tuh, dan kemarin lo ingat? Saat jam terakhir Risa melabrak cewek itu," ucapnya. Mereka melayangkan mata mereka ke arah orang yang di maksud. Mereka menatap dia bukan karena iri.

Pasalnya kalau berurusan dengan Risa maka dia tidak akan terlepas begitu saja sebelum Risa mendapatkan apa yang diinginkan. Tidak berhenti di situ saja, Risa akan mengganggu siapa pun itu yang berani mengusik apa yang ditandai sebagai miliknya. Makanya mereka tidak ada yang berani berurusan dengannya, dan Rey yang masih ditandai sebagai miliknya.

Mereka kasihan kepada gadis itu karena dia akan mendapatkan hari yang buruk terus jika tidak mundur. Tetapi gadis yang di maksud tidak mendengar apa yang mereka katakan dan tidak tahu apa yang mereka khawatirkan.

Kalaupun tahu, dia akan lebih memilih diam. Duduk nyaman di bangku meja kelasnya seperti sekarang dengan buku novel di atas mejanya yang menemani saat jam istirahat, karena dia tidak begitu tertarik dengan sekitar. Isu, gosip, kabar burung dan sebagainya dia kudet - kurang update.

Saat sedang asyik membaca, tiba-tiba lengannya di senggol seseorang. Refleks dia menoleh.

"Ke kantin yuk?" ucap orang yang menyenggol lengannya.

Bukannya ucapan minta maaf tetapi berupa ajakan. Yah memang orang itu sengaja mengenggol lengan gadis itu karena kalau tidak begitu dia akan asyik terus dengan membaca.

"Ke kantin sendiri, Na. Malas ke sana," tolaknya.

"Sekali ini aja El. Dari dulu selalu alasan itu. Udah kelas dua belas mau lulus ke kantin aja gak pernah, ayolah ... nimbrung ke keramaian. Sekali-sekali buat cuci mata juga...." bujuknya.

Elle mendengus. Dia malas ke kantin memang malas. Malas karena keramaiannya. Bukan karena dia anti-sosial tetapi dia malas jika banyak yang membicarakannya.

Sejatinya hidup di masyarakat, peran orang lain punya mata dan mulut memang harus digunakan sebaik-baiknya termasuk memberitahu apa yang kurang dari kita. Nah, dari sana bisa diambil sisi positifnya yang berupa koreksi yang baik jika memang kita salah bertindak. Dan mereka punya masing-masing cara sendiri saat membicarakan orang lain. Di sanalah kesalahannya, cara mereka yang terkadang salah.

Life But UnlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang