Killa
Aku berjalan santai menuju kamar kamboja 2, tempat Revi dirawat sambil menyenandungkan sebuah lagu Soundtrack dari Naruto Shippuden Ending terakhir yang berjudul Zetsu Zetsu.
"🎵Zenshin zenrei kimi wo mamoru yo
Towa ni
Nankai datte tachiagare yo
Sono ishi de🎵🎵Ungai souten asu wo egaku yo
Tomo ni tomo ni
Itsudatte akirameru na
Michi wo hirakou🎵"Ketika aku berada tepat di depan pintu kamar kamboja 2, aku mendengar suara ribut-ribut. Aku khawatir. Tanpa pikir panjang, aku segera membuka pintu tersebut. Menampakkan pemandangan yang paling langka menurutku.
Rico, temen terdekat Farel sedang memegang lengan bawahnya Revi. Mereka berdua saling berpandangan. Sedangkan diriku hanya menganga lebar. Mungkinkah mereka pacaran, pikirku.
"Lho, Killa? Lo kesini?" Panggil Revi ketika sadar bahwa aku telah memergoki dirinya sedang berpegangan tangan dengan Rico. Pada saat itu juga, pegangan tangan mereka pun terlepas.
"Ups, sorry! Kayaknya aku udah ganggu kalian ya? Aku tunggu di luar dulu ya kalau gitu. Silahkan kalian lanjutkan adegan yang terpotong tadi." Pamitku sambil bercanda sedikit. Kemudian, ku tutup kembali pintu kamar Revi tersebut.
"Eh Kill, tunggu! Lo pikir ini drama sinetron apa? Gue sama Rico gak kayak gitu. Ini gak seperti yang lo pikirin. Hey!" Teriak Revi ketika aku melangkah pergi.
Aku tak menggubris perkataannya. Aku lebih memilih untuk memberi mereka berdua--Rico dan Revi-- waktu untuk pacaran(?). Sambil menunggu Rico keluar dari kamar Revi, aku duduk di salah satu bangku yang disediakan pihak rumah sakit. Bangku yang kumaksud berada di depan kamar Revi.
Tak perlu menunggu waktu yang lama. Tak sampai lima menit, akhirnya Rico keluar dari kamar Revi. Raut mukanya tampak kesal. Mungkinkah Rico nembak Revi barusan, tapi ditolak olehnya?, pikirku.
Oh, jadi begitu. Itulah mengapa Rico memegang tangan Revi tadi. Eh, tapi aku gk boleh berpikiran negatif dulu. Bisa saja itu sesuatu yang lain? Tapi apa ya? Ah sudahlah, ikuti alurnya saja lah, batinku.
Rico yang bermuka masam itu menghampiri diriku. "Oi, Kill! Lo jangan mikir yang macem-macem ya! Kalau enggak, lo bakal tau akibatnya." Ancam Rico sambil menunjuk diriku.
Rico menatapku dengan tatapan penuh arti. Yah, bisa diartikan juga dengan tatapan penuh dendam(?). Tatapannya aneh, menurutku. Entah kenapa aku berpikir bahwa itu adalah tatapan orang yang sedang jatuh cinta. Iya, otakku mulai error nih. Gak usah dipikirin terlalu jauh.
"Buset dah, Rico udah serius tuh. Aku bakalan mampus kalau ketahuan," batinku menangis.
"Lo gak nguping pembicaraan kami kan?" Tuduh Rico sambil menodongkan telunjuknya padaku.
Aku sedikit memundurkan badanku. "Eh, e-enggak kok. Aku ... gak nguping kok. Sedikit pun enggak!" Aku berkata jujur. Namun aku tetap ragu mengucapkan kata itu. Aku gugup setengah mati.
"Oke, kalau gitu! Gue pulang dulu ya. Sampai ketemu di sekolah. Bye!" Pamitnya kemudian melangkah pergi meninggalkan rumah sakit.
Aku menghela nafas panjang. "Huh, selamat!" Tangan kananku memegang dadaku. Terdengar suara detakan jantung yang sangat kencang. Aku ketakukan. "Untung deh, itu Rico udah pergi."
Setelah Rico sudah menghilang dari pandanganku, aku kembali memasuki kamar kamboja 2. "Permisi, gak ada orang lain lagi kan ya?" Ujarku ketika membuka pintu kamar Revi.
"Masuk aja, gak ada orang lain lagi kok!" Jawab Revi
"Hehe.., iya, sorry!" Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan INDIGO
Mystery / ThrillerGenre : Mystery, Teenfic, and Romance Seorang anak SMA bernama Killa Putri Rahmawati pernah kecelakaan. Setelah peristiwa kecelakaan tersebut menimpa dirinya, dia bisa melihat hal-hal yang gaib seperti melihat setan (hantu). Karena kemampuannya itu...