B34 - Lanjutan

215 27 47
                                    

Kuy, langsung saja
Sebelumnya tekan 🌟-nya

Happy reading

--------------

Bdoom.

Kraaw. Kraaw.

Suara ledakan disertai riuhan suara burung hutan yang terdengar samar-samar itu menyita perhatian mereka. Gerombolan burung yang berhamburan dan kepulan debu yang membumbung tinggi itu berasal dari pegunungan di ujung sana.

Semua kening mengernyit. Tak terkecuali pemimpin kelompok itu di lapangan luas. Namun tak lama kemudian dia menyuruh menghentikan aktivitas yang terjadi.

"Dyne, Finn, pertandingan ditunda! Kalian berkumpul di sana!" titah Nolan menggelegar.

"Mike, Jeo, Finn kalian jaga para wanita. Dion dan yang lainnya ikut aku!" tegasnya kemudian.

Setelah berkata demikian, Nolan dan lainnya mengikutinya. Sesuai perkataan Nolan, para ibu dan pemuda berkumpul di dekat pohon Trembesi yang ada di pinggir lapangan.

Tak terkecuali Elle berada di tengah-tengah mereka. Di belakangnya ada para ibu. Mike dan Jeo ada di paling belakang. Di sampingnya ada Dyse dan Dyne. Di sisi lainnya, ada Millee, Nick dan Finn. Mereka semua tak ada yang angkat bicara.

Apa gak ada yang khawatir? batin Elle.

Ia menggigiti kuku jari kirinya secara bergantian. Apa hanya dia yang khawatir terjadi apa-apa di ujung sana?

Aneh, batinnya. Mereka bertukar kekhawatiran mereka lewar pesan Airix kah? Gak adil. Hanya Dia dan Jeo yang tak bisa melakukannya dong.

"Semoga mereka baik-baik aja," celetuk Dyne.

"Pasti baik-baik aja," sahut Dyse.

Elle menoleh ke mereka berdua secara bergantian.

"Hm, tapi apa yang terjadi di sana? Apa gak apa kita di sini, gak ikut bantu?" ujar Elle.

"Selama ada tetua, Axe lo aman. Gak usah lebay." Finn ikut menyahuti.

"Finn!" peringat Dyne.

Finn tak merespons. Dia memilih memalingkan wajahnya.

Elle mengernyit. Aneh, mereka semua aneh. Semenjak kedatangannya di sini sikap Finn ke dia, Dyne, Dyse, Dion dan Axe tak bersahabat sedikitpun. Padahal kata Millee mereka semua friendly dan humble. Terutama Finn, katanya dia yang paling asyik di antara yang lain, tetapi nyatanya tak seperti katanya itu tadi.

"Tenang aja El. Axe pasti bisa jaga diri," ucap Dyne menginterupsi penilaiannya.

Elle menoleh ke arahnya. Bibirnya mengerucut tak terima. "Bukan dia! Tapi kurasa, di sana ada yang gak beres. Aku takut kalau ..."

Jeo tiba-tiba ada di sampingnya. Ia memotong ucapan Elle, "Hei, gak ada mereka di sana, El."

Elle menghela napasnya. Tetap saja dia khawatir, tetapi ya sudahlah. "Em, iya kak," gumam Elle sangsi.

Life But UnlifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang