#34 : Awkward Moment

1.7K 89 4
                                    

Author

"Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Farel serius.

"Maaf, Rel." Ucap Dinda sambil menundukkan kepala takut. Takut sekaligus merasa bersalah pada Farel.

Deg!

'Maaf katanya? Jadi Dinda nolak gue? Sakit hati gue woy! Udah terluka, tertusuk, hancur, dan kini tak bersisa. Dasar Kevin pembohong! Katanya Dinda gak bakalan nolak gue. Nah ini maksudnya apa coba?' Batin Farel terluka.

"O-oke. Maaf kalau aku ganggu kalian tadi." Ucap Farel dengan nada kecewa yang sungguh memberatkan hati.

"Farel, maaf! Aku gak bisa...."

"Gak apa-apa kok! Maaf, kalau aku udah ganggu kebersamaan kalian."

"Fa-"

"Kayaknya hati kamu udah bener-bener di rebut sama kakel itu ya."

"Far-"

"Apa aku udah gak ada lagi tempat di hati kamu?"

"Rel, dengerin dul-"

"Ya udah kalau gak ada. Aku tahu kok. Gara-gara aku sendiri, kamu jadi begini."

"Rel, ak-"

"Kamu sama kakel itu cocok kok. Semoga kalian jadi pasangan yang serasi. Aku gak akan lagi ngejar-ngejar kamu. Aku gak akan lagi ngedeketin kamu. Aku juga gak akan lagi ngegodain kamu. Semoga kalian baha-"

"Ih! Aku belum selesai ngomong! Dengerin dulu dong! Jangan langsung kecewa gitu!" Dinda gemas melihat orang yang dicintainya patah hati.

Farel yang hatinya hancur itu pun hanya menatap Dinda dengan tatapan bertanya.

"Aku gak mau ngulang lagi ya!"

Dahi Farel semakin berkerut.

"Maaf ya, Farel! Aku gak bisa nolak kamu. Jadi, akan ku jawab IYA!"

Wajah yang tadinya kecewa kini berseri kembali. "Hah? Apa kata lo tadi?"

"Gue gak mau ngulang apa yang udah gue omongin. Salah sendiri lo gak pasang telinga lo dengan baik."

"Plis, bilang sekali lagi. Plis!" Mohon Farel

"Enggak! Gue gak mau! Ih, mendingan gue pergi aja, daripada ngurusin cowok budeg kayak elo!" Dinda baru saja akan melangkah pergi. Tetapi Farel mencegahnya.

Lengan Dinda ditarik oleh Farel. Dinda yang hilang keseimbangan pun akhirnya jatuh dalam pelukan Farel.

"Makasih, Din! Makasih banget! Gue seneng banget!" Farel memeluk erat Dinda. Dinda pun membalas pelukan Farel.

"WOY! DENGER SEMUANYA! GUE GAK JADI DITOLAK DINDA! GUE SENENG BANGET!" Teriak Farel. Dan untung saja, di taman gak ada siapa-siapa. Jadi gak ada yang denger.

Farel kini seperti anak kecil yang mendapatkan sebungkus permen dari ibunya. Membuat dirinya seperti melayang di surga penuh kebahagiaan. Kebahagiaan kecil yang membuat hari-harinya terasa sejuk.

Farel bingung harus berekspresi seperti apa. Hatinya yang hancur berkeping-keping rasanya tertata kembali. Bisa dibilang, Farel lah yang di buat nge-fly oleh Dinda. Jawaban Dinda yang menggantung. Yang awalnya dikira akan ditolak. Setelah mengetahui yang sebenarnya, Farel benar-benar senang.

"Farel! Gak usah teriak gitu! Malu nanti kalo dilihat guru. Ini lepasin pelukannya. Sesak nih!" Rintih Dinda

Farel pun melepaskan pelukannya. "So-sorry! Gue gak sengaja. Abisnya gue bener-bener seneng. Thank's banget ya, Din!"

Aku Bukan INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang