#5 : Kevin

2.5K 133 1
                                    

Kevin

Saat pertama kali memasuki kelas ini (kelas 11 MIPA 3), rasanya beda banget. Suasananya ceria. Tak seperti sekolah-sekolah yang pernah gue datengin.

Tatapan mereka kepadaku sangat berbeda dengan tatapan yang pernah menatapku. Aku senang. Sepertinya mereka menerimaku. Ah, tidak. Mungkin hanya yang cewek aja.

Yang cowok keliatan benci banget sama gue. Yah, gue ngerti kenapa para cowok yang ada di kelas ini membenci gue. Pasti karena gue yang paling ganteng di sini. Mungkin juga, bisa jadi gue yang paling ganteng di sekolah ini? Ah, mimpi apa gue semalem bisa mikir kayak gini?

Dulu, aku sering dijauhi. Tak hanya karena aku adalah anak indigo. Tapi karena mereka menganggap anak indigo adalah pembawa petaka. Rasanya sakit banget waktu mereka beranggapan seperti itu.

Semua menatapku dengan tatapan kebencian, kecuali keluargaku. Bukan cuma aku yang indigo, keluargaku pun indigo. Papa, mama, dan Kevan pun adalah seorang indigo. Yap, keluargaku adalah keluarga indigo.

Sekarang, aku duduk disamping seorang cewek yang mereka semua memanggil namanya dengan nama Killa. Siswi pertama yang kulihat saat memasuki kelas 11 MIPA 3, dialah Killa. Entahlah, tiba-tiba aku merasa aneh. Seperti ada gejolak dihatiku.

Aku tak tau gejolak apa yang kurasakan ini. Karena penasaran, aku menatapnya terus. Aku mencoba melihat masa lalu atau masa depannya. Atau mungkin jalan pikirannya. Atau mungkin juga apa yang dia pikirkan. Aku menatapnya terus.

Seakan tersadar, dia menoleh padaku. Dia mengerutkan keningnya. Seakan heran, kenapa aku menatapnya seperti itu. Kutatap matanya lekat-lekat. Aku terus mencoba untuk mengetahui apa yang ada dipikirannya saat ini. Tapi kenapa aku tidak bisa. Ini tidak biasanya. Ini baru pertama kalinya aku tidak bisa mengetahui apa yang dipikirkan gadis ini.

"Lo kenapa natap gue kayak gitu?" Tanyanya

"Hidup lo gak bakalan tenang." Aku mengucapkan kalimat itu tanpa sadar.

"Hah?" Dia terlihat kebingungan

Sepersekian detik, aku pun menyadari apa yang baru ku katakan padanya.
"Apa yang gue omongin? Kenapa gue bisa ngomong kayak gitu?" Batinku
Aku tak tau, darimana asal pikiran itu. Tiba-tiba aku bicara begitu saja. Apa yang sebenarnya terjadi padaku?

"Lo gila apa?" Tanyanya

"Gue gak gila ya!"

"Terus kenapa lo tiba-tiba ngomong kayak gitu?" Tanyanya lagi

"Gue sendiri juga gak ngerti."

"Terus kenapa dari tadi lo ngeliat gue terus?" Killa bertanya lagi

"Gak boleh?" Jawabku dengan nada yang bisa dibilang sinis

"Dih, nih cowok dingin banget sih! Gue nanya dijawab pertanyaan. Terus apa maksudnya yang bilang hidup gue gak bakalan tenang? Dasar cowok aneh! Oh, atau jangan-jangan dia itu anak indigo yang diomongin Revi!" Batin Killa

Jujur! Gue beneran gak bisa ngebaca pikiran nih cewek. Udah gue coba dengan menatap matanya lekat-lekat pun gak bisa. Apa gue udah bukan indigo lagi? Ah, gak mungkin. Gue masih bisa ngebaca pikiran temen-temen dan juga guru yang ngajar kami. Tapi terkecuali cewek bernama Killa ini. Kenapa hanya dia yang gak bisa gue baca pikirannya?

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang