#19 : Kiriman Novel

2.1K 104 5
                                    

Killa

Setelah di beri pertolongan pertama di UKS, Dinda pun di bawa ke Rumah Sakit terdekat. Karena insiden ini, hari ini sekolah dipulangkan cepat.

Aku dan Nisa memutuskan untuk menjenguk Revi yang sedang sakit demam. Sebelum ke rumahnya, aku dan Nisa mampir ke mall untuk membawakan oleh-oleh untuk Revi.

Sesampainya di rumah Revi, kami langsung pergi ke kamarnya setelah bertemu dengan salah satu pembantunya yang bernama Bi Sari. Di rumahnya hanya ada Revi, Bi Sari, dan pak Udin (supir di rumah Revi) karena orang tuanya sudah tiada. Kakaknya pun dipenjara karena sebuah kasus.

Sesampainya di depan kamar Revi, kami mengetuk pintunya. Setelah dipersilahkan masuk, kami pun membuka pintu kamar yang tertutup tersebut. Kita berdua disambut oleh Revi yang sedang terbaring di tempat tidur.

"Ya ampun Rev, lo gak apa-apa?" Tanyaku menghawatirkan keadaannya sekarang.

Aku menghampirinya lalu menempelkan punggung tanganku di dahinya. Yang kurasakan saat ini adalah panas di tubuhnya. Revi menggigil. Suhu tubuhnya meningkat. Seluruh tubuhnya lemas. Wajahnya pun pucat. Aku prihatin melihat keadaannya yng seperti itu.

"Tenang aja Kill. Gue cuma demam doang kok. Istirahat satu hari aja udah cukup. Besok pasti sembuh. Gak ada yang perlu dicemasin." Ucap Revi sambil memaksakan tersenyum

"Lo udah minum obat apa belum?" Tanyaku sekali lagi

"Udah kok, tenang aja!" Jawab Revi

"Jika demammu tinggi seperti ini, lebih baik besok kamu izin tidak sekolah." Ucap Nisa

"Enggak! Besok gue sekolah kok. Pasti udah sembuh. Oh iya, sekarang harusnya kalian sekolah kan? Jam segini harusnya belum waktunya pulang. Tapi kenapa kalian bisa ada disini? Kalian bolos ya? Wah, ini bisa jadi berita besar! Dua anak yang paling rajin dari kelas 11 MIPA 3 yaitu Killa Putri Rahmawati dan Annisa Hidayatull Nur Aini pada hari Selasa tanggal 30 januari telah bolos sekolah hanya untuk menjenguk salah satu temannya yang sedang sakit demam." Kata Revi

"Dih, omongan lo! Mirip banget kayak Dinda!" Ucapku sambil tertawa. Nisa dan Revi pun ikut tertawa.

"Oh iya, mengenai Dinda...." Ucapku lalu tertahan

"Ada apa dengan Dinda?" tanya Revi

"Tadi di sekolah, tepatnya waktu istirahat. Dinda dicekik oleh seseorang yang memakai baju serba hitam. Hampir saja Dinda dicekik sampai mati, tapi Killa telah mencegahnya. Si pelaku pun kabur karena ada yang memergokinya. Oleh karena itu, sekarang sekolah dipulangkan. Dinda dibawa ke Rumah Sakit terdekat." Ucap Nisa

"Nis, perkiraan lo mengerikan banget! Jangan ngomong 'dicekik sampai mati' gitu! Kalo kejadian beneran gimana?" Ucapku menanggapi perkataan Nisa barusan

"Dinda kasihan banget! Apa salah dia sampai si pelaku mencekiknya?" Gumam Revi

Entah kenapa, aku merasa nada bicara Revi sedikit berubah. Seperti terdengar pura-pura khawatir. Mungkinkah ini hanya perasaanku saja? Atau mungkin memang benar? Entahlah aku tidak tau.

Setelah bercakap-cakap cukup lama, aku dan Nisa pamit pulang.

Lyra

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang