WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..
Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en
Elle Pov#
Di taman biasanya, taman kota Kagya yang ada di St. Sun Flower, aku dan Rey duduk bersisian. Bangku taman di bawah pohon mangga tak jauh dari kolam ikan menjadi bangku favorit kami setelah pertama kali ke sini.
Kami duduk masih menutup mulut masing-masing. Entah kenapa aku menjadi agak canggung berada didekat Rey. Dia masih diam dalam duduknya, tidak menoleh kearahku atau melirik. Pandangannya lurus ke depan. Berbeda denganku, sesekali aku mencuri pandang ke arah Rey.
Sedari melihatnya saat di sekolah, aku sudah menahan tanya karena pipi Rey agak lebam. Meskipun diperhatikan dari jauh tidak terlalu kentara, tetapi tetap saja jika diperhatikan terus bahkan dari dekat begini, bekas lebam di pipinya jelas kelihatan.
Merasa resah, aku berdehem sebelum membuka suara. "Rey," panggilku.
Dia tidak menjawab.
"Rey?" panggilku sekali lagi. Kali ini dia menoleh ke arahku.
"Ya, El?"
Aku menunjuk pipinya. "Kamu habis berantem?" tanyaku.
Rey nyengir kuda. "Ya begitulah, El. Tapi bekasnya cuma dikit kok."
"Em...." Otomatis aku mengulurkan tanganku menyentuh pipinya. "Sakit Rey?" Aku sengaja menekan pipinya pelan dengan beberapa jariku.
Rey menggeleng. "Udah gak sakit, sayang."
Aku menghela napas. Gagal. Kukira dia akan meringis kesakitan, karena aku tahu itu pasti masih sakit. Tetapi dia menahannya. Apa memang laki-laki selalu mencoba kuat di depan perempuan?
Angin silir-silir bertiup menerpa wajah kami. Beberapa orang yang menikmati waktu santainya di taman kota merasa betah berada di sini. Meskipun sudah berjam-berjam terlewati.
Termasuk aku dan Rey. Kami sudah satu jam lebih menghabiskan waktu di sini. Setelah percakapan singkat tadi dan beberapa percakapan tanpa arah, kami pasti kembali terdiam beberapa menit dengan pikiran masing-masing.
"El?" panggilnya kemudian.
"Hm, ya Rey?"
"Kamu pernah ngerasain cemburu gak?" tanyanya tanpa menoleh ke arahku.
Aku mengernyit, mencoba menerka arah pembicaraan Rey. Tetapi aku tidak tau maksudnya yang mana. Pacaran baru pertama kali ini. Cemburu akan apa? Atau mungkin cemburu dengan keluarga mereka yang lengkap? Atau cemburu hal lain?
Jawabannya tentu saja aku tidak pernah merasakan yang namanya cemburu. Dengan mereka yang punya keluarga lengkap dan harmonis? Tidak tuh. Buat apa cemburu? Lagian apa dengan cemburu semuanya bisa berubah sesuai dengan keinginanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasyRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...