26

1.6K 263 36
                                    

Gak nyampe 5 menit Yeri sama Jungkook nunggu, akhirnya Mingyu keluar dari kamar rawat Eunha. Mukanya keliatan lega bikin Jungkook sama Yeri ikutan tenang. Mingyu senyum tipis.

Habis itu Mingyu ngomong sama Jungkook sementara Yeri sibuk lagi sama hpnya.

"Kak, gue—"

"Yer, gue ngobrol bentar sama Mingyu, ya?" Jungkook sama Yeri ngomong barengan, tapi Jungkook duluan selesai. "Eh, lo mau ngomong apa?"

Yeri geleng geleng. "Iya ngobrol aja dulu. Gue mau ketemu orang dulu dibawah." Habis itu Yeri pergi setelah pamit singkat ke Mingyu.

"Oke. Nanti gue Line."

Jungkook sama Mingyu naik lift ke rooftop, nyari tempat sepi. Sekalian biar bikin suasananya kayak di drama Korea gitu. Cihuy.

"Kenapa, Ling?" Tanya Jungkook pas mereka udah sampai di rooftop. Mingyu nyender di pager, Jungkook ikutan. Coba kalo masing masing bawa segelas kopi, udah beneran pas deh.

"Eunha sakit, Jek." Kata Mingyu.

Jungkook bingung. "Ya, makanya itu gue jenguk dia kan barusan." Mingyu diem. Kayak ragu ragu mau ngomong. Akhirnya Jungkook nanya, "Eunha sakit apa sih?"

"Leukimia." Jawaban Mingyu bikin Jungkook kaget setengah mati. Tiba tiba dia merasa hidupnya kayak sinetron, ternyata ada orang yang punya penyakit kronis kayak gitu disekitarnya.

"Jangan bohong lo!" Tapi Jungkook masih gak percaya.

"Untungnya gue bohong apasih? Kalo bisa gue bilang Eunha cuma pilek, batuk, udah gue bilang ratusan kali, Jek. Sayangnya gak bisa.." muka Mingyu berubah sedih.

Jungkook jadi inget, emang sejak Mingyu cerita ke dia kalo Eunha di opname, Mingyu jadi jarang masuk. Sering titip absen. Sekalinya masuk cuma bakalan tidur. Kalo pas istirahat, Mingyu bakalan bengong sendiri. Sekarang Jungkook ngerti alasannya.

"Dan pas Eunha lagi drop gini, lo sama Yeri jadian. Eunha tambah sakit, lo tau?"

Alis Jungkook ngerut. "Maksud lo gimana?"

"Gak usah pura pura bego, Jek. Gue tau lo sadar Eunha suka sama lo.."

Jungkook diem denger omongan Mingyu. Bohong kalo Jungkook gak sadar Eunha suka sama dia. Sejak mereka kenalan, Eunha udah sering kali ngirim kode kode cinta ke Jungkook. Tapi Jungkook gak pernah nanggepin. Jelas karna dia tau Mingyu naksir berat sama Eunha. Bukan cuma naksir, malah sayang banget, meskipun bertepuk sebelah tangan. Lagian Jungkook juga cuma ngeliat Eunha sebagai temen. Gak lebih.

"Gue takut, Jek. Gue takut kehilangan dia." Suara Mingyu mulai bergetar. Mingyu nangis. "Gue gabisa ngapa ngapain buat nolongin dia.."

"Udah.. tenang dulu, Gyu" Jungkook nepuk nepuk bahu Mingyu. Berusaha bikin cowok itu berenti nangis.

Mingyu ngambil tangan Jungkook. "Tapi lo bisa, Jek. Seenggaknya lo bisa bikin saat saat terakhir dia bahagia.."

Jungkook tau kemana arah pembicaraan Mingyu. Dia mulai geleng geleng dan berusaha ngelepasin tangan Mingyu. "Gyu.."

"Gue mohon sama lo, Jek," setelah Jungkook jalan mundur ngejauhin Mingyu, cowok itu malah berlutut di depan Jungkook. "Please, putusin Yeri.. bilang ke Eunha kalo lo sayang dia.. temenin dia di saat terakhirnya.. gue mau Eunha bahagia.. please, Jek.."






-❤-






"Ibu..." Panggil Yeri ke perempuan paruh baya yang duduk munggungin dia di kantin Rumah Sakit. Di sebelahnya ada anak umur 3 tahunan lagi tidur di dalam kereta bayi.

Perempuan itu noleh dan langsung senyum ngeliat Yeri. Ibu Jungkook ngebiarin Yeri salim dan senyum pas Yeri nyapa anaknya yang lagi tidur pulas. "Jinaaa.. udah lama gak ketemu, udah gede banget ya, Bu. Hehehe.." bisik Yeri gemes supaya Jina gak bangun.

