Nathan berdecak sambil berdiri dan melipat kedua tangannya didepan dada. Ia melirik lagi jam tangannya, jam 08.10. Sudah sekitar sepuluh menit ia menunggu gadis itu di lobby hotelnya, namun gadis itu belum menampakan batang hidungnya. Sudah cukup bagi Nathan untuk mengambil kesimpulan bahwa gadis itu memang tidak ingin datang. Nathan tidak suka menunggu dan ia memutuskan untuk pergi.
"Pagi!" Sapa Clara saat Nathan baru saja melangkah keluar dari pintu hotelnya. Sapaan gadis itu nampaknya membuat Nathan kaget hingga melonjak kebelakang.
"Kamu..." kata Nathan tergagap sambil menunjuk kearah Clara. Gadis itu nampak sudah siap untuk pergi hari ini.
"Kamu telah 10 menit." Kata Clara yang sedang mengecek jam diponselnya.
"Sejak kapan kamu disini?" Tanya Nathan sambil mengelus dadanya. Gadis itu berhasil membuat dirinya nyaris jantungan pagi ini.
"Hm...sejak jam setengah delapan." Jawab Clara sambil memutar bola matanya untuk mengingat-ingat.
"Kamu menunggu didepan hotel?" Tanya Nathan sambil mengerutkan dahinya.
"Iya." Kata gadis itu sambil mengangguk.
"Kenapa kamu tidak menunggu di lobby?"
"Lobby hotelnya sepi, aku tidak nyaman menunggu disana."
"Dasar aneh. Kamu lebih memilih untuk menunggu sambil berdiri dibanding duduk nyaman disofa?" Gumam Nathan.
"Bukan masalah besar buatku. Kita jadi pergi ke DisneySea kan?"
"Iya. Ayo pergi sebelum terlalu siang." Kata Nathan sambil berjalan memimpin jalan.
***
Nathan dan Clara pergi menuju DisneySea dengan kereta, mereka pergi sebelum jam sibuk sehingga mereka tidak perlu berdesakan seperti yang mereka alami kemarin. Setelah perjalanan hampir satu jam dan berganti kereta beberapa kali, mereka akhirnya sampai di DisneySea.
Suasana Disney sudah terasa saat mereka menaiki kereta khusus yang mengantarkan mereka berkeliling Disney Resort. Jendela kereta, hingga pegangan tangan dalam kereta yang didominasi dengan bentuk kepala Mickey membuat suasana lebih ceria. Clara sangat terpukau dan merasa sangat antusias, seperti anak kecil yang pertama kali pergi ke taman hiburan. Semangat, impian, dan memori masa kecilnya seperti terkilik dan bangkit kepermukaan.
Musik khas Disney menemani langkah mereka berjalan menuju pintu masuk DisneySea. Orang-orang beratribut serba Disney dari ujung kepala hingga ujung kaki baik perempuan atau laki-laki, dari anak kecil hingga dewasa dapat terlihat disetiap sudut. Tidak jarang Clara menemukan gerombolan orang yang mengenakan pakaian kembar.
"Hei, Nathan!" Panggil Clara untuk menghentikan Nathan yang terus melangkah menuju pintu masuk.
"Apa?" Tanya Nathan sambil membalikan badannya.
"Kita harus beli tiket dulu disana." Kata Clara sambil menunjuk loket tiket dengan antrian yang sudah panjang.
"Tidak perlu. Aku sudah mendapatkan tiket untuk kita." Jawab Nathan santai.
"Benarkah?"
"Tinggal scan saja dimesin masuk." Lanjut Nathan sambil menperlihatkan e-ticket yang ada pada ponselnya.
"Jadi kau sudah membelikan aku tiket?"
"Aku tidak beli."
"Lalu?"
"Aku mendapatkannya dari temanku. Dia bekerja di agen travel yang biasa menaponsoriku." Jelas Nathan.
"Woaah...kau beruntung sekali." Ucap Clara dengan nada kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Travelgram [completed]
RomanceNathanael Pratama Romano sangat menyukai travelling seorang diri. Menelusuri tempat-tempat baru yang belum pernah dia kunjungi di muka bumi ini. Mengamati kehidupan manusia yang berbeda disetiap tempat dalam sudut pandang yang berbeda, dan mengabadi...