WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..
Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en
⏯️
Ting-tong. Ting-tong.
Pintu rumah belum ada yang membuka. Sang tamu mencoba memencet bel kembali.
Ting-tong. Ting-tong.
"Elle. Ini gue, Aina. Buruan bukain dong! Gue kedinginan nih." teriak sang tamu dari balik pintu.
"Dek!" panggil laki-laki yang merupakan penghuni rumah itu. Laki-laki itu menengok ke sampingnya. Gadis yang dipanggil sedang meringkuk di sofa, "Buset dah. Ini anak malah molor."
Akhirnya laki-laki itu beranjak dari duduknya. Dengan langkah cepat dia menuju pintu.
Ting-tong.
Bel berbunyi kembali.
Sebelum mendengar bel yang lebih berisik lagi, Rangga segera membuka pintu rumah. Tamunya menurunkan tangannya dari bel rumah. Dia tersenyum kepada sang pemilik rumah.
"Eh, Kak Rangga. Kok gak Elle yang bukain Kak, malah Kak Rangga?" tanyanya.
"Si Elle molor, Na. Masuk dulu gih, nanti masuk angin." Rangga mempersilahkan Aina masuk.
Aina masuk ke dalam. Mengekori Rangga. Rangga menuntun Aina ke ruang keluarga, tepatnya di depan televisi yang menyala.
"Noh! Elle masih molor aja," ucap Rangga mengangkat dagunya.
"Buset dah, emang bener ini anak. Padahal tadi siang udah gue bilangin mau ke sini, Kak. Malah dia asyik molor. Huh! Mentang-mentang tadi hujan, emang enakan molor sih. Tapi kan tetep aja gue bakal ke sini karena udah janji," cerocos Aina.
"Ya udah, bangunin aja. Gue mau ke kamar." Rangga melangkahkan kakinya menjauhi mereka. Sebelum melangkah ke tangga, Rangga berhenti.
"Oh ya, handuk buat ngeringin rambut lo ambil di lemari samping sofa itu, Na." Jarinya menunjuk ke arah sofa seberang Aina berdiri.
"Oke, Kak Rangga. Makasih."
Setelah mengambil handuk buat ngeringin rambutnya, Aina membangunkan Elle.
"Hello, Sleeping Incess. Your Majesty udah di depan lo. Sebaiknya lo bangun atau kena hukuman dari Your Majesty!"
"Engh, apaan sih. Siapa yang ganggu tidur aku sih?!" ucap Elle sambil meregangkan tubuhnya, masih dalam posisi di sofa.
"Elle, bangun!" Aina menggoncang-goncang tubuh Elle. Tetapi Elle masih setia dengan posisinya.
"Ya udah kalau gak mau bangun. Gue acak-acak kamar lo ya. Da--dah, bye! Saatnya on the way ngacak-ngacak kamar orang. Yuhu!" ucapnya keras seraya beranjak meninggalkan Elle di sofa.
"Argh!" Sontak Elle bangkit dari zona nyenyaknya. Dia menyusul Aina yang sudah sampai di ujung tangga atas.
Aina terkekeh, dia bukannya berhenti menunggu Elle tapi semakin mempercepat langkahnya menuju kamar Elle.
Setibanya di dalam kamar Elle, tentu saja Aina mulai mencari, menemukan, padahal cuma sekedar mengacak-ngacak kamar Elle.
"Ya! Kamu ngapain Aina!? Benaran deh, kamarku jadi hancur seperti muka Kakakku tahu tidak sih!" geram Elle menekan kata Kakak dan meninggikan suaranya, dengan tujuan mencoba menghentikan Aina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasiaRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...