Ibunya Jungkook cuma senyum dan nuntun Yeri buat duduk di kursi di depannya. "Kamu sehat?"

Yeri balas senyum dan ngangguk. "Kak Jungkook juga kok, Bu."

"Siapa yang sakit?"

"Kakak tingkatnya Yeri, Bu. Ibu ada urusan ya di deket sini?" Tanya Yeri. Wajar dia nanya gitu soalnya rumah Ibunya Jungkook kan bukan di kota ini. Jauh malah. Makanya pas tadi tiba tiba ditanyain ada dimana dan diajak ketemuan lewat sms Yeri agak kaget.

Ibunya Jungkook malah geleng. Senyumnya berubah jadi sedih. "Ibu sengaja kesini mau ketemu kamu. Ibu mau minta tolong.."

"Minta tolong apa, Bu?"

"Yeri... Ibu mau berdamai sama Ayahnya Jungkook. Kita emang udah cerai, tapi Ibu mau senggaknya hubungan kita tetap baik. Ibu pengen bisa tetep ketemu sama Jungkook tanpa bikin Ayahnya marah." Jelas Ibunya Jungkook. Kali ini dua tangan Yeri digenggamnya. "Ibu butuh kamu untuk itu.."

"Yeri bisa apa, Bu?" Yeri sebenernya heran. Kenapa Ibunya Jungkook minta tolong ke dia ketika dia jelas jelas orang luar yang gak punya hak untuk ikut campur. Oke, emang dia sempat ikut campur waktu itu, tapi kan karna Jungkook posisinya lagi dipukulin. Kalo Yeri gak ikut campur mungkin aja Jungkook mati waktu itu. Sedangkan sekarang?

"Ibu tau kamu yang bikin Jungkook damai sama Ayahnya. Ibu mau minta tolong kamu bantu Ibu berdamai sama Ayah Jungkook.."

"Yeri mau bantu, Bu.. tapi Yeri harus apa?"

"Kamu—"

"Yer," Yeri sama Ibunya Jungkook kompak noleh pas denger nama Yeri dipanggil. Seperti yang kalian duga, itu Jungkook, dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Ibu kenapa ada disini?"

Ibu Jungkook langsung berdiri dan meluk anaknya. Habis itu Jungkook salim ke ibunya. "Kok Ibu ada disini?" Tanya Jungkook lagi.

Yeri sama Ibu Jungkook saling liat liatan. Habis itu itu Jungkook ngejawab, "Ibu kangen kamu, hehehe.."

Jungkook ngeliat Yeri. "Yang mau lo temuin itu nyokap gue, Yer?"

Yeri senyum canggung terus ngangguk. Hal itu bikin Jungkook ngeliat dia heran. Tapi akhirnya Jungkook cuek aja dan milih buat nyamperin Jina yang masih tidur pulas. Setelah nyium pipi Jina sekali, Jungkook langsung narik Yeri ke sampingnya. Dia salim lagi ke Ibunya dan nyuruh Yeri ngelakuin hal yang sama.

"Yaudah, aku pulang, ya." Kata Jungkook cepet.

"Loh, Kak? Ibu lo..?" Yeri kaget dan berusaha buat nahan Jungkook.

Ibunya Jungkook juga. "Ibu kesini mau ketemu kamu, Jungkook.."

"Ibu tau sendiri Ayah gak suka itu."

"Iya, makanya Ibu juga mau nyoba baikan sama Ayah kamu.." Ibu Jungkook ngambil tangan anaknya yang entah sejak kapan jadi jauh lebih gede dari tangannya sendiri.

"Kalo gitu harusnya Ibu ketemu Ayah, bukan aku. Ayo, Yer. Assalamu'alaikum.." Jungkook gak peduli lagi. Dia narik Yeri dan pergi dari situ.

"Kak—!"

"Jungkook, tungg—!!" Baru aja Ibunya mau ngejar, suara tangisan Jina bikin dia berhenti. Mau gak mau ibu ibu itu ngehampirin Jina dan nenangin anaknya yang baru bangun itu. Pasrah cuma bisa ngeliat punggung anaknya yang lain yang makin lama makin kecil dan hilang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku kembaliiiii
Ada yang kangen? :')
Ini uasnya sisa 2 matkul lagi tapi gue udah lumayan lowong makanya gue cepet cepet lanjutin.
Semoga kalian suka ya hehe :)

Oia gue gasabar 10 hari lagi gue bakalan pulang ke kampung halaman. Doain gue nyampe dgn selamat yaaa

Okedeh byee
😘😘😘

[2] No More (glasses & smoke)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang