#33 : Pernyataan Cinta Farel

1.9K 80 2
                                    

Author

"Anak pintar!" Ujar Farel sambil mengelus-elus puncak kepala Dinda.

"Ish, FAREL! Gak usah ngelus-elus kepala gue! Emangnya gue anak kecil apa?" Respon Dinda sambil malu-malu.

"Kenapa? Emangnya gak boleh?" Balas Farel lalu mengganti posisi duduknya. Ia pertopang dagu sambil menatap mata Dinda dengan tatapan penuh arti. "Kamu cantik banget lho, kalau digerai gitu. Aku seneng ngeliatnya." Ucap Farel dengan seulas senyuman manis yang ditujukan hanya untuk orang yang dicintainya, Dinda seorang.

"Ish, bahasa lo tuh. Gak usah pakek 'aku-kamu' deh. Geli tau!" Bohong Dinda, padahal aslinya seneng banget.

"Kenapa kalo geli? Yang penting kamu nyaman kalo deket sama aku." Ujar Farel yang membuat Dinda bingung harus menjawab apa. Sungguh perkataan dan perlakuan Farel hari ini sangat manis. Berbeda dengan hari-hari kemarin. Dinda terus saja di buat nge-fly oleh Farel.

"Baper neng?" Tanya Farel

"E-en-enggak! G-gak baper kok! Aku gak baper!" Ucap Dinda dengan terbata-bata. Sungguh sulit sekali rasanya untuk membantah Farel hari ini. 'Aduh, kok gue gak bisa ngomong lancar sih? Kenapa bahasa gue kok jadi 'aku-kamu' gini? Itu semua gara-gara Farel sih!' Runtuk Dinda dalam hati.

"Bener kan kata gue? Lo beneran baper kan?" Ucap Farel dengan bangganya. 'Haha, gampang banget bikin cewek baper.' Ujarnya dalam hati.

"Enggak!" Dinda pun jadi salah tingkah. Malu rasanya jika doi tau kalau diri kita ketahuan baper karenanya.

"Ih, masih ngelak lagi? Udah ketahuan baper kok." Goda Farel

"Iya, aku baper! Itu semua gara-gara kamu sih!" Jujur Dinda karena terpaksa. Mukanya pun jadi merah padam karena malu.

"Oke, sekarang kamu udah aku bikin baper. Boleh gak aku minta sesuatu dari kamu?" Tanya Farel serius

"Apa?" Dinda penasaran sambil menatap muka Farel walau masih dalam keadaan malu.

"Handphone gue tolong balikin dong? Gue gak bisa hidup tanpa main game." Ucap Farel dengan wajah tanpa dosa.

Seketika itu, wajah Dinda yang bersemu merah menjadi super datar. 'Semua cowok emang sama aja. Kalo perilakunya berubah manis pasti ada maunya,' Batin Dinda.

Dinda mengambil handphone Farel yang disimpan di dalam sakunya. "Oh, jadi lo mau handphone ini balik?" Tanya Dinda santai

"Iya, balikin dong! Ya ya ya ya!" Mohon Farel

"Boleh, tapi sebelum itu. Sebagai gantinya, boleh aku minta sesuatu dari kamu?" Dinda mulai ber-akting.

"Boleh kok boleh. Kamu minta apa aja bakalan aku kasih. Yang penting balikin handphone aku ya. Penting banget."

"Boleh minta tolong buka mulut kamu?" Mohon Dinda dengan suara yang sangat manis.

"Kayak gini?" Ucap Farel kemudian membuka lebar-lebar mulutnya.

'Bodoh! Mau aja lo gue bo'ongin,' batin Dinda.

"Sekarang kamu tutup mata kamu ya? Jangan ngintip lho! Nanti aku malu." Ucap Dinda sengaja dengan nada manis yang dibuat-buat.

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang