#3 : Masuk Sekolah

2.7K 124 1
                                    

Papa mengantar kami (aku dan Lyra) ke sekolah dengan memakai mobilnya. Pertama yang turun adalah Lyra, selanjutnya aku. Setelah turun, tak lupa aku berpamitan kepada papa.

"Belajar yang rajin ya!" Kata papa saat aku mencium punggung tangannya

"Ya elah, pa! Killa udah gede' kali. Gak usah diingetin gitu. Ya udah deh, Killa masuk ya!" Kata ku kepada papa

"Kamu mau papa jemput atau?" Tanya papa

"Hmm......, kayaknya gak usah deh pa! Lagian papa kan pulangnya sore. Masa' harus jemput aku dulu?" Jawabku

"Kan ada mama di rumah!" Kata Papa

"Gak mau ngerepotin mama, Pa!" Jawabku

"Lyra kan dijemput sama mama, masa' kamu gak mau?" Tawar papa

"Ya kan Lyra pulangnya siang Pa! Kalo Killa pulangnya sore." Kataku

"Papa juga sore"

"Papa sama Killa pulangnya duluan Killa pa! Selang waktu sejam pa! Masa' Killa harus nunggu selama itu sih pa?"

"Ya sudah, papa berangkat ya!" Kata papa lalu masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkanku di sekolah. Iya, papa mengantar aku dan Lyra sebelum berangkat ke kantornya.

"Hati-hati pa!" Kataku sembari tersenyum menatap mobil papa yang mulai menjauh.

Aku pun berjalan memasuki kelas yang sudah seminggu tak kumasuki. Saat tiba di kelas, ku lihat masih sedikit murid yang datang. Tentu saja masih sedikit karena hari ini masih pagi. Jarang murid yang berangkat pagi ke sekolah. Berhubung aku diantar papa, itu karena papa memang kerja pagi dan pulangnya sore.

"Killa?" Tanya Dinda, salah satu teman sekelasku

"Lo Killa kan?" Tanyanya sekali lagi

Aku pun mengangguk

"Oi! PERHATIAN-PERHATIAN! TEMEN-TEMEN! KILLA UDAH SEMBUH! SEKARANG DIA UDAH SEKOLAH!" Teriak Dinda sambil berlari-lari tidak jelas dan meloncat-loncat kegirangan.

Seketika itu, semua siswa-siswi pada ngerumuni gue.

"Hey, Dinda! Lo gak papa kan?" Tanya gue khawatir.
《Iya, kalo gue ada di sekolah gue biasa pakek bahasa 'lo-gue', tapi kalo dirumah gue pakek bahasa 'aku-kamu' biar kelihatan sopan di depan ortu. Tapi tergantung sih.》

"Maksud lo? Hey, gue gak papa! Malah gue yang khawatir sama lo. Lo tuh ya, bikin kita semua khawatir tau gak! Lo udah kecelakaan tau gak! Apa masih ada yang sakit? Coba liat! Kepala lo aja masih diperban! Gimana sih! Harusnya lo gak usah sekolah dulu. Kita semua bisa njenguk lo!" Kata Dinda khawatir

"Tau ah lo Kill! Bener kata Dinda!" Sahut temen gue yang lain

"Tenang! Gue udah enakan kok! Gak usah khawatir. Lo mau gue masih istirahat dirumah? Gak enak tau gak. Gak ada kerjaan di rumah. Lagian kalian belum njenguk gue. Lagian kalo gue gak sekolah lalu kalo ada PR gimana? Lo mau tanggung jawab?" Kata gw

"Ish! Udah deh, kalo nanti lo merasa gak enak langsung aja ke UKS ya!" Saran Dinda

"Siap BOS!" Kata gw sambil ngengambil sikap hormat. Lalu kami tertawa bersama.

"Eh, Kill! Selama lo gak masuk, bangku lo dipindah." Kata Dinda

"Hah? Dipindah? Terus gw duduk dimana? Sama siapa?" Tanya gw

"Tenang! Lo duduk dibelakang gue. Tapi sayangnya, lo duduk sendiri! Soalnya yang perempuan lebih banyak 1 anak di kelas kita yaitu elo!" Kata Dinda

"Kenapa emangnya?" Tanya gw

"Lo tau kan ketua kelas kita?" Tanya Dinda

"Ya tau lah, Rega kan!" Kata gw

"Sekarang bukan Rega lagi! Rega pindah ke luar negeri. Dia akan melanjutnya belajarnya disana. Karena keluarganya juga akan tinggal disana." Kata Dinda

"Terus yang jadi ketua kelas?" Tanya gw

"Sekarang ketua kelasnya Farel. Lo tau gak siapa yang jadi wakilnya? Pasti lo bakalan kaget sekaligus gak nyangka deh!" Kata Dinda

"Hmm......, Rico?"

"Bukan! Tapi gue!" Kata Dinda

"WHAT! GAK MUNGKIN! LO KOK BISA JADI WAKIL KETUA KELAS SIH? GUE GAK PERCAYA! SUMPAH! BENERAN GAK PERCAYA!" Kata gw setengah berteriak

"Duh, lama-lama budeg nih telinga gue!" Kata Dinda sambil mengelus-elus telinganya

"Hehe..." gue pun hanya bisa nyengir

"Eh, Siapa yang buat peraturan kayak gitu?" Tanya gue

"Peraturan kayak gitu? Maksud lo 'duduk sebangku sama lawan jenis'?" Tanya Dinda

Aku pun mengangguk

"Kita sekelas!" Kata Dinda sambil tersenyum ala pepsodent

"Udah gila apa kalian?" Tanya gue

"Udah lah! Mendingan lo duduk sana!" Suruh Dinda

"Ish, gw belum selesai ngomong!" Kata gue sambil cemberut

Aku pun menghela nafasku

"Sebelah mana bangku lo?" Tanya gue

"Yang tadi gw dudukin! Lo tau kan? Nah, lo duduk dibelakang gw!" Kata Dinda

"Thank's!"

Aku pun duduk dibangku ku. Selang beberapa waktu, kelas 11 MIPA 3 pun telah penuh. Karena gue duduk sendiri, yah gue merasa kesepian.

"Eh-eh, denger-denger! Ada murid baru masuk di sekolah kita!" Kata Revi

🍃🌸🍃

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang