Killa
Tet...tet...tet....
Terdengar suara bel istirahat berbunyi. Seluruh murid SMA Harapan Bangsa berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Sedangkan aku sedang tidak ingin ke sana. Aku masih memikirkan penglihatan kemarin.
Padahal aku bukan indigo. Tapi kenapa bisa seperti itu? Saat kecil, mungkin aku tidak pernah melihat hantu. Terus tiba-tiba saja, sekarang aku bisa melihatnya. Tidakkah itu aneh? Apalagi aku melihatnya setelah Kevin masuk ke kelas 11 MIPA 3.
Wait! Kevin? Apa mungkin ini berhubungan? Kalau iya, aku harus menanyai-nya.
Aku menoleh ke samping. Ternyata dia sudah tidak ada di bangkunya. Netraku melihat ke arah pintu. Dia akan keluar kelas. Sebelum dia menghilang dari pandangan mata, aku segera mengejarnya.
"Kevin!" Panggilku sambil mencekal lengan bawahnya.
Mataku membelalak. Sama. Ini sensasi yang sama seperti ketika aku menyentuh para hantu saat melihat masa lalu mereka. Sama persis ketika aku mendapatkan penglihatan kemarin. Rasa yang sama ketika aku menjabat tangan Revi. Seolah ada sebuah aliran listrik rendah mengalir ke dalam tubuhku.
Kedua mataku mulai menutup. Sebuah penglihatan (entah apakah ini memori masa lalu yang tertinggal ataukah ini memang penglihatan?) mulai bermunculan memenuhi kepalaku.
Ada dua insan berbeda gender yang memakai seragam SMA Harapan Bangsa. Yang laki-laki adalah Kevin. Sedangkan yang perempuan, aku tidak bisa melihat wajahnya.
Kevin sedang memangku cewek tersebut. Keadaan cewek itu sangat memprihatinkan. Seluruh tubuhnya basah kuyup. Kulitnya terlihat sangat pucat. Rambut menutupi wajahnya.
Aku melihat keadaan Kevin. Keadaannya terlihat baik-baik saja. Tapi aku tidak tahu bagaimana perasaannya. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Dia mengkhawatirkan cewek yang dipangkunya.
Entah kenapa ketika aku melihat wajah khawatir Kevin. Sisi hatiku terasa sakit. Rasanya seperti tertusuk ribuan jarum. Aku tak menyukainya. Kenapa harus cewek itu? Siapa dia sebenarnya?
"Apakah aku cemburu?"
Sedetik kemudian, aku segera menggelengkan kepala. "Semoga saja tidak."Walau aku terus mencoba membuang pikiran itu. Malah membuat hatiku terasa sakit. "Ya sudahlah."
Aku kembali fokus pada adegan di depan mataku. Aku ingin menghampiri mereka. Tapi aku telat. Kevin segera membopong tubuh cewek itu dan pergi entah kemana. Aku menduga, pasti dia dibawa ke UKS.
Aku ingin mengejar mereka. Tapi aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Tubuhku terasa kaku. Aku mematung.
Beberapa saat kemudian, penglihatanku semakin buram. Aku pun kembali ke dunia nyata.
"Ada apa?" Tanya Kevin, penasaran. Alisnya mengerut. Menatap bingung aku yang baru saja kembali ke alam nyata.
"Hah?" Aku linglung.
"Lo kenapa manggil gue?"
"Apanya?"
Wajahnya datar sedatar-datarnya. Ekspresi yang membuat orang yang melihatnya ingin menampelnya. "Lepasin tangan lo!" Ujarnya. Suaranya pun terdengar sangat datar.
Aku melihat ke bawah. Tangan kananku masih memegang lengan bawah Kevin. "Kenapa?" Tanya ku polos. Otakku masih belum beroperasi dengan benar.
"Malah nanya kenapa? Lo manggil gue tuh ada perlu apa?"
Aku melepaskan cekalan tanganku. Lalu menunjuk diriku sendiri. "Aku?"
"Iya, elo!"
"Kenapa ya?" Gumamku sambil memegang daguku sendiri. Bola mataku mengarah ke atas. Aku berpikir keras. Berusaha mengingat apa yang aku lakukan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan INDIGO
Mystery / ThrillerGenre : Mystery, Teenfic, and Romance Seorang anak SMA bernama Killa Putri Rahmawati pernah kecelakaan. Setelah peristiwa kecelakaan tersebut menimpa dirinya, dia bisa melihat hal-hal yang gaib seperti melihat setan (hantu). Karena kemampuannya itu...