#40 : Lupa

1.4K 83 5
                                    

"Maaf ya, dan makasih! Killa." Ujar Alex

Sang gadis tak mengerti akan ucapan Alex. Kata maaf, ia tahu itu diucapkan karena Alex tak sengaja hampir menabraknya dan membutnya terjatuh. Tapi kenapa Alex mengucapkan kata terima kasih? Lalu juga, bagaimana Alex bisa tahu namanya? Padahal dirinya belum memperkenalkan diri sebelumnya.

Killa mengernyit. "Maaf kak, kakak kenapa berterima kasih padaku? Dan bagaimana kakak bisa tahu namaku?"

Seketika, sisi lain dari hati Alex terasa sakit. Ia takut apa yang dikiranya akan terjadi. 'Semoga saja tidak,' batinnya. "Kamu benar gak ngenalin aku? Sama sekali gak ingat?" Tanya Alex memastikan.

Killa menggeleng

"Tentang coklat dan taman? 3 tahun lalu?"

Killa kembali menggeleng. "Aku gak tau maksud kakak. Baru kali ini aku ketemu kakak."

Alex memegang kedua pundak Killa. "Killa, pliss! Ingat aku! Aku Alex!" Paksa Alex.

Killa melepaskan pegangan pundak Alex. "Maaf kak, aku gak kenal!" Killa ketakutan atas tingkah laku Alex. Padahal baru ketemu, tiba-tiba disuruh mengingat bahwa mereka pernah ketemu. Tiga tahun lalu pula. Bagaimana dirinya bisa ingat?

Dulu, Killa pernah dinyatakan oleh dokter bahwa ingatannya sedikit demi sedikit akan mulai menghilang. Jadi, ia tak tahu bagaimana masa kecilnya.

Tangan Alex menyentuh tangan Killa dan langsung ditepis olehnya. Nyeri dalam hati Alex semakin menjadi. "Kenapa kamu gak ingat aku?"

Killa ingin kabur. Ia bergegas lari tapi lengannya dicekal oleh Alex. "Killa, pliss...! Coba ingat-ingat lagi. Kamu pernah memberi aku sebatang coklat di taman dekat sini."

Killa menggeleng cepat. Raut wajahnya menampakkan ketakutan. Alex pun menyadari hal itu. "Maaf, aku telah membuatmu ketakutan. Tapi tolong ingat aku. Jika kamu tak mengingatnya, aku akan sakit. Aku menyukaimu sejak pertama kali bertemu dengan kamu." Ucap Alex sambil melepaskan cekalan tangannya.

Killa tidak percaya dengan yang dikatakan Alex. Alex menyukainya sejak pertama kali bertemu? Itu kan sekarang? 'Baru ketemu udah main tembak aja? Ini orang beneran gak apa-apa nih?' Batin Killa.

"Killa?" Panggil Alex dengan lembut.

Entah kenapa tiba-tiba hawa di sekitar tubuh Killa terasa tidak enak. Dia kembali ketakutan. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mumpung cekalan tangan Alex sudah terlepas. Inilah saatnya dirinya kabur dari lelaki di depannya.

Tanpa aba-aba apapun, Killa berlari menjauhi Alex. Alex berusaha mengejar, tapi kehilangan jejaknya.

Keesokan harinya, Alex menunggu di depan gerbang SMP Harapan Bangsa. Ia menunggu seseorang, yaitu Killa. Setelah beberapa waktu, Killa pun keluar dari sana. "Killa!" Sapa Alex ramah.

Ketika netra Killa melihat sosok Alex, dia langsung berlari terbirit-birit untuk menjauhinya. Selalu seperti itu. Hingga membuat hati Alex semakin hancur. Dan membuat Alex terjatuh dalam kegelapan.

🍀🍀🍀

Satu tahun telah berlalu....

Alex berjalan gontai ke arah kamarnya. Keadaannya sangat mengkhawatirkan. Wajah pucat pasi dengan kantung mata yang semakin lama semakin banyak. Dia sudah tak memakai kacamata lagi karena sudah dinyatakan sembuh oleh dokter.

Rambutnya berantakan. Bajunya lusuh. Ada noda lipstik di kerah bajunya. Di tangan kirinya ada sebotol minuman keras yang sudah terminum setengahnya. Sedangkan di tangan kanannya ada sebatang coklat.

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang