WARNING!!
CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR SEMATA
NB: jadi berimajinasilah sesuai deskripsi yang Author paparkan.Selamat membaca 😘 baca dengan teliti ya, sekalian dikoreksi. Hehehehe..
Budayakan Vote kapanpun, tinggalkan jejak Comment dimanapun itu. Lebih baik Voment - Vote & Comment terlambat, daripada tidak sama sekali ~ De'en
⏯️
Elle menghempaskan tasnya di kasur dan tubuhnya ikut dihempaskan di kasur empuknya. Kaki panjangnya yang masih bersepatu menggantung di ujung kasurnya. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan mata yang tidak fokus, detik berikutnya sudut bibirnya ikut terangkat.
Tanpa ada alasan yang jelas mulutnya mulai bersenandung, "Ketika bersamanya, dunia seperti milik berdua. Sungguh senang, hati senang ... bangun pagi-pagi, selalu senang...."
Aneh. Elle mulai berlagak aneh. Sejak kemarin setelah pulang sekolah pun dia selalu tersenyum-senyum sendiri di kamarnya dan bersenandung sama. Dia terus bersenandung riang hingga lima belas menit berlalu.
Setelah selesai menuntaskan kesenangannya, dia membangunkan tubuhnya hingga terduduk. Tangannya meraih ponsel yang masih di dalam tasnya. Kemudian dia mengetik sebuah pesan.
Penerima: Rey-ly
Makasih untuk hari ini, Rey. Senang bisa menghabiskan waktu bersamamu.
Kirim.
Setelah mengirim pesan tersebut, Elle berlari-lari kecil ke kamar mandi. Hanya butuh waktu lima belas menit untuk membasuh tubuhnya hingga bersih, Elle keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang menggantung di dadanya.
Saat melangkahkan kakinya ke lemari pakaiannya, tiba-tiba ponsel Elle berbunyi, pertanda pesan masuk.
Beep. Beep.
Elle mengecek ponselnya yang ternyata pesan masuknya dari Aina. Dia mengerucutkan bibirnya karena pesan yang masuk bukan balasan dari kekasihnya, Rey. Semenjak resmi menjadi sepasang kekasih, Elle selalu ingin tahu kabar dari Rey. Dan hari ini pun setelah mereka baru saja menghabiskan waktu bersama, entah mengapa masih ada yang kurang buat Elle, kekurangannya dia ingin selalu dekat dengan Rey namun waktunya yang selalu kurang.
Elle begitu sadar, saat didekat Rey waktu seakan berjalan cepat. Meskipun berjam-jam menghabiskan waktu bersama, waktu tetap bergulir cepat. Padahal mereka hanya berbincang dan terkadang khidmat tanpa kata bersama.
El, kapan lo ketemu Axe? Kalau ketemu dia, ajak gue ya!
Elle mengerutkan dahinya. Axe? Axe siapa? Batinnya. Nama itu sudah dua kali disebut Aina. Kemarin dia juga bilang kalau sepedanya dititipin ke dia dari Axe, tetapi setelah Elle bertanya siapa Axe, Aina tidak membalasnya. Dan kali ini pesannya menyangkut nama itu lagi. Elle mengira kemarin Aina salah kirim karena pesannya tidak dibalas, tetapi sepertinya tidak salah kirim.
Axe? Axe siapa, Na? Kemarin kamu juga bilang gitu, tapi aku gak kenal siapa yang kamu maksud nih!
Elle menunggu balasan dari Aina. Tidak ada lima detik, Aina membalas pesannya.
Cowok dingin, cakep, anak Junior High School. Ngomong-ngomong, Axe buat gue aja ya. Lo kan udah ada Sibebeb Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life But Unlife
FantasyRomance Fantasy [ ON GOING ] ⚠️ Warning!! Kata-kata kasar, perkelahian, dan beberapa skinship ⚠️ Diane Abrelle, Elle, berumur 17 tahun, dia sekolah di SHS - Senior High School Counvill kota Kagya. Elle sebenarnya gadis cantik dan pintar, namun karen...