#9 : Putus Hubungan

2.2K 108 3
                                    

Killa

Mataku terbuka secara perlahan. Menampakan sesosok remaja kecil didepanku. Dialah adikku, Lyra. Saat ini Lyra sedang bercermin. Dia memakai seragam sekolahnya. Sepertinya dia akan berangkat sekolah.

Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi.

"Udah bangun kak?" Tanya Lyra

"Kamu liat kakak udah bangun apa belum." Ucapku pada adikku

"Hehe.... oh iya kak, hari ini kakak gak sekolah. Mama udah izin ke sekolahnya kakak." Kata Lyra

"Kenapa? Aku baik-baik saja kok. Gak sakit. Pokoknya aku mau sekolah."

"Tapi kemarin kakak ketakutan. Kakak juga baru keluar dari rumah sakit kan."

"Kemarin itu memang ada hantu. Walaupun udah keluar, tapi aku baik-baik saja kok. Gak ada yang perlu dicemasin. Kalo gitu aku akan ngomong sama mama." Aku pun pergi meninggalkan adikku dan menuju ke dapur. Biasanya saat pagi hari seperti ini para ibu selalu memasak kan.

"Ma, hari ini Killa mau sekolah."

"Tapi sayang, hari ini kamu lagi sakit. Kepalamu juga masih diperban." Kata mama

"Enggak kok ma. Killa baik-baik aja. Pokoknya Killa harus sekolah." Aku pergi ke kamar adikku.

"Udah dibolehin kak?" Tanya Lyra

"Boleh gak boleh pokoknya gue harus sekolah. Ra, ambilin dong seragam gue di kamar." Pintaku

"Ih, ambil sendiri."

"Kalo gitu ikut gue." Aku menarik tangan adikku dan membawanya ke kamarku. Karena aku takut akan melihat hantu itu lagi.

Sesampainya di kamarku. Aku tidak melihat hantu itu lagi. Apa mungkin dia pergi? Ah, entahlah. Tapi itu jauh lebih baik. Setelah mengambil seragam, aku dan adikku kembali ke kamar Lyra. Di kamar adikku, aku mandi dan bersiap-siap. Setelah sarapan, kami diantar papa ke sekolah seperti biasa.

Saat aku akan menuju ke kelas, tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang. Dia membawaku ke taman.

"Ada apa yog?" Tanyaku kepada pacarku yang membawaku ke taman.

"Kita putus!" Katanya

"Tunggu, maksud kamu apa?"

"Liat sendiri!" Kata Yoga sambil memberikan samartphone-nya padaku. Dia memperlihatkan sebuah vidio. Vidio yang singkat. Vidio dimana aku sedang memeluk Kevin di kelas. Saat itu memang hanya ada kami berdua.

"G-gue bisa jelasin."

"Gak ada yang perlu dijelasin."

"Tapi dia bukan siapa-siapa."

"Lalu kenapa lo meluk dia?"

Aku menunduk "Gue ketakutan. Saat itu gue liat hantu."

"Hantu? Mana ada hantu didunia ini? Lo udah gila apa?"

"Tapi beneran!" Aku kembali menatap Yoga

"Udah, jangan deket-deket sama gue lagi!" Kata Yoga dan berlalu meninggalkanku sendiri di taman.

Berkali-kali aku memanggil Yoga tapi tidak ia hiraukan. Aku pun menagis di taman itu.

"Tunggu! Bukannya hanya gue dan Kevin aja yang ada di kelas. Lalu siapa yang memvidio gue sama kevin waktu itu?" Pikirku

Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Ku putuskan untuk kembali ke kelas.

"Killa? Muka lo kok kusut banget sih? Ada apa?" Tanya Dinda setelah aku duduk dibangku ku.

Kevin pun menatapku. "Apa lo liat-liat!" Kataku padanya

"Jutek amat sih!" Umpatnya

Aku sudah berniat akan memukul Kevin tetapi dicegah oleh Dinda.

"Udah-udah! Kev, jangan ngomong kayak gitu ke Killa. Kill, lo juga. Jangan asal nonjok orang." Kata Dinda

"Gue aja masih belum nyentuh dia hari ini. Gimana mau nonjok? Harusnya lo jangan nyegah gue."

"Udah, jangan dipikirin tuh anak. Kenapa sih lo jadi kayak gini?" Tanya Dinda

"Gue abis diputusin!" Kataku

"Kok bisa?"

"Tadi, waktu gue ma-" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, bu Shinta (guru matematika kelas 11) memasuki kelas kami (kelas 11 MIPA 3).

"Lo ngutang penjelasan sama gue." Ancam Dinda

"Iya-iya!"

Setelah pelajaran matematika selesai. Bel istirahat berbunyi. Aku bersama teman-teman (Dinda, Nisa, dan Revi) pergi ke kantin bersama.

Setelah memesan makanan. Seperti biasa kami saling mengobrol. Dinda memintaku memberi penjelasan kenapa aku bisa putus dengan Yoga. Aku pun menjelaskan semuanya.

Dinda menyuruhku balas dendam pada Yoga karena telah menutusakanku. Tentu saja aku tolak saran dari Dinda itu.

Nisa memberiku saran untuk menyelidiki siapa yang telah memvidio aku dengan Kevin waktu itu. Jelas, inilah saran yang aku inginkan.

Setelah Nisa berkata seperti itu. Revi pun tak kalah dengan mereka berdua. Hanya saja Revi menyuruhku untuk melupakan Yoga. Tentu saja itu sangat sulit. Aku mencintai yoga. Aku tau, Revi juga mencintai Yoga. Tapi aku akan mencoba. Aku akan berusaha untuk melupakannya.

Tak lama-kemudian, makanan pun datang dan kami menyantapnya dengan lahap dan tak lupa diselingi dengan obrolan bersama.

Setelah selesai makan, kami keliar dari kantin. Kita memutuskan untuk kembali ke kelas. Karena sebentar lagi waktu istirahat pun berakhir.

Saat perjalanan ke kelas. Tiba-tiba saja aku ingin ke toilet.

"Eh, kalian duluan aja ke kelas ya! Gue mau ke toilet bentar. Kebelet nih." Kataku

"Tapi..." Dinda mencegahku

"Udah, gak ada tapi-tapian! Kalian ke kelas aja dulu. Nanti gue nyusul. Udah ya bye!" Kataku dan pergi meninggalkan mereka bertiga. Mereka bertiga pun kembali ke kelas, sedangkan aku pergi ke toilet.

Ketika keluar dari toilet, aku melihat siswi pucat itu berdiri di depanku. Siswi pucat itu, dia yang kupanggil dengan nama 'Dini' itu tiba-tiba muncul dihadapanku. Masih dengan wajahnya yang pucat. Masih dengan seragamnya waktu pertama kali aku bertemu dengannya. Rambutnya yang berantakan sama seperti waktu itu. Dia pun tersenyum lagi padaku.

"Huwwaaaaaa.........." setelah berteriak karena kaget, aku pun pingsan ditempat.

🍃🌸🍃

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang