WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..
Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en
⏯️
Setelah berkutik dengan pikirannya, Elle bergegas menuju lapangan basket. Dari ujung koridor kelas XII, pertandingan basket sudah dimulai.
Sebelum ikut menonton pertandingan, Elle berbelok ke kantin terlebih dahulu. Setelah itu, dia memilih tempat duduk yang berada di bawah pohon katapang yang cukup jauh dari lapangan. Meskipun jauh, dia masih bisa melihat dengan jelas tanpa terhalang.
Di dekat lapangan basket ramai riuh dengan murid-murid yang menonton di sana. Mereka duduk di bawah pohon yang ada di pinggir lapangan basket. Duduk mereka menggerombol dengan satu kelas masing-masing. Begitupun kelas Elle dan Aina, kelas Society 3.
Elle lebih suka di sini dari pada di sana. Karena kalau di sana tanpa Aina, dia tidak bisa berbaur dengan teman-temannya yang lain. Dari tempatnya duduk, Elle fokus melihat aksi Aina dan empat teman kelasnya. Dengan kepiawaiannya, Aina men-drible bola basket ke arah ring lawan. Satu lawan terlewati dengan baik, dua lawan terlewati juga.
Aina terus maju ke ring lawan. Dia tak sendiri, dua teman timnya mengikuti. Tiga lawan tiga, seimbang. Aina meng-over bola. Bola masih selamat, lalu bola basket di-over lagi hingga bola basket kini membali ke tangan Aina.
Tanpa menunggu lawan kembali menghadang, dengan cepat dan lincah, Aina segera menembak bolanya ke ring dari luar garis three-point.
"Yash! Tiga poin!" teriak mereka saat bola masuk di ring lawan.
Lawan kelas mereka yaitu kelas XII Society 4. Mereka cukup sulit juga ditakhlukkan. Tetapi Aina dan timnya tidak akan menyerah begitu saja. Mereka memutar balik kemenangan.
Sekarang angka poin yang sudah mereka cetak yaitu 37 - 35. Kelas Aina yang merupakan kelas Elle juga, mereka memimpin pertandingan. Meskipun selisihnya miris sekali.
Dua menit lagi permainan basket mereka selesai. Mereka masih harus melawan dan tetap bertahan dengan lawannya. Mereka terus berjuang dan berharap dapat menyelesaikan pertandingan dengan poin yang mereka pertahankan hingga peluit bertiup.
Priiit!
Pertandingan akhirnya usai dengan poin 41 - 39. 41 untuk tim Aina dan 39 untuk tim lawan. Sebelum pertandingan selesai, mereka bisa mencetak poin lagi. Tetapi tetap saja pemenang dalam pertandingan mereka adalah tim Aina.
"Yey! Kita menang. Babak penyisihan selanjutnya kami menunggu!" ucap tim Aina serentak.
Di tepi lapangan, sambutan teman-teman satu kelas menyerbu tim Aina. Mereka senang dengan jerih payah mereka. Di tengah-tengah sambutannya, Aina celingak-celinguk mencari seseorang. Dan orang yang tengah ia cari adalah Elle.
Tepat saat Aina melihat ke arahnya, Elle melambaikan tangannya dari tempatnya duduk. Melihat keberadaan Elle, Aina bergegas ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasyRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